⏳GS-01⏳

4.3K 500 105
                                    

Halo, mari vote diawal atau diakhir chapter.


><

Penemuan mayat yang mengambang di sungai menggegerkan warga sekitar, korban yang diyakini seorang wanita 38 tahun ditemukan mengambang dengan kaki yang hilang, menurut perkiraan, kaki korban dimakan buaya yang ada disungai tersebut.

"Makin ngeri aja kota ini."

"Ya, ngeri banget, eh Vacya sayang, makan lagi nak, sedikit banget itu sarapan kamu."

Gadis 17 tahun yang dipanggil Vacya hanya menggeleng pelan, dia memberikan senyum tipisnya.

"Enggak bunda, Vacya lagi diet."

"Loh? Ngapain diet anaknya bunda, badan kamu udah cantik loh sayang."

"Kemarin Barja ngejek Vacya, katanya Vacya gendut."

"Abaikan aja, Barja kan mulutnya emang lemes kek perempuan." celetuk adik cowok Vacya.

Vacya Anelia, gadis berambut sepunggung yang dianugrahi wajah cantik yang teduh, sorot mata tajam dengan bibir tipis yang indah.

Ada tahi lalat dipelipis kiri Vacya.

Tinggi Vacya itu 165, berat badannya 57 Kg.

Vacya punya 1 adik, 1 ayah dan 1 bunda.

"Iya, buruan sarapannya Jio, kamu udah ditungguin pacar kamu." cetus Vacya.

Jio umurnya 16 tahun, punya pacar yang umurnya sama kaya Vacya, pacarnya Jio itu cewek nakal yang kepincut sama mulut pedas Jio.

Eh, ujungnya malah pacaran.

"Kakak sendiri pergi sama siapa?"

"Sama Barja."

"Loh? Ngapain sama tuh cowok mulut kulit pisang, mending sama Bang Darja!"

"Darja gak sekolah, dia sakit."

"Oh ya? Yaudalah."

Yah begitulah perbincangan pagi dikeluarga Anelia, Vacya Anelia, Jio Anelia, Galuh Anelia dan Larei Anelia.

Setelah selesai sarapan, berpamitan dengan Galuh dan Larei, Vacya segera berjalan menuju rumah disebelahnya, rumah sahabat kecilnya.

"Barja, tumben udah selesai." celetuk Vacya saat melihat cowok berambut seleher yang sedang menghisap nikotin ditangannya.

Wajah Barja memang tampan, tapi begitu rambutnya dibiarkan panjang sampai leher, wajahnya malah terlihat manis.

"Gak usah tanya, buruan deh." Barja membuang rokoknya lalu diinjak baranya agar mati, setelahnya dia memberikan helm pada gadis itu.

Tinggi Barja itu 176 Cm, rambut seleher berwarna hitam legam, dengan 3 tindik ditelinga kirinya.

"Pacar lo gak marah Ja?" tanya Vacya pelan.

Barja menggeleng. "Dia gak berhak buat marah." gumam Barja sebelum menjalankan motornya.

Mereka berdua meninggalkan komplek rumah dengan cepat.

Warna langit dipagi ini sangat mendung, sepertinya akan ada badai nanti sore atau malam.

...

Di sekolah, kelas Vacya dan Barja berbeda, Vacya 11 IPa 1 sementara Barja 11 IPS 2.

Orang-orang juga tau jika Vacya dan Barja adalah sahabat, dengan Vacya yang menyukai Barja tapi Barja sudah menolak perasaan Vacya.

Maka dari itu, Vacya berusaha mengenyahkan perasaannya, tapi Barja meminta Vacya agar tidak menjauhinya.

Dan yah, Vacya menuruti permintaannya.

"Vacya, ada gosip baru nih." Vacya menoleh kearah Klairin, gadis dengan 8 pacar itu tampak semangat sekali.

"Gosip apa?" sahut Zalea.

"Masih pagi malah ngegosip kalian." celetuk Erinka.

"Haha, iya gak papa dong, ayo mana gosipnya."

Klairin mengangguk. "Kalian tau? Pak Aldo selingkuh sama anak tirinya sendiri, terus istri Pak Aldo malah selingkuh sama anaknya Pak Aldo."

"Hah? Gimana-gimana? Gak mudeng gue."

"Ish! Pak Aldo selingkuh sama anak perempuan dari istri barunya, terus istri barunya selingkuh sama anak laki-lakinya Pak Aldo."

Erinka terdiam, Zalea tampak terkejut sementara Vacya terkekeh pelan.

"Aneh-aneh aja ya kota kita ini, semua nya tampak dinormalkan, tinggal nunggu dikutuk aja nih." celetuk Vacya santai.

"Hush! Mulutmu Cya, jangan gitu dong, serem!"

"Ya mana tau beneran kota kita bakal kena kutuk karena tingkah warga nya yang melenceng."

"Iya sih..tapi tetap aja serem."

"Yayaya."

Dikutuk yah? Itu mana mungkin terjadi, kutukan apa yang bakal turun ke kota mereka rupanya, mana ada kutukan.

Itu semua hanya dongeng semata, Kutukan itu tidak pernah ada dan tak akan pernah ada.

Yah, itu yang Vacya pikir, dia tak tau jika ucapannya kala itu menjadi penanda bahwa kutukan akan terjadi pada mereka semua.

⏳Bersambung⏳


Gender Swap [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang