Pelangi

230 56 0
                                    

"Gue pelangi yang selama ini lu tunggu, Taeyong"

Taeyong tertawa, menatap Ten—lelaki yang tadi berbicara—lucu.

"Kita tinggal di Karawang, Ten. Sore-sore abis ujan bukannya pelangi yang muncul, tapi bubaran PT" jawabnya masih menatap langit luas di depan sana, berbaring di atas rumput lapangan bersisian dengan temannya itu. Atau calon pacar. Atau apapun itu sebutannya.

Ten ikut tertawa, "ah, susah emang mau romantisan sama orang dari zaman megalitikum"

"Emangnya gue Dinosaurus" keluh Taeyong mengelus rambut Ten pelan tanpa bangkit duduk.

"Kalo lu sih RaIsoDiurus" jawab Ten kalem membuat Taeyong kembali tertawa. Kini, Taeyong tidur menyamping. Menatap Ten lucu dengan bola mata besarnya.

"Pelangi itu cuma sebentar datangnya, Ten. Gue nggak mau dikasih bahagia sebentar doang" Bilangnya lembut. Ten ikut menoleh, pipinya memerah perlahan, kemudian ia kembali membuang tatapannya ke langit sana. Malu.

"Ya kan lu belum nerima atau nolak, kontrak lama sebentarnya belum bisa dibicarakan" balas Ten mengulum senyum.

"Yaudah, lu jadi pelangi gue selamanya. Jangan pergi lagi" bilang Taeyong, kini menarik tubuh Ten, memeluk lelaki itu dalam dekapannya. Erat.






—end.

Candu (TAETEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang