Pagi ini, suasana kampus lebih ramai dari biasanya. Koridor yang biasanya terkesan sunyi dan membosankan, saat ini justru dipenuhi sekumpulan manusia yang sedang asyik membahas seputar pesta yang akan digelar dalam waktu dekat.
Banyak dari mereka sibuk mempertanyakan kira-kira baju seperti apa yang baiknya dipakai untuk menarik perhatian satu sama lain. Mungkin.. juga sebagai tolak ukur terpilihnya sebagai calon pasangan terbaik dalam pesta kampus kali ini.
"Giliran pesta begini, pada rame bet anjir." Haechan yang sedaritadi hanya memperhatikan sekitarnya mulai berkomentar. Lain lagi dengan Jaemin yang sudah manggut-manggut tanda bahwa remaja laki-laki i ni setuju dengan sangat penuh.
"Eh, btw kalian udah pada siapin baju buat besok malam?" Jaemin kali ini berkomentar. haechan mengangguk dengan ria,
"Demi apapun! Gue semangat banget anjir, aaaaaa!! Tebak kenapa? Salah! Soalnya, kak Mark bakalan satu pasangan sama gue, yeayy!" Ucap Haechan diakhiri dirinya yang tersenyam-senyum tak kuasa menahan diri. Jaemin merotasikan matanya malas,
"Gila nih orang, hadeuh.. kalau Renjun, gimana Ren?" Jaemin mulai memegang pundak laki-laki yang lebih pendek disampingnya. Renjun hanya tersenyum, jari-jemarinya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dengan kikuk.
'Oh iya, baju pesta..' Batin Renjun dengan pikiran yang kembali pusing dibuatnya.
Jaemin yang sadar dengan raut wajah sahabatnya, sontak menawarkan pilihan.
"Eh, gimana kalau kita belanja aja, Jun?"
"Wahh! Ikut, dongg" Haechan malah ikut menimpali, membuat Jaemin melotot, kode agar Haechan bisa bersikap serius untuk saat ini.
"Hehe, gausah gapapa deh, Jaem. Lagian gue ngga ikut(?)" Ucap Renjun lirih, membuat kedua sahabatnya melotot kaget.
"GILA LO, JUN?" Jaemin berteriak, disusul Haechan yang mengguncang bahu sahabatnya dengan panik,
"ANJRIT! HEH JANGAN WOI!"
Renjun terkekeh geli, lantas menggeleng pelan.
"Belum tahu gue mau ikut apa engga. Baju juga belum nyiapin.. gampang elah. Gue usahain datang, kok!" Jawab Renjun dengan senyum manis dibibirnya. Alih-alih membuat tenang, justru Jaemin dan Haechan saling menatap gelisah.
"Jun.. bukan niat kita party tanpa elo besok.." Haechan mulai menggenggam tangan Renjun dengan erat. Jaemin mengangguk, ikut menggenggam tangan sahabatnya ini dengan perasaan sedih.
"Jun, kalau ada apa-apa.. ngomong ya? Gue sama Echan pasti bakal bantu, kok!"
Mendengar ucapan kedua sahabatnya membuat Renjun terkikik geli. Senang, ternyata sahabat-sahabatnya ini sangat setia dan perhatian pada dirinya. Lantas Renjun anggukkan kepalanya dengan senyum yang merekah dibibir.
'Ngga mungkin gue ngga ikut, nanti Jeno sama siapa? Tapi.. apa iya gue pantas bersanding sama Jeno nantinya?'
Duh! Renjun jadi frustasi sendiri mikirnya!
***
"Jun, ayo pulang." Jeno menggandeng tangan Renjun secara tiba-tiba. Jaemin, Haechan, dan Renjun yang awalnya sedang asyik berbincang kini mengalihkan perhatiannya pada Jeno yang telah siap dengan sebuah kunci yang tergenggam dalam tangan kirinya.
"Bjir.. gercep amat, Jen!" Jaemin terkikik geli setelahnya, Haechan malah ikut-ikutan merecoki kedua remaja lelaki di hadapannya.
"Ekhem! Minimal jadian lah.." Sindir Haechan dengan kurang ajarnya, sontak mendapat sebuah geplakan di pundaknya dari lelaki mungil yang tengah Jeno gandeng sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Teacher || Noren
Hayran KurguDemi melanjutkan kuliah nya, Renjun rela bekerja sampingan di tengah jadwal kuliah nya yang padat. Mencari pekerjaan tak semudah yang dikira dikarenakan dirinya yang berstatus sebagai mahasiswa semester awal. Sampai suatu hari, ketika sebuah tawaran...