Kau bagaikan surga yang tersembunyi di alam mimpi, membuat terlena namun berbahaya untuk ditempati.
Disclaimer © Nettflix, Kim Bada, dan Kim Jin Min.
Tubuh telanjangnya menggigil tatkala dinginnya lantai keras menjadi hamparan untuknya berbaring. Sakit yang dirasakan pada sekujur tubuh bukanlah masalah besar. namun membayangkan kelanjutan hidupnya setelah ini menciptakan ketakutan yang besar. rasa takut yang kian menggerogoti dirinya dari waktu ke waktu.
Jika boleh memilih, Jiwoo lebih rela sang malaikat pencabut nyawa menjemput dirinya. dibanding harus berakhir sebagai salah satu calon dagangan di pasar gelap.
Sial bagi gadis itu karena harus menjadi korban perdagangan manusia, dan terkutuklah pamannya yang gila harta itu. Bisa-bisanya pria itu membuat Jiwoo berada tempat seperti ini. Ia bersumpah, jika Tuhan memberinya kesempatan untuk bisa keluar dari tempat laknat dan mengerikan ini, Jiwoo akan membunuh si bajingan Jisook dengan kedua tangannya sendiri.
Itu adalah sumpahnya!
Jiwoo memaksakan untuk membuka kedua matanya. kedua manik cokelat itu berpendar mengamati ruangan yang kedap udara dan minim pencahayaan. Ada lebih dari sepuluh wanita muda yang berada di ruangan tersebut, dan nasib mereka sama seperti Jiwoo, mereka adalah korban-korban calon perdagangan manusia.
Ia mengamati wajah mereka satu persatu, ekspresi mereka sangat beragam, namun mereka memiliki sorot mata yang sama. Kosong dan penuh rasa takut.
Jiwoo menggigit bibir bawahnya dengan kesal, ia hanya bisa memeluk dirinya sendiri untuk meredakan kekalutan yang ada.
Pintu beton itu terbuka dan memuntahkan beberapa pria dengan wajah yang menjijikkan. Jiwoo menatap ke tujuh pria itu dengan benci sambil terus mencoba menutupi tubuh telanjang nya meski ia tahu semua itu adalah hal yang sia-sia.
"Bagaimana? Mereka masih mulus, kan?" tanya Ki Young dengan bangga.
Dia adalah orang yang telah mengumpulkan para wanita itu sebelum diserahkan ke pihak penyelenggara pasar gelap untuk dijajalkan.
"Aku sengaja tidak langsung mengirim mereka ke sana. ku dengar bosmu sedang membutuhkan banyak pelacur untuk rumah bordilnya." Pria itu tertawa pelan, dan hal itu mengundang seringaian tipis dari seseorang.
Mereka berjalan beriringan menghampiri para wanita itu. sontak reaksi dari para wanita itu langsung beringsut ke pojokan karena takut.
"Mereka dari mana saja?" Tanya Gangjae, salah satu orang kepercayaan milik Dongcheon. Lelaki dengan tatto yang menghiasi hampir seluruh permukaan lehernya itu mendekati para wanita tersebut dan menyentuh kulit mereka.
"Kebanyakan dari Shanghai, namun ada juga dari Kyoto dan Seoul."
"Nah, jalang satu ini berasal dari Seoul!" Kiyoung berucap sambil menepuk pipi Jiwoo, dengan kasar gadis itu segera menepisnya.
Gangjae tersenyum sinis melihatnya, "Galak sekali!" Ujarnya menggoda Jiwoo.
Gadis itu menatap nya tajam dan hal itu membuat Gangjae merasa tertarik.
"Kurasa aku mau lima dari mereka, dan dia salah satunya." kata Gangjae sambil menunjuk Jiwoo.
Lelaki itu berbalik, ia mendengkus pelan, "Kuharap Pak Tua itu senang dengan barang baru yang ku bawa ini." ujarnya pada diri sendiri.
Setelah itu suasana di ruangan tersebut hanya diisi oleh teriakan para wanita malang, mereka memberontak dan menolak untuk dibawa.
Namun apalah daya. mereka hanya wanita-wanita lemah tanpa perlindungan. tenaga mereka tidak akan mampu mengimbangi kekuatan para pria yang memang sudah ahli di bidangnya.
Mereka kaum lemah hanya bisa bungkam dan tunduk, jika tidak kematian adalah akhir yang didapat.
**
Para pelakon di dunia gelap memang penuh dengan kesenangan. mereka akan berpesta dan menghabiskan malam dengan para pelacur yang memang sengaja disiapkan untuk mereka.
Musik keras yang memekakkan telinga serta aroma minuman beralkohol yang pekat dan menyengat sudah sangat akrab dengan mereka. Bahkan pertunjukan penari yang bertelanjang pun ikut mereka nikmati dengan sesuka hati. Atau beberapa adengan mesum yang kerap mereka saksikan seolah-olah sebagai bentuk hiburan semata. Tidak heran jika orang-orang begitu betah dengan segala kemeriahan yang ada.
Gangjae membawa para wanita malang itu ke lantai atas di mana itu merupakan tempat untuk para wanita cantik nan seksi bekerja sebagai pelacur. Kali ini mereka tidak lagi telanjang, sehingga tubuh mereka tidak harus jadi tontonan gratis anak buah milik lelaki itu.
"Di mana Bos?" tanya Gangjae pada salah satu penjaga pintu di sana. Mereka memberitahu tanpa ragu, Lalu Gangjae pun segera memasuki ruangan di mana Tuannya berada.
Namun sebelum memasuki ruangan tersebut, lelaki itu memberi wejangan gratis pada wanita-wanita yang ia bawa agar bersikap sopan pada Tuannya. Karena Tuannya tidak suka dengan seseorang yang memiliki perangai buruk.
Saat memasuki ruangan milik sang pengendali kerajaan bisnis di mana Gangjae ikut bergabung, terdapat dua orang di dalamnya. Salah satunya adalah seorang pria paruh baya yang duduk di kursi hitam yang mengkilap. Duduk dengan gaya pongahnya yang begitu elegan untuk dipandang mata.
Dia adalah Choi Mujin, pria yang berperan sebagai pemilik diskotik dan rumah bordil dengan nama 'Liber'.
"Aku membawa barang baru, Bos." lapor Gangjae.
Mujin mengangguk tipis dan kemudian menyuruh Taeju untuk membawa para wanita itu ke hadapannya.
Gangjae berdiri dengan perasaan harap-harap cemas, ia takut jika wanita-wanita yang ia pilih tidak sesuai dengan kriteria yang Mujin inginkan.
Taeju mendorong mereka dan menekan bahu mereka agar berlutut di hadapan Choi Mujin. Para wanita itu langsung menundukkan wajahnya karena takut, namun tidak dengan Jiwoo yang dengan berani menatap wajah Mujin tanpa rasa takut. Gangjae berdecak pelan melihat tingkah Jiwoo, ia pun memukul kepala Jiwoo dan membuat gadis itu menunduk.
"Ck, dasar sialan!" umpat lelaki itu.
Mujin berdiri dari kursi nyamannya, ia berjalan dan mulai mendekati ke lima wanita itu. Obsidian hitamnya meneliti tiap detail pada tubuh mereka. semuanya berwajah cantik dengan kecantikan khas orang Asia Timur. Kali ini dirinya cukup puas dengan kinerja Gangjae.
"Kerja bagus!" tukas Mujin sambil menyesap wine miliknya. Ia menyeringai menatap Gangjae yang telah tersenyum puas.
"Bawa mereka ke ruang persiapan!" Titahnya mutlak.
Gangjae dan Taeju mengangguk secara bersamaan dan mereka pun kembali menyeret para wanita malang tersebut.
Namun satu dari mereka justru dengan berani mencengkram kaki Mujin, dan wanita itu adalah Jiwoo. Mujin berhenti dan menunduk menatap wajah manis Jiwoo yang kini menatapnya dengan tajam.
"Lepaskan aku!" titah Jiwoo terkesan dingin.
Gangjae kembali mendengkus kasar, ia memukul Jiwoo dan menarik wanita itu.
"Diam sialan!" tampar Gangjae membuat Jiwoo meringis. Lelaki itu kembali menarik tangan Jiwoo, namun sebelum mereka hilang ditelan pintu, Jiwoo masih sempat memberi tatapan tajam pada Mujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shangri-La (Mujin - Jiwoo)
FanfictionChoi Mujin - Yoon Jiwoo Fanfiction "Bagiku, kau adalah surga yang tersembunyi di dalam mimpi. Membuat terlena namun berbahaya untuk ditempati." Summary : Yoon Jiwoo adalah pewaris tahta Yoon's Group yang mendapat kebencian dari pamannya sendiri. Ia...