Saat ini, kami sedang berada di cafeshop. Orang itu menggiringku ke sana dengan alasan ingin mengobrol dengan ku sebentar.
"Jadi, ada perihal apa anda membawa saya kemari?" Tanya ku langsung tanpa mau berbasa-basi lagi.
"Pertama maafkan aku telah menabrak mu." Ucapnya. Dan aku hanya mengangguk saja.
"Dan ku pikir kau sedang membutuhkan pekerjaan?" Kata yang keluar dari mulut orang itu berhasil mengambil alih seluruh perhatian ku.
"Iya, saya sedang mencari pekerjaan." Ucapku lantang. Apakah terlalu bersemangat?
"Khehe, untuk orang seperti mu, yang citranya sekarang sedang memburuk, akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan." Gumam orang itu membuatku terkejut.
"B-bagaimana anda bisa tahu jika saya sedang mengalami masalah?" Secara tidak sopan, aku memajukan wajah ku dan menatapnya tanpa berkedip seperti itu.
"Haha, bukan masalah besar bagiku untuk menemukan kesalahan orang." Jawaban pria itu sungguh membuatku tidak puas. Apakah citra ku sudah seburuk itu? Kenapa dia bisa tahu tentang rumor korupsi itu?
"Tenang, Llova. Aku ada pekerjaan untuk mu." Ucap pria itu dengan senyum di wajahnya. Aku yang terkesiap langsung mengalihkan seluruh perhatian ku untuk pria di depan ku itu.
"A-anda serius? Mau mempekerjakan orang dengan citra buruk seperti saya?" Tanya ku memastikan. Dan pria itu hanya mengangguk saja.
"Aku Rindou Haitani. Wakil direktur perusahaan RH group." Orang itu memperkenalkan dirinya sebagai wakil direktur?! Mimpi apa aku semalam?
"A-ah begitu. Lalu apa anda bersungguh-sungguh akan mempekerjakan saya?" Tanya ku memastikan sekali lagi. Mana ada wakil direktur seperti dia merekrut langsung orang seperti ku.
"Bukan dalam perusahaan. Aku ingin mempekerjakan mu untuk urusan pribadi aku dan kakak ku. Kau sanggup?" Jelas Rindou. Yah pekerjaan apalah itu, aku sangat membutuhkannya sekarang juga.
"Saya akan menyanggupi pekerjaan apa pun yang anda butuhkan, tuan Rindou." Ucapku lantang membuat tuan Rindou tersenyum.
Tak lama setelah itu, dia mengeluarkan kertas kontrak kerja. Aku langsung menandatangani nya. Aku tidak membacanya dahulu karena aku pikir membacanya nanti saja jika sudah ditanda tangani.
"Nice Llova. Kau bisa datang besok pada kami. Aku akan mengirimkan alamatnya lewat email nanti."