⏳GS-Selesai⏳

3.4K 450 44
                                    

Yeayyy cerita satu malam akhirnya kelar muahahahahhahaha.

Besok cerita Jendra dan Amoura bakal aku up yaa, dan lagi besok Hanara dkk bakal end muahahahhaa.

Makasih yang udah ngikutin kisah Vacya dan Barja🏃

><

"Vacya, Barja mau mandi hujan."

Mereka menikah, ya sudah pasti itu terjadi karena Barja memang dinyatakan hamil, kehamilan Barja sudah masuk bulan ke 5.

Tubuh lelaki itu mulai terlihat menggemuk, pantatnya montok ditambah pipinya yang chubby.

Sekolah Barja harus ditunda karena kehamilannya sementara Vacya tetap sekolah, untuk uang dan semacamnya, Barja memiliki usaha kecil-kecil an.

Itu cukup untuk biaya hidup mereka selama 5 bulan ini, mereka tinggal di rumah yang menjadi hadiah pernikahan mereka.

Barja setiap harinya di rumah, mengurus usahanya dari rumah dan selalu mengerjakan pekerjaan rumah.

Pekerjaan rumah ringan, seperti menyapu, memasak saja.

Karena dia lagi hamil, jadi gabisa kalau terlalu kecapean.

Kemanjaan Barja meningkat sampai menembus langit, Vacya harus senantiasa sabar dibuatnya.

"Kamu kan benci hujan sayang, tumben mau mandi hujan?" Vacya mengelus rambut Barja lembut, tatapan mata nya yang hangat membuat Barja terlena.

Cowok itu menunduk guna mengecup bibir Vacya pelan, lalu dia mengelus perut nya yang buncit gembul itu.

"Dedek bayi mau mandi hujan mommy..boleh ya?" melas Barja dengan sangat.

Vacya gemas sekali, dicubitnya pipi chubby Barja kemudian menciumnya berulang kali.

"Baiklah, hanya 15 menit saja."

"Yeay! Makasih mommy."

Cup.

Barja mengecup pipi Vacya sebelum berjalan keluar rumah, siang ini hujan lumayan deras.

Barja mengenakan kaus oversize dan celana selutut, dia bermain hujan dengan senangnya, sesekali dia akan melompat digenangan air hujan.

"Sayang! Jangan lompat-lompat!" tegur Vacya.

Barja mengangguk dengan senyuman manisnya, dia berlari pelan dihalaman rumah, sesekali duduk direrumputan lalu melompat pelan.

Vacya sibuk menyiapkan handuk dan susu hangat untuk suaminya, kasihan kalau nanti kedinginan kan.

"Dia manis sekali, tapi..apa dia bisa melahirkan normal nantinya? Aku takut dia gak sanggup." Vacya dihantui rasa takut akan kelahiran nanti.

Dia takut Barja gak akan bisa menahan rasa sakit saat melahirkan, lebih baik cesar saja kan? Agar sekalian rahimnya diangkat.

"CYA! BARJA UDAH SIAP!"

Vacya tersentak, kembali ke kenyataan, dia tersenyum lembut kemudian melebarkan handuk hangat itu.

Barja berlari pelan, masuk kedalam handuk hangat itu.

Gender Swap [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang