Note : Jangan lupa vote dan komen sayang sayang ku sebagai dukungan dan apresiasi Author ya...
Happy Reading
Airin keluar dari kamarnya menghampiri Zovan yang sibuk bermain PS.
" Zovan gua boleh main kan!"
" Kemana?" tanya Zovan tanpa mengangkat kepala.
"Mmm ... itu maen doang bareng celin, mita. "
Zovan menaruh stik Ps seraya memperhatikan penampilan Airin dari atas sampai bawah dengan tatapan tidak suka.
" Maen kemana lo sampe pake baju begitu?"
Airin menatap bajunya sendiri.
memang apa yang salah dari baju yang ia pakai, ini cukup normal untuk outfit pergi ke mall." Emang baju gua kenapa?" tanya Airin bingung bukankah baju Crop top dan celana pendek sudah biasa di kalangan anak muda.
" Yang beneran dikit pake baju, lu kira di rumah pake begituan."
"Ya emang kenapa sih?" tanya Airin mulai jengkel dengan tingkah Zovan
"Ganti atau gak keluar sama sekali!"
"BCT." Airin kembali ke kamar untuk mengganti pakaianya dari pada berdebat panjang dan berakhir tidak di izinkan pergi lebih baik menurut saja.
Airin mengelilingi Mall bersama Celin dan Mita, mereka sibuk dengan kegiatannya hingga tak terasa waktu sudah hampir larut malam dimana satu persatu toko menutup store nya.
"Jam berapa dah, ko udah sepi?" tanya Airin bingung melihat lampu toko satu persatu mati menandakan kalau mall akan segera di tutup.
"Jam 10 lebih anjirrr," kaget Mita melihat jam tangannya menunjukan pukul 10.42 WIB
" serius lo? mati gue"
"duh pasti lo di omelin bokap ya rin?" tanya celin. Pasalnya Celin dan Mita baru pertama kali membawa Airin pergi tanpa Rafly hingga larut malam.
"Buru deh balik aja"
Airin tergesa gesa berjalan di lorong appartemen berharap zovan sedang pergi bersama teman temannya. Airin sedikit menahan napas sebelum membuka kunci apartemen milik suaminya.
"Bismillah." Airin membuka pintu sangat pelan berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun.
Lampu ruang semuanya nyala seperti biasa tidak ada tanda tanda Zovan menunggunya, Airin menghela napas lega mungkin Zovan pergi bersama teman temannya, ia bergegas meuju kamarnya berjalan dengan tidak santai membuat sedikit kegaduhan.
Airin membuka pintu kamar dengan sangat kencang, namun ia dikagetkan dengan seseorang yang sedang bersandar di kepala ranjang dengan ponsel di tangannya.
Airin menggaruk tengkuk yang tak gatal bingung harus bagaimana, akhirnya ia memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu namun sebelum melangkah ke dalam kamar mandi ia memperhatikan Zovan yang sedang menaruh ponselnya di atas nakas menidurkan diri dan bergulung dengan selimut kesayangannya.hati Airin sedikit tersentil namun ia tidak peduli lebih memilih melanjutkan kegiatannya tadi.
selesai membersihkan badan Airin memilih bergabung dengan Zovan.
"Zovan."
Tak ada jawaban, mungkin Zovan sudah tidur namun tak seperti biasa kali ini Zovan tidur membelakangi Airin dengan memeluk guling milik Airin.
______________________________________
Pagi hari Airin tak melihat Zovan di sampingnya, apakah laki-laki itu sudah bangun tumben sekali ada angin apa seorang Zovan bangun pagi tanpa merepotkan. Airin bergegas mandi dan turun ke bawah untuk memeriksa apa yang sedang suaminya lakukan, Airin menatap Zovan yang sedang tiduran di atas sofa seraya menutup wajah dengan sebelah tangan.
"Zovan lo kenapa," tanya Airin mengangkat tangan Zovan dari wajahnya
"Lo sakit?, badan lo agak panas," lagi lagi Airin di abaikan tak ada jawaban apapun bahkan mata zovan tidak terbuka sama sekali, napasnya begitu tenang.
"Zovan lo sakit ya? ngomong dong gua bingung." Airin menggoyangkan pundak suaminya lagi lagi tak ada jawaban dari suaminya.
Airin memutuskan duduk dibagian kaki Zovan dan memindahkan kaki suaminya ke atas paha, Airin sedikit memijit kaki Zovan berharap lelaki itu memberi sedikit respon.
"Zovan lo marah atau sakit? gua bingung sumpah." Airin menatap Zovan seraja memijat kaki sang suami.
" Gua males liat muka lo" jawab zovan dingin, Airin yang mendengar itu menatap Zovan tidak percaya.
" lo marah sama gua? gue minta maaf soal semalem gua lup_____"
"Stop ... urus aja hidup lo sendiri, gua cape," potong Zovan bangkit meninggalkan Airin yang diam dengan seribu bahasa.
Zovan merampas kunci motor di atas meja melempar sebuah kartu ATM pada Airin, lalu ia pergi meninggalkan rumah.
tujuan Zovan sekarang adalah markas Savagos tempat ternyaman pulang setelah orangtua. Zovan membuka pintu markas yang langsung disambut oleh teman temannya.
"Tumben lo bos pagi pagi udah kesini," tanya salah satu anggota Savagos
"Ngurusin bangt idup gua lo," jawab Zovan ketus
"Nah kan kesambet,"
Zovan tak menjawab ia berjalan menidurkan dirinya di atas sofa panjang yang tersedia di markas savagos.
Kepalanya pusing apalagi dengan tingkah Airin yang semakin menjadi, ia pikir menjaga Airin setelah menikah akan lebih mudah, ternyata lebih sulit dari yang biasa ia lakukan. belum lagi setiap Airin melakukan kesalahan ayah mertunya selalu memeregoki gadis itu dan berakhir Zovan yang selalu mendapat ocehan.
Zovan memijat pangkal hidungnya menatap ponsel yang sejak tadi berdering menandakan sebuah panggilan masuk dari sang istri tercinta.
Zovan menghela napas lelah mengangkat telpon dari Airin
"Zovan dimana ... hiks ... hiks ..." tangis Airin pecah melihat Zovan mengangkat telponya, pasanya Airin menghubungi Zovan sejak lelaki itu melangkah keluar dari Apartemen namun baru sekarang zovan mengangkat telpon dari Airin.
"Markas," jawab Zovan ketus
"Tapi lo balik kan nanti."
"Gatau, gimana nanti."
"Zovan gua minta maaf, semalem gua beneran lupa liat jam."
"Terserah deh gua cape, kalo lo gak bisa di kasih tau bebas terserah lo mau gimana, toh lo juga gak akan pernah kena marah nyokap bokap lo, lo gak akan kena gampar bokap gua, lo BEBAS."
Zovan mengakhiri panggilan begitu saja, ia benar benar sangat emosi ingin rasanya ia memberi pelajaran pada gadis itu agar tidak semena mena pada suami. Tapi apa dia bisa? selalu ada rasa tak tega jika sudah memarahi gadisnya.
Zovan sudah bisa menebak kalau sekarang Airin sedang menangis meraung raung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET COUPLE
Teen FictionMenjadi Istri seorang ketua Geng motor? Mairin Lyra Guin-in, gadis berusia 17 tahun yang harus menikah dengan seorang leleaki yang cukup terkenal di lingkungan sekolah nya, laki-laki pintar, tegas, dingin. Terlebih laki-laki itu adalah ketua geng Sa...