2O. resort

982 152 19
                                    

second lead; ft. yoshiho

"karina?"

seunghun yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan hendak pulang, menatap tak percaya pada sosok gadis yang kini terduduk pada bangku panjang koridor, tak jauh dari ruangannya.

pasalnya, sudah lama karina tak pernah berkunjung lagi sejak dua tahun terakhir. jadi, seunghun pun mengira gadis itu sudah baik-baik sajaㅡdalam artian, tidak membutuhkan sesi konseling lagi.

"bagaimana keadaanmu?" tanya psikiater muda itu setelah membuka kembali pintu ruangannya yang sebelumnya telah ia kunci dan mempersilakan karina masuk lalu menghidangkan segelas teh hangat untuknya.

"hm, entahlah? aku merasa hampa." karina hanya memandang ke sembarang arah dengan tatapan kosong.

"kenapa? apa mimpi buruk tentang kejadian itu kembali membayangimu?"

karina menggeleng, menyesap tehnya pelan.

"aku baru saja membatalkan pernikahanku," ucapnya santai, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu.

ucapan karina serta-merta membuat kedua netra seunghun membesar.

"ada masalah antara kau dan yoshinori?" tanya pemuda kim itu, karena ia tahu betul bagaimana keduanya menjadi dekat sampai akhirnya menjalin hubungan.

walaupun tak bisa dipungkiri, seunghun sudah merasakan sesuatu yang berbeda dari kilatan netra yoshi ketika pemuda itu membawa adik karinaㅡyang ia ingat bernama mashihoㅡtempo hari.

"tidak juga. aku hanya merasa kita tidak ditakdirkan untuk bersama," jawab karina, lantas tertawa hambar setelahnya. "lucu sekali, ya? aku tidak pernah mengira akan membicarakan sesuatu tentang takdir."

seunghun hanya tersenyum sembari menggeleng, seakan menyampaikan secara tersirat bahwa perkataan karina barusan bukanlah sesuatu hal yang patut ditertawakan.

"kalau kau mau bercerita, aku akan mendengarkan," ucapnya lembut. kalimat penenang yang sering ia ucapkan pada gadis itu dahulu.

karina hanya tersenyum getir. "aku hanya takut ... kalau aku akan sendirian lagi."

"tidak akan. kau boleh menghubungiku kapan pun kau ingin bercerita atau sekadar mengobrol hal random sekalipun."

"terima kasih atas tawarannya." karina beranjak dari tempat duduknya setelah ia merasa lebih tenang.

"ㅡtapi, kurasa aku tidak ingin terlihat seperti orang depresi yang harus kembali berurusan dengan psikiater."

"siapa bilang aku sedang berbicara sebagai seorang dokter?"

perkataan seunghun barusan menghentikan langkah karina yang sudah hampir mencapai ambang pintu. gadis itu kembali membalikkan tubuhnya, menunggu kelanjutan kalimat yang akan keluar dari mulut psikiater muda itu.


"... bagaimana kalau aku berbicara sebagai seorang teman?"




























waktu sudah hampir menunjukkan pukul sembilan malam. usai menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam, kedua pemuda berbeda usia itu akhirnya sampai juga di resort terkenal yang menjadi tempat tujuan mereka.

yoshi segera memarkirkan mobilnya dan tersenyum setelah melihat pemuda imut yang tengah terlelap di sampingnya.

"mashi, bangunlah. kita sudah sampai."

second lead; yoshiho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang