.
.
.
Jayden menghela nafas nya sejenak, ia lelah setelah bermain raket selama 20 menit lamanya bersama Stevan dan juga yang lainnya.
Kedua netra matanya melihat kearah Mahesa yang hanya duduk diam di depan rumah sembari menatap kearah Zidan sang adik yang tengah bermain.
Tanpa berbicara apapun Jayden langsung melongos masuk ke dalam rumah karna teringat akan sesuatu, di sisi lain Leo yang merasa bahwa Jayden akhir akhir ini merasa sedikit mencurigakan akhirnya ikut masuk ke dalam rumah.
Namun naas nya sebelum ia berhasil melangkah kan kaki nya masuk ke dalam rumah, raja dan juga paman nya datang untuk sekedar bertegur sapa dengan mereka semua.
Mau tak mau Leo harus mengurungkan niatnya semula, ia memutar kembali tubuhnya lalu tersenyum lebar kearah mereka berdua.
"Hai Leo, aku sangat puas sekali dengan kerja mu nak. Bahkan aku sudah mengatakan hal ini kepada ayah mu." ujar sang paman sembari menepuk punggungnya.
"Haha terima kasih banyak paman, itu semua juga berkat kerja keras dari team saya..."
Alka yang mendengar hal tersebut sebenarnya merasa jengkel dan juga kesal terhadap bos nya. Selama bekerja disini hampir 80% kegiatan dia lah yang bertanggung jawab sedangkan boss nya? Ntahlah pergi kemana.
Jika bukan karna boss nya itu seseorang yang sangat amat di hormati oleh kedua orang tuanya, Alka mana mau menjadi sekretaris pribadinya. Justru ia lebih memilih menjadi sekretaris dari tuan Affan di bandingkan adiknya.
Di dalam rumah, Jayden berjalan mengendap endap untuk bisa masuk ke dalam kamar milik Stevan, Alka dan juga Riki.
"Ku taruh mana ya?" gumam nya
Jayden merogoh sesuatu yang berada di bawah ranjang milik Stevan, sebenarnya ia sedikit kesusahan karna letak dari nampan itu sedikit memojok agar Stevan maupun Alka atau Riki tidak curiga dengan keberadaan nya.
"Dapet!"
Sejenak Jayden menjadi diam membatu saat mencoba mengeluarkan nampan itu dari bawah kasur tidur milik Stevan, awalnya ia kira bahwa ada cicak atau kecoa yang menempel pada punggung tangannya.
Bukan, bukan kedua nya. Sesuatu ini mencoba menjalar keatas lengannya seolah olah ia ingin menarik kuat tangan Jayden untuk masuk ke dalam kolong kasur itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAJEN TUMBAL
TerrorSemua ini berawal saat Leo selaku bos dari anak cabang milik ayahnya memiliki sebuah projek besar untuk membantu para warga desa yang berada di kawasan sedikit tersembunyi dan jauh dari kota. namun siapa sangka jika itu semua hanyalah alasan belaka...