18. Dia Adikku

423 47 2
                                    

Masih flasback

Jembatan itu semakin bergoyang. Beberapa baut pengunci titian kayu pun ikut terlepas.

"sedikit lagiiiii!!" minjeong terus berjuang menahan rasa sakit, hingga akhirnya giselle berhasil naik.

Huuhhh….

Mereka akhirnya bisa bernafas lega.

"kita berhasil eonnie, kita berhasil."

Giselle menangis melihat wajah polos itu tersenyum padanya…… Apa yang ada dipikirannya? hingga dia, dengan segala keterbatasannya berlari menuju bahaya, hanya untuk menyelamatkannya.

Apa karena di dalam tubuh mereka mengalir darah yang sama?

Mereka berdiri perlahan untuk kembali. Giselle maju lebih dulu dan minjeong mengikutinya dari belakang.

Satu langkah… dua langkah…

Giselle menoleh ke belakang… kenapa anak itu masih berada di sana, pikirnya.

"YAA! WAE GEURAE? PPALI WAAA~~~!!!!"

teriak giselle. Namun rupanya minjeong berhenti melangkah, karena melihat ada yang tidak beres pada papan titian yang dilewati giselle.

Mungkin karena tadi minjeong berlari sekuat tenaga dan membuat beberapa papan bergeser dari tempatnya.

Minjeong ingin memastikan giselle sampai lebih dulu sebelum dirinya ikut menyusul. Dengan begitu, dia bisa meminta bantuan untuk menolongnya,... namun sepertinya mereka tidak punya cukup waktu.


"PABO-YAH!! JEMBATANNYA MAU RUNTUH.. CEPAT KEMARI~~~!!"

Giselle semakin panik.

Minjeong mencoba melangkah. namun baru satu kakinya yang menempel, papan itu mendadak terlepas dan jatuh ke jurang. Minjeong pun mundur.

"Eonniiie!"

"WAE?"

"Papannya!!"

tidak masalah jika hanya satu, tapi kalau dua sekaligus.. Setidaknya jarak antara tempat minjeong berdiri dengan papan terdekat berikutnya lebih dari satu meter.

"Haiiisshh!!"

Giselle sudah dekat dengan tepi, ia bisa saja meninggalkan minjeong sendirian, namun entah kenapa hatinya tidak mengijinkan.

"YAA! RENGGANGKAN KAKIMU, DAN BERPIJAKLAH PADA TALI PENYANGGA!"

"SHIREOYO!"

"WAE~~?"

"AKU TAKUT.."

"TADI KAU BISA BERLARI SAAT MENYELAMATKANKU, KENAPA SEKARANG  MELANGKAH SAJA TIDAK BISAAAA??"

Perasaan marah dan takut bercampur menjadi satu. Anak itu telah menyelamatkan nyawanya, lalu haruskah sekarang ia melihatnya mati di depan matanya?

Bola mata giselle hampir keluar dari tempatnya, saat ia melihat tali pengikat jembatan di sisi bukit sudah terlepas.

Minjeong menoleh kebelakang, lalu kembali melihat giselle.

"Eonnie… Ka!!" minjeong pasrah saat tubuhnya tertarik ke bawah, bersamaan dengan runtuhnya jembatan.

"ANDWAEEE!!!"

Wheel (Damn Cousin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang