⏳GS-08⏳

2.7K 421 43
                                    

Disinilah Barja berakhir, di ruang osis bersama Atya dan Hali.

Mereka bertiga tetap menjadi perempuan dan kini mereka akan mencari jalan keluarnya.

"Kenapa lo juga jadi cewek?" Atya menunduk mendengar pertanyaan dari Barja, air matanya mengalir pelan dikedua pipi chubbynya.

"Hiks..Erin putusin gue..tadi pagi pas kami bangun, dia keliatan marah karena semalam gue kasih dia obat perangsang dan berakhir dia jebolin gue..hiks..terus dia mutusin gue karena kecewa.."

Barja jadi takut, dia dan Vacya tak ada ikatan, hanya sahabat.

Apalagi Barja memaksa Vacya untuk melakukan hal itu, mana mungkin Vacya mau bertanggung jawab apabila Barja hamil.

"Gue takut hamil..ntar kalau gue selamanya jadi cewek gimana? Gue gak mau.." Barja kacau, dia gatau harus kaya gimana dan berharap besok dia kembali menjadi cowok lagi.

Hali sendiri tampak murung, mereka melakukannya tanpa paksaan, tapi Zalea tetap menjauhi Hali begitu melihat tubuh Hali tetap perempuan.

Zalea enggan berdekatan dengan Hali, Lea mengabaikan Hali saat dia bicara, dan itu membuat Hali muram sepanjang hari.

Keadaan mereka ber 3 sama, tapi yang paling parah itu Atya, mereka sampai putus.

Erinka pasti shock, anak itu begitu polos dengan otak yang lurus, dipaksa berhubungan badan pasti membuatnya marah besar.

Dilain tempat, Vacya, Erinka dan Zalea sedang duduk bertiga di kantin, mereka mendapati masalah yang sama.

"Jadi lo putus sama Atya?" Erin mengangguk, wajahnya sendu, tapi dia kecewa sama Atya.

Kenapa harus dipaksa? Erinka gak suka dipaksa apalagi ini dalam hal terlarang.

"Gue merasa berdosa..tapi gue kecewa sama Ati.."

"Iya gue tau, gue juga kecewa sama Barja."

"Terus kita harus gimana kalau mereka gak bakal balik jadi cowok lagi?"

Zalea mengelus tengkuknya pelan "Gue..bakal ninggalin Hali, gue gak mau berakhir sama perempuan walau dia itu Hali sekalipun." bisik Zalea.

Mereka juga akan melakukan hal yang sama "Ya, gue juga bakal jauhin Barja kalau dia selamanya jadi cewek, gue gak mau berakhir sama yang sejenis." lirih Vacya.

Erinka tak bersuara, dia mengusap kasar rambutnya.

Apa yang harus dia lakukan!

....

Seminggu berlalu sejak malam panas mereka, keadaan masih sama, Barja, Atya dan Hali tetap tak kembali ke bentuk cowok mereka.

Dan lagi hubungan mereka bersama Vacya, Erin dan Lea merenggang total.

Ketiga gadis itu tak mau menemui mereka, tak mau menatap mereka apalagi berkontak fisik dengan mereka.

Tok tok.

"Ja, lo gak sekolah?"

Barja meringkuk dikasurnya, meremat kuat perut yang dibalut kaus oversize.

"Enggak! Gue gak enak badan..hiks..gue mau Cya datang.."

"Cya lagi gak di rumah."

"Cya kemana!?"

"Mana gue tau!"

Barja kembali menangis kuat, seminggu sudah dia tak melihat Vacya, tak mendengar dan tak menyentuh gadis itu.

Barja mengurung diri, dia tak mau sekolah, apalagi keadaannya memburuk setiap hari.

Mual, pusing dan rasa ingin memeluk Vacya sangat kuat.

Barja sampai menggigit spreinya saat rasa ingin disentuh Vacya sangat kuat, Barja frustrasi sendiri.

Hujan diluar sangat deras, Barja bisa mendengar petir bersahutan.

"Hiks..Cya bilang bakal peluk Barja setiap hujan..hiks..CYA PENIPU! CYA GAK PERNAH LAGI MELUK BARJA! CYA NGEHINDARIN BARJA! CYA JAHAT! Hiks..BARJA KANGEN SAMA CYAA! Hiks Barja takut gabisa balik normal lagi.."

Barja kembali menangis kuat di kamarnya, meringkuk meratapi nasibnya.

"Hiks..umh..HUEEEEEK!" Barja memuntahkan cairan bening dikasurnya.

Sakit, perutnya sakit..dia mau mangga muda hiks.

Tubuh Barja bergetar menahan tangis dan mual yang menerjangnya.

"Cyaaaaaa! Hiks..mau Cyaaaa! BAWA CYA KESINI! ARGHH MAU CYA GUE BALIK! VACYAAAA!"

Jeritan pilu Barja terdengar sampai ke lantai bawah, keluarganya juga sudah mencoba meminta pada Vacya.

Tapi gadis itu memang gak ada di rumah, dia lagi pergi ke rumah sepupunya dan menginap disana.

Kemungkinan Vacya bakal pulang seminggu lagi.

Barja harus sabar menunggu Vacya pulang kalau memang dia sanggup menahan rasa rindu yang membuncah di dadanya.

"Vacyaaa maaf..hiks..Barja minta maaf Cyaaa maaf..hiks.."

Tangisan Barja sangat memilukan, nasibnya sama seperti ke 2 temannya.

Yang membedakan hanyalah, Atya masuk ke rumah sakit jiwa karena Erinka benar-benar mengabaikannya.

Bahkan Erin menolak kehadiran Atya dengan keras.

Erinka..membenci Atya, itu membuat mental Atya terguncang hebat.

Untuk Hali, dia..eum bagaimana menjelaskannya ya.

Dia tak gila, tapi setengah gila, bisa dikatakan seperti itu.

⏳Bersambung⏳

Gender Swap [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang