8. Adik Ipar

482 61 1
                                    

Malam telah larut dan putrinya belum juga pulang ke rumah, namun irene tidak tampak khawatir sedikitpun.

"eomma!" ningning masih belum bisa tidur, ia juga tidak bisa menghubungi kakaknya, karena irene menyita ponselnya.

"Uhm?" Irene tidak melepas pandangan dari laptopnya.

"apa eonnie belum pulang?"

Anak itu jelas lebih terlihat khawatir daripada ibunya.

"jangan pedulikan kakakmu, dia akan baik-baik saja… sekarang tidurlah, besok kau harus sekolah!"

"tapi eomma, bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk?"

Irene diam sejenak, lalu meraih ponselnya sendiri.

"jangan khawatir, tidak ada satu panggilan pun dari kantor polisi atau rumah sakit. Itu artinya kakakmu baik-baik saja."

"t-tapi??"

"tidak ada tapi. Sekarang tidurlah!" irene menegaskan.

"ne!" ningning pun keluar dari kamar ibunya. Ia heran kenapa ibunya tidak khawatir sedikitpun.

"apa eomma benar-benar marah kali ini?"

Dengan perasaan tak tenang, ia pun kembali ke kamarnya, membuka sebuah kotak rahasia yang ia  sembunyikan dengan baik, kemudian mengambil cukup banyak uang di dalamnya.

***

****

Keesokan harinya_

Karina bangun dengan cepat, tidak seperti biasanya. Mungkin karena sadar kalau ini adalah rumah orang lain, dan tidak ada ibunya yang cerewet yang akan membangunkannya. Ia mandi lebih dulu dan mencuci rambutnya, barulah setelah itu giliran ryujin.

Saat karina sedang mengeringkan rambut, ryujin keluar dari kamar mandi.

"Yaa! pinjamkan aku seragammu!" ucap karina tanpa melihat ryujin.

"seragam?.... Aahh! igo… aku hanya membawa seperlunya kemari dan sepertinya kemarin  ahjumma membawa mereka semua ke laundry. Hanya tinggal satu set yang akan ku pakai.."

"Mwo? lalu aku bagaimana?"

Ryujin menggaruk kepalanya, sebelum akhirnya menemukan sebuah ide..

"Ahh! pergilah ke kamar sepupu kim, dia punya banyak di lemarinya.


"Maldo andwae. Bintangnya hanya ada satu(penanda tingkatan kelas)."

"siapa peduli? bilang saja nyangkut di mesin cuci atau terlepas."

"ah,benar juga." tanpa pikir panjang, karina pun pergi ke kamar minjeong.

Pintunya sedikit terbuka, jadi karina langsung saja masuk. Namun pemandangan di dalam membuatnya terkejut.

Ini seperti kamar tuan putri.

Terdapat sebuah tempat tidur king size dilengkapi berbagai tombol pada pinggirannya, tv dengan layar besar dan juga sebuah kursi pijat yang harganya tentu tidak murah.

Semua furniture yang ada di dalamnya di design khusus dari mulai meja rias, lemari dan lainnya.

Ketika dirinya melihat ke arah balkon dari jendela yang terbuka, sebuah kursi gantung terpajang di sana, lengkap dengan kursi santai dan sebuah meja kecil untuk menaruh minuman.


Namun itu tidak seberapa… yang membuat karina lebih terkejut adalah ketika ia melihat si pemilik kamar yang telah mengenakan seragam lengkap dengan rambut tertata rapi, sedang berdiri di depan lemari dengan kedua kakinya sendiri.

Wheel (Damn Cousin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang