Happy Reading
***
Mereka pun melihat sekeliling ruangan tersebut...
"Kok ruangan ini bisa ada televisi, dapur, kasur, ya. Terus kenapa ruangan ini di bawah tanah?" bingung Rey.
"Lo nanya sama siapa?" sahut Kiesha yang sedang mencari juga.
"Jadi penasaran gue sama sekolah ini, kenapa coba orang tua gue milih asrama ini, padahal kan ada asrama yang lebih bagus dari ini." ucap Rassya.
"Gue Nemu koran tahun dua ribu tiga di kolong kasur." ucap Sandrinna tiba-tiba, bahkan saat bicara pun hawa di sekitar tetap dingin.
"Hah? koran tahun dua ribu tiga? busett itu mah gue belum lahir kali ya." celetuk Ratu sambil mendekat pada Sandrinna.
"Koran apaan San?" tanya Rey.
Gadis itu hanya diam sesaat, lalu Sandrinna pun berlari kecil masuk ke kamarnya, untuk membuka laci miliknya dan mengambil potongan koran tersebut pada teman-teman nya.
Rey pun mengambil potongan koran tersebut "so, ini cuma sepotong San?" tanya Rey, Sandrinna mengangguk.
"Coba gue lihat." Kiesha merebut potongan koran itu dari tangan Rey
"Ini sekolah kayaknya angker deh, ngeri gue." ucap Rassya bergidik ngeri.
"Cemen." olok Aqeela yang mendapat toroyan dari Rassya.
Tak lama saat mereka saling berbincang-bincang, tiba-tiba Suara bel berbunyi, menandakan jam istirahat telah selesai.
"Balik." titah Emil.
Seakan menurut mereka mulai kembali lewat sluncuran lubang tadi, itu tidak terlalu dalam, jadi mudah bagi mereka untuk menanjak sluncuran lubang tadi.
"Besok-besok gue ikut Sandy lewat kamar nya aja deh, di sini ribet!" kesal Ratu setelah berdiri di atas tanah.
"Sandy, Lo mudah banget naik nya tadi anjir? Curiga kalau Lo sebenernya jelemaan monyet." celetuk Aqeela kagum, Sandrinna memang dengan semudah itu naik ke atas di banding Ratu dan Aqeela. Ia ini tomboy, mudah bagi nya untuk memanjat apapun.
"Sandy cantik, enak aja Lo katain dia monyet." cibir Rey tak terima.
"Cie ngebela, suka ya?" goda Rassya sambil tersenyum-senyum menyebalkan.
***
Jam sekolah telah selesai, mereka pun bersiap-siap untuk kembali ke asrama mereka masing-masing.
"San, kalo ada apa-apa, lo ke kamar kita aja ya." ucap Ratu
"Iya san." ucap Aqeela, Sandrinna hanya mengangguk.
"San, baca doa dulu kalo mau tidur, soalnya hawa kamar lo menyeramkan." ucap Rassya menakut-nakuti.
"Heh, Ara! jangan nakut-nakutin Sandrinna, Lo!" bentak Aqeela memukul lengan Rassya.
"Ara ara, gue Rassya!" koreksi Rassya kesal.
"Udah udah, kalian ribut mulu, ntar suka loh." ucap Kiesha yang berperan sebagai Mak comblang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE : Dia Adalah Misteri.
Roman pour Adolescents"Pembunuhan tahun 2003?" "Sekolah aneh!" "Pelaku nya ada di sekitar kita!" Entah ketiban sial massal atau memang mereka di tunjuk untuk melakukan kasus yang seharusnya tidak mereka campur tangani. Terjebak dalam suatu sekolah dengan penuh misteri ya...