Krriett...
Renjun membuka pintu rumah nya secara perlahan dan menutup nya kembali. Menatap lama kondisi rumah nya, membuang nafas lelah. Ingin saja rasanya ia segera bebersih diri dan segera beranjak beristirahat.
"Renjun sudah pulang, nak?" sebuah suara lembut menyapa indra pendengaran nya. Renjun tersenyum manis, menghampiri, berjongkok agar posisi wajah nya lebih rendah dari sang ibunda yang sedang berada di atas kursi roda milik nya.
"Sudah! Injun juga bawa sedikit kue, Chenle dimana bun? Ayo kita makan bareng-bareng aja!" ujar Renjun setelah mencium tangan bunda Wendy.
"Chenle tadi selesai belajar.. mungkin sekarang dia--"
"KAK INJUNNNN!! SUDAH PULANG YAA!" Wendy spontan tertawa mendengar suara Chenle yang begitu nyaringnya. Anak kecil berusia kelas 2 SD tersebut berlari riang dari arah kamar. Spontan memeluk pinggang ramping Renjun, dan tertawa manis.
"Lama sekali.. Chenle sampai selesai mengerjakan semua tugas nya!" Oceh nya menggebu-gebu dan mencebikkan bibir merahnya. Wendy menggeleng-gelengkan kepala nya, ada-ada saja.. Chenle nya ini..
"Hei, kamu ini. Sudah, sini makan kue yang Kak Injun dapat. Lele suka kue bluberry, kan?" Renjun menunjuk sebuah plastik yang didalam nya terdapat beberapa macam kue kecil. Ia tak membeli, itu sisa kue di cafe hari ini dan ia berinisiatif untuk membawa nya pulang ke rumah. Chenle mendadak berwajah sumringah, melahap sebuah kue dengan selai berwarna biru dengan wangi yang harum menggoda.
"ENYAKKK! Maacih Kak Njun, hihi." Chenle mengusap bibir nya yang belepotan dengan tangan. Wendy tersenyum, rasanya ia begitu bersyukur sekali mempunyai dua anak yang begitu baik dan tulus. Bersedia menemani nya walau ia tak memiliki fisik yang sempurna..
"Bunda, Renjun ke kamar ya? Cape sekali.. besok juga ada jam kampus." Pamit Renjun yang langsung di angguki oleh Wendy dengan percuma. Sekilah Renjun memeluk bunda nya, barulah kemudian ia melenggang pergi ke kamar. Chenle masih asyik dengan kue di piring nya, Wendy hanya menatap pintu kamar Renjun, terdiam.
'Maafin bunda ya sayang? Bunda ngga bisa bahagia in kalian karena kekurangan bunda..'
+ + +
Selesai mandi, Renjun mengeringkan rambutnya dengan handuk. Terduduk di kasur nya, tak sengaja menatap pantulan dirinya di cermin. Renjun tertegun..
'Apa jumlah nya sudah banyak?'
Tak butuh waktu lama, ia beranjak segera mengunci pintu kamarnya. Lalu merogoh sebuah kotak kaleng bekas yang sebelum nya ia taruh di atas lemari nya yang kusam. Membuka kaleng tersebut, dan menghitung secara cermat beberapa lembar uang kertas yang ia tabung selama ini.
'Kurang.. masih sangat kurang untuk membelikan Chenle sebuah Kalung, dan memberikan Bunda sebuah kue ulang tahun yang spesial di hari yang akan datang..' Renjun mendengus. Air mata nya menumpuk di pelupuk mata, mendesak ingin terjatuh. Dadanya sesak, Renjun kembali merasa gagal disini.
Menekuk lutut dan membenamkan wajahnya, tangis Renjun yang tak bersuara..
Gagal nya ia membahagia kan adik dan bunda nya..
Gagal membahagiakan kedua semesta miliknya..
Renjun harus bekerja apa lagi?
Renjun frustasi, ini semua terlalu sulit untuk dirinya.Renjun mengelap air mata yang sempat membasahi wajahnya. Ia hanya sedih, namun ia tahu, ia tak boleh berlarut-larut seperti ini. Renjun harus cari jalan keluar nya sendiri.
Merebahkan tubuh nya ke atas kasur. Bermain handphone sebentar, mencoba menjerninhkan pikiran nya yang terlalu riuh. Melihat-lihat banyak brosur online, Renjun terdiam. Membaca dan mencoba mencerna salah satu brosur tersebut. Hanya brosur sederhana.. dengan tawaran yang terbilang cukup bagus?
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Teacher || Noren
FanfictionDemi melanjutkan kuliah nya, Renjun rela bekerja sampingan di tengah jadwal kuliah nya yang padat. Mencari pekerjaan tak semudah yang dikira dikarenakan dirinya yang berstatus sebagai mahasiswa semester awal. Sampai suatu hari, ketika sebuah tawaran...