DELAPAN BELAS : Hujan Selalu Menang

558 109 0
                                    

Ada enggak ya manusia yangenggak suka mangga muda? —Andira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada enggak ya manusia yang
enggak suka mangga muda?
—Andira

⋇⋆✦⋆⋇ 

Lantunan merdu Bapak Ustad Yunus berkumandang menembus suara reruntuhan air dari langit, aspirasinya juara menguasai udara hingga cukup membuat kami bertiga terdiam menikmatinya. Benar. Sudah magrib ternyata. Namun hujan masih betah menciumi tanah, dan hal itu membuatku bertanya sama Mama apa harus pulang atau tidak lepas sholat nanti.

Nyatanya jawaban beliau adalah, tunggu hujan reda, temani aja Anandara yang sakit. Tanpa tahu kalau sebenarnya Anan sudah membaik, bahkan Mama Jo juga mengatakan hal serupa. Tidak kami sangka kalau persahabatan antar orang tua membuat tingkat kepercayaan mereka untuk membiarkan kami bersama begitu besar juga.

"Gue mau mandi," ujar Jo, dan ini cukup membuatku kaget karena sedang dingin begini dia justru mau mandi. "Gue tadi kehujanan sedikit, kalo enggak mandi bisa aja sakit. Anandra gue pinjem baju," jelasnya sambil bergerak membuka lemari Anan.

Jo benar-benar mandi dong! Ia meninggalkan kami berdua dengan keadaan ruang yang dinginnya minta diusir, saat kuteliti ada bagian jendela yang terbuka. "Lu harus tetap minum obat malam ini," ujarku.

"Gue udah sembuh," ujar Anan, ia sibuk melihat-lihat isi lemari yang tampak beralih posisinya karena Jo tidak hati-hati. Ada beberapa baju kaos yang diletakkan ke lantai, lalu ia merapikan kembali benda-benda di sana dengan benar. "Entar ganti baju lu," katanya.

Melihat bagaimana bersih dan rapinya Anan, kupikir memang harus mandi kalau sedang bersamanya. Dia ini kena debu sedikit saja langsung bersin, tidak heran kalau lingkungan tempatnya berada harus diperhatikan baik-baik. Kupikir pula ia sakit bukan karena kena hujan saja, sebab aku yakin setelah kehujanan semalam ia pasti akan langsung mandi. Nyatanya bersih saja tidak cukup untuk imun tubuh yang rendah.

"Gue mau mandi juga," ujarku.

Anan tampak menyipitkan mata. "Kenapa lu jadi mau mandi?" tanyanya.

"Ya, pengen aja."

"Lu enggak perlu mandi."

"Tapi gue mau mandi."

"Dingin."

"Dingin doang."

"Gue enggak tanggung jawab kalo lu menggigil ya, Andira!"

Huh, menggigil apanya? Akan kubuktikan kalau hal itu tidak akan terjadi, jadi setelah Jo selesai mandi, aku segera menyusul dan mencoba untuk membersihkan diri juga. Namun, tidak kusangka kalau ternyata air di kamar mandi rumah Anan sangat dingin, aku jadi berpikir kembali apa harus mandi atau tidak. Lagian kenapa frekuensi suhu jadi semakin rendah kalau cuaca sedang hujan begini?

Tapi tadi bilang sama Anan bakal mandi, kalo bohong kayaknya Anan bakal tau. Itu yang kupikirkan hingga berakhir mengguyur badan senekat-nekatnya, tolong, kalau dapat kutukan pasti aku akan berubah jadi manusia es. Padahal sudah diurut dari menyabuni diri baru membasahinya, tapi ternyata ekspetasi tetaplah ekspetasi.

MAMPU✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang