Dan sampailah kalian di bab utama pada cerita ini,
Dan Ini mungkin akan menjadi cerita tak berujung, karena dia adalah objek intuisi yang akan kutulis tanpa henti.
Dan tiap part berunsur namanya akan menjadi part terbaik dalam cerita ku.Biar ku perkenalkan terlebih dahulu dan kuceritakan sedikit mengenai nya serta awal mula bertemu dengan nya.
Namanya elma dia adalah teman dekatku semenjak aku mengikuti organisasi disekolah yaitu OSIS.
Aku tidak pernah melihatnya dulu, karena tidak terlalu menghiraukan wajah wajah perempuan waktu itu.
Dan katanya dia melihat ku untuk pertama kalinya, saat pembagian baju tengah berjalan menuju aula sekolah. Dan mempunyai ketertarikan, namun sayang tidak berani untuk berkenalan, karena dulu dia seorang yang pemalu.Dan semenjak menjadi OSIS bisa dikatakan kita cukup dekat namun tak terikat, dia selalu memanggilku untuk menemaninya berjaga waktu itu, aku pun tak merasa keberatan karena aku cuma disuruh untuk diam dan menatap orang yang melanggar untuk menurunkan nyali dan dia bagian menegurnya. Dan semenjak hari itu aku dan dia menjadi bagian keamanan, dan kami selalu berdua untuk menertibkan para siswa kala itu.
Kita berteman namun pada awalnya tidak mengetahui salah satu mempunyai perasaan. Dan ia memiliki perasaan saat ia tengah memarahi ku namun aku hanya menatap wajahnya tanpa berkedip sekalipun. Disana dia memukul lenganku karena salah tingkah, padahal aku hanya ingin mencoba teknik yang aku lihat untuk mendiamkan seseorang dengan menatap matanya.
Aku tidak banyak mengingat kisah nya. semua alur yang terdapat disini, dari prefektif yang pernah ia alami.
Aku hanya mengingat satu kejadian saat berjaga berdua di sebuah warung tempat pelarian siswa yang tidak ingin sholat.
Waktu itu dia tengah bercanda dengan ku, dan sempat iya mengatakan ingin memeluk. Namun aku menolaknya, dan ia mengatakan hanya bercanda.
Dan setelah aku coba menanyainya tentang kejadian tersebut, memang benar waktu itu dia tengah berada dalam kondisi rendahnya. Tidak seorangpun dapat mengerti dirinya. Dan kebetulan hanya akulah yang menjadi tempat dimana ceritanya dapat diterima dan ditanggapi dengan baik dengan solusi yang selalu kuberi.
Ia mengakui ingin mencoba peruntungan. jika aku mau waktu itu dia akan merasa sangat senang, dan jika aku menolak ia akan berlindung dengan alibi bercanda karena kita merupakan teman dekat.Sebenarnya ceritanya agak rumit dan panjang sampai dititik kita kembali saling berkomunikasi. Karena kita pernah asing entah di sebabkan oleh apa, aku lupa.
Dan kita mulai dekat lagi sejak beberapa bulan terakhir. Dan kita memutuskan untuk bertemu lagi di pantai matahari terbit. Dan banyak bercerita disana tentang hubungan kita berdua. sederhananya kisah kehilangan kita tak jauh berbeda. dengan kehilangan tokoh utama dalam cerita, semesta bisa mempersatukan kita di jalur yang sama.Dan kita pun menjalin hubungan dan benar saja tak sulit memulai hubungan dengan seseorang yang awalnya adalah seorang teman dekat. Dan kesalahan nya disini kita tidak ingat tanggal dimana kita jadian, karena kita asal jalan. Karena menurut kita itu satu hal yang tak penting dan kita hanya berfokus untuk memaklumi dibeberapa kondisi. karena kita berdua mengerti, kita berasal dari sistem komitmen hubungan yang berbeda kemarin.
Mungkin cukup untuk bab ini, karena bab ini hanya berfokus pada alur cerita. Dimana awal kita bertemu lalu kemudian terasingkan dan kembali disatukan. Bab selanjutnya akan aku lanjutkan dengan rangkaian kata-kata yang biasa kubuat untuk nya. Dan singkatnya aku telah lama terikat dalam gelap hingga aku lupa bagaimana caranya membuat diriku bebas dalam terang. Dan aku hanya ingin mengatakan, terimakasih telah datang. Dan sebagai gantinya nanti akan kuberitahu tentang tempat di ujung kegelapan ini, dimana kita bisa bebas bahkan tanpa warna di dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Era Naeth.
Poetrysedikit ingin kuceritakan tentang wanita yang tercantum dalam komposisi paling manis, dibalik harumnya repetisi yang telah tertulis.