Stap Stap Stap..
Renjun berjalan perlahan sambil sesekali menengok ke arah kanan dan kiri nya. Setelah turun dari bus tadi, ia banyak bertanya pada satpam atau orang-orang disana. Jadilah sekarang, ia berhasil menemukan sebuah rumah besar berwarna putih gading di hadapannya yang di batasi oleh sebuah pagar emas yang tinggi.
'Orang kaya.. firasat gue bener, huft.. semangat Ren!' Renjun mengepalkan tangannya. "Pak, benar ini rumah Tante Irene? saya baru pertama kali kesini,"
"Iya, betul sekali! Kamu.. kamu yang punya janji sama nyonya besar ya? Tadi pagi nyonya sudah bilang ke bapak. Mari nak, masuk." Ujar satpam tadi sembari membuka kan pagar tersebut. Renjun berterimakasih, dan segera memasuki rumah besar dengan halaman yang luas.
"Keren.. kalau punya rumah kaya gini, Chenle sama bunda pasti bahagia.." Bisik Renjun. Mengetuk pintu, dirinya langsung di sapa seorang pembantu yang sopan. Renjun masuk dan mengikuti langkah perempuan yang berusia sekitar kepala empat di depannya.
"Huang Renjun? Calon Guru less private anak saya. Benar?" Seorang wanita berwajah ayu dengan pakaian modis nya menuruni anak tangga dengan perlahan. Rambut halus yang yang sedikit bergelombang panjang, dengan riasan tipis nya membuat nya semakin terlihat cantik dan anggun.
Bunda Irene ( Orangtua Jeno )
Irene mendudukkan dirinya di sofa, juga mempersilahkan Renjun untuk ikut duduk di hadapannya. Sambil menikmati meminum teh hangat yang tersaji, Irene memulai wawancara yang ia lakukan untuk menge-test sifat dan kepribadian calon pengajar anaknya ini. Siapa tahu saja kan? Ia tidak ingin salah kembali dalam memperkerjakan seseorang.
"Sudah berapa lama menjadi guru private? Atau.. kamu punya pekerjaan lain?"
"Baru aja, tante. Sebenarnya saya juga bekerja sebagai salah satu barista di cafe dekat sini." Renjun sedikit gugup. "Kamu tinggal dengan siapa saja?"
"Hanya dengan bunda, dan satu adik saya." Irene mngernyitkan dahi nya, bingung. "Kemana ayah kamu?"
"Bunda saya ditinggalkan oleh ayah. Beliau pergi begitu saja dari rumah untuk waktu yang lama, dan lama tak kembali. Saya rasa itu sudah cukup untuk mengatakan bahwa ayah menceraikan bunda secara tak langsung." Renjun tersenyum, meskipun harus di akui hati nya masih sakit saat mengingat hal-hal kelam yang dulu bunda ceritakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Teacher || Noren
أدب الهواةDemi melanjutkan kuliah nya, Renjun rela bekerja sampingan di tengah jadwal kuliah nya yang padat. Mencari pekerjaan tak semudah yang dikira dikarenakan dirinya yang berstatus sebagai mahasiswa semester awal. Sampai suatu hari, ketika sebuah tawaran...