FIVE

62 7 1
                                    

.
.
.

Selamat membaca!!

▪▪▪

Kevin bersama Gisel pergi ke salah satu cafe yang sudah direncanakan kemarin dengan orang tua Zefran. Mereka berdua menunggu keduanya untuk datang kesana.

Sepuluh menit sudah berlalu, tak lama kemudian mereka datang dengan janjinya. Mereka saling melepas rindu satu sama lain.

Dengan anggun mereka berempat duduk di bangku mereka masing-masing. Mereka mulai berbincang tentang perjodohan antara kedua anaknya.

"Aku melihat Ais yang membawa aura positif pada keluarga kami saat gadis mungil itu tinggal di rumah kami dua hari yang lalu. Paham kan maksudku membahas hal ini?" angguk Gisel dengan pernyataan yang Anita lontarkan.

"Semakin cepat semakin baik. Jika, pernikahan kedua anak kita disegerakan," sela Kevin.

"Kami sebenarnya ingin sekali melakukannya. Akan tetapi kami berdua belum meminta persetujuan dari putra kami," jelas Dirga pada keduanya.

"Kami paham, tapi apa salahnya jika kita menanyakan hal ini kepada mereka?" usul Kevin.

"Kita berdua tak akan memaksa keputusan putra kami" ucap Dirga yang diangguki keduanya.

DISISI LAIN....

Zefran yang mulai bosan dengan game PS nya, ia menidurkan tubuhnya ke kasur empuknya. Dengan memegang HP hitamnya. Ia mulai menyalakan ponselnya dan membuka aplikasi tik tok.

Tempatnya dimana vidio random yang orang-orang sebarkan, ia mulai scroll satu persatu.

'Makanya jalan tu pakai mata, jangan pakai dengkul! Snack gue jadi jatuh, kan!' hardik seorang pria dalam vidio tik toknya.

"Kok gue keinget sama tu cewek, ya?" ucapnya dengan sedikit mengukir senyumnya, "amit-amit," ucapnya membuyarkan segalanya.

'Arghhh' Ais mendekap ke lengan Zefran.

'Gitu aja nggak bisa' lirih Ais dengan mengambil langkah menuju bangku Hisyam. Dengan kasar Zefran menarik lengan Ais. Alhasil tubuhnya dengan tubuh Ais hampir melekat satu sama lain.

'Nggak sopan!!'

'Bukan mahramnya!! Jadi, jangan pegang-pegang gue lagi!'

"Kenapa, sih? Jangan lagi, deh. Gue nggak mau!" ucapnya yang masih memejamkan kedua matanya.

Dengan senyum manisnya ia terus saja terbayang-bayang dengan kejadiannya dengan gadis itu saat di bioskop.

"Gue nggak mau jatuh cinta lagi. Apalagi sama lo, Is. Gadis baik dan selalu menutup auratmu kemanapun lo berada," lirihnya. "Jika dibandingkan dengan mantan-mantanku. Jauh beda, Is." sambungnya.

19.30 AM

"Ais, siap-siap ya!" perintah Gisel pada putri usilnya.

"Iya, Ma!!" jawabnya dengan semangat

"Udah siap?" angguknya dengan mantap.

"Tapi kita mau kemana sih, Ma?" polosnya berhasil membuat Gisel ingin mengginggit putri kecilnya itu.

"Kamu nanti juga tau sendiri, kok."

...

Ais dan juga keluarganya memulai perjalanannya dengan musik pop. Ais yang sedikit terusik dengan keraimaian dalam mobil, dengan cepat ia mengambil headsetnya dan mendengarkan beberapa sholawatan di ponselnya.

DIPERTEMUKAN OLEH TAKDIR {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang