.
.
.
Riki menghela nafasnya sejenak, ia merasa aneh dengan jalanan yang kini sedang ia lewati. Pasalnya ia sangat faham bahwa jalanan yang biasanya ia lewati tidak akan sepanjang dan selama ini.
Merasa bahwa ada yang tidak beres dengan segera Riki melantunkan beberapa ayat suci Al Qur'an sembari menoleh kesana kemari mencari jalan pintas.
Netra nya mulai melihat sebuah gapura dan ia yakin bahwa dirinya sudah dekat dengan rumah singgahnya.
"Astaga, kenapa coba? Padahal aku ga ngapa ngapain...." cicitnya.
Sampai di depan rumah Ni-ki kembali di buat ke bingung dengan keberadaan Jayden, seharusnya pria itu sudah menunggu di depan rumah sembari menceramahi dirinya namun anehnya tidak ada tanda kehidupan di sekitaran nya.
"Lah nih orang kemana?"
Riki turun dari motornya dan berjalan pelan kesekliling rumah karna ia berfikir mungkin saja karna terlalu lama Jayden memutuskan untuk berkeliling sebentar.
Tak ada hasil apapun kecuali sebuah kunci yang terjatuh sedikit jauh dari arah pintu tersebut. Lantas Riki sedikit membungkuk dan kembali mengambil kunci tersebut.
Ia putar putar kunci itu berharap bahwa Jayden segera datang karna tak mungkin juga pria tersebut meninggalkan barang berharga ini di depan rumah.
Bahkan tas dan juga laptopnya di biarkan diam di depan rumah seperti ini, bagaimana jika ada yang mengambilnya?
"Kak Jay! Woy kemana lu." teriak Riki dan berharap sang empu akan menjawabnya.
Kecemasan mulai melanda pria muda tersebut, ia bingung lantaran Jayden sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya. Jikalau pun ia sudah pergi dari sini lantas mengapa barang barangnya masih berada di depan rumah.
Tanpa berfikir panjang Riki membuka kembali pintu yang sempat terkunci menggunakan kunci tersebut, hingga pintu itu berhasil terbuka dan ia melihat satu sosok tubuh yang tergulai tak sadarkan diri di atas lantai.
"JAYDEN!" teriak Riki.
Sangking paniknya Riki tidak sempat melepas sepatu hitamnya dan melongos masuk berlari kearah Jayden yang terkapar lemah disana.
Riki membalik tubuh Jayden dan menepuk nepuk pelan pipi tirus pria dewasa itu seraya berkata. "Kak Jayden! Woy kak jangan tiduran disini!" ujar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJEN TUMBAL
HorrorSemua ini berawal saat Leo selaku bos dari anak cabang milik ayahnya memiliki sebuah projek besar untuk membantu para warga desa yang berada di kawasan sedikit tersembunyi dan jauh dari kota. namun siapa sangka jika itu semua hanyalah alasan belaka...