Bab 10 : Party!

249 17 1
                                    

Jeno berkali-kali terlihat gelisah. Matanya tak berhenti melirak-lirik ke arah jam tangan yang saat ini tengah ia kenakan, sepatunya berkali-kali pula ia ketukkan ke tanah dengan tempo yang cepat. Jeno hanya merasa gugup, bagaimana ya kira-kira penampilan Renjun setelah ini?

Memang, terakhir kali saat ia lihat Renjun memakai busana yang ia tetapkan, jujur saja Jeno seketika merasa takjub tak terkira. Bukan tanpa dusta, Jeno akui rasanya seperti melihat sesosok bidadari yang turun dengan indahnya dari kahyangan. Ah, sungguh lebay sekali anak Pak Siwon ini.

"Jen, maaf ya kalau lama.."

"Ah, gapapa Ren.. Jun.." Baru sedetik menangkap pemandangan didepannya, mulut Jeno menganga untuk yang kesekian kalinya. Wendy— ibunda dari Renjun bersama sang anak bungsu, terlihat sangat bahagia ikut mengantarkan anak manisnya ke depan pintu menyambut kedatangan Jeno yang akan membersamai Renjun dalam pesta kampus nanti.

"Jun.." Panggil Jeno dengan mata yang berbinar, layaknya seekor anak anjing putih yang baru saja mendapatkan menu favorit makan malamnya. Sementara itu, yang dipanggil hanya membetulkan poninya dengan senyum manis dibibir, menunduk malu-malu layaknya rubah kecil yang baru saja bertemu dengan pasangan hidupnya nanti.

Renjun langkahkan sepatu berwarna hitam mengkilap dengan hak berukuran tiga centi meter tersebut dengan pelan ke arah pasangan pestanya. Jeno menyambut dengan senyum memuja, perlahan membelai pipi gembul Renjun yang bersemu merah muda akibat polesan perona pipi yang tadi Wendy bubuhkan di kedua pipi anak manisnya.

"Cantik.." Ungkap Jeno tepat didepan wajah Renjun yang semakin bersemu malu. Diseberang sana, Wendy dan Chenle saling berpandang dan terkikik geli. Ah, sungguh manis pemandangan malam ini ya!

"Heii! Cudah dongg lomantisnyaa, belangkat cana kak Jun, Kak Jenn, hihihi!" Si kecil menyahut, sementara ibundanya mengangguk setuju dengan senyum merekah. Renjun dan Jeno yang tersadar saling mengalihkan pandangan, masing-masing terlihat lebih gugup. Tak lebih emosi dan sesantai biasanya.

"Kita berangkat, ya?" Jeno menggenggam tangan si cantik dengan lembut. Renjun hanya mengangguk patuh, keduanya saling memandang Wendy dan Chenle dari jarak yang cukup jauh. Wendy dan Chenle malambaikan tangan, mengucapkan pesan untuk berhati-hati selama pesta berlangsung hingga mereka pulang nantinya.

Sebelum Renjun memasuki mobilnya, terdengar sebuah seruan jahil dari sang adik tercinta,

"KAK NJUNN! CIUMM KAK JEN YAA!!"

"YAKK! HUANG CHENLE!" Renjun berteriak malu, sementara Jeno dan Wendy hanya terkikik memaklumi tingkah laku bocah yang masih berada dikelas dasar tersebut.

***

"Renjun kemana ya? Duh, Jaem.. gue takut anjir kalau tuh anak beneran ngga ikut party kampus sama kita." Haechan yang daritadi terdiam akhirnya tak tahan juga. Jaemin masih berusaha menghubungi handphone Renjun yang sedaritadi terus saja berdering bahwa handphone laki-laki manis tersebut tidak aktif.

"Nanti kalau dia beneran ngga datang, kita jemput paksa aja, Chan! Gue bawain deh dress dari mamih yang warna putih, tuh!" Omel Jaemin yang gemas terhadap tingkah laku sahabatnya itu. Bukan suatu masalah yang besar, tapi Jaemin dan Haechan paham betul keinginan sahabat berparas manisnya itu bahwa ia tak ingin merepotkan orang lain. Padahal Jaemin dan Haechan sudah tekankan berkali-kali, bahwa mereka sama sekali tidak merasa direpotkan.

Tak berselang lama, tiba-tiba saja gerombolan mahasiswa dan mahasiswi lainnya saling berebut menuju pintu aula kampus. Entah pemandangan apa yang mereka lihat, reaksi spontan yang mereka tunjukkan menandakan bahwa didepan sana pasti menunjukkan suatu peristiwa yang hebohnya bukan main..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good Teacher || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang