DUA PULUH TUJUH : Sayang

502 104 0
                                    

Jangan cowok, cowok mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan cowok, cowok mulu.
Enggak usah gitu-gitu amat deh,
kecuali kalo cowoknya Anandra.
-Andira

⋇⋆✦⋆⋇

Ternyata, hanya demi menunggu kedatangan seblak, aku dan Kak Novan seperti pimpinan Korea Selatan dan Korea Utara yang sedang melakukan diskusi perdamaian. Kami sama-sama menunggu di ruang tamu, di mana aku sibuk melanjutkan tontonan drama korea, dan Kak Novan sibuk push rank di permainan sengit daringnya.

Beberapa kali guntur mengagetkan kami, sebenarnya tidak separah itu kalau untuk seumuran orang dewasa. Andira di mata Jo yang dikira
nongkrong atas genteng.

"Kan bisa dipanaskan, tadi Adek minta kuahnya dipisah," sahutku.

"Pasti beda sih." Lagi-lagi Kak Novan hanya bimbang terkait seblak saja, tidak tahu kalau aku sangat memikirkan dua sahabatku yang belum juga sampai ke rumah sampai detik ini. Mungkin aku juga setuju dengan ucapan Kak Novan kalau ada sensasi yang berbeda dengan makanan titipan kami, hanya lima puluh persen. Sisanya tentu perasaan tak tenang karena harus menjawab pertanyaan Anan terkait permintaannya.

Aku kembali mengalihkan isi layar ponsel ke tampilan diskusi daring, namanya tertulis sebagai Anandra Gue sejak sepuluh menit lalu. Dan aku merasa bodoh karena tak tahu balasan pesanku sudah dijawab oleh sang empunya sejak tadi. Sambil membenarkan posisi duduk jadi bersila di atas sofa, aku bersandar dan mulai mengobrak-abrik isi percakapan kami.

Anandra Gue
|◌ Dibuka
| Jo ngantri

Andira
Haha, nyerobot.|

Anandra Gue
|◌ Dibuka
|Jo bayar

Andira
Aseekkk!|

Anandra Gue
|◌ Dibuka
| Jo bawa kresek seblak

Andira
Otw pulang, kan?|

Anandra Gue
| Iya, sayang.

Dia mengirimiku pesan seperti penguntit yang mengidolakan Jondara. Sayang sekali kiriman fotonya hanya sekali lihat, dan aku tidak bisa mengabadikan itu ke dalam galeri. Meski ingin, sangat ingin dipamerkan pada hari ulang tahun Jo sebagai aibnya. Juga bertepatan jawaban Anan yang terakhir, aku mengalihkan salah tingkah ke tontonanku. Hal itu yang membuat pesan selanjutnya terlewatkan karena kupikir dia hanya mengirimku pesan Iya, sayang saja.

Sekali lagi : Iya, sayang.

SAYANG!

Anandra Gue
|◌ Dibuka
| Kehujanan, mampir dulu kami.

Mungkin ini alasan kenapa dua-duanya jadi lama, pesan terakhirnya menunjukkan gambar mereka berdua yang berhenti di salah satu warung dengan rambut basah. Pasti tadi lupa bawa jas hujan.

MAMPU✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang