Kiss

276 61 13
                                    

AU lokal.



Lapangan yang biasa dijadikan tempat parkir di belakang gedung serba guna itu sekarang beralih fungsi jadi bazaar dadakan anak-anak jurusan seni tari. Danusan, begitu biasanya mereka bilang.

"Berapaan nih risol margo?" Tanya Ten pada Taeyong yang menjaga stand salah satu devisi.

"Risol mayo, cinta. 4.500" Jawab Taeyong sambil sibuk teriak-teriak risol mayo berkali-kali pada setiap pengunjung yang lewat.

"Cinta your head! Nanggung amat, 4000 lah, margo aja jualnya 4000" Tawar Ten mulai memilih risol yang bodynya montok seperti Nicky Minaj.

"Margo siape si margo? Margonda? Udah goceng deh biar gak nanggung" Bilang Taeyong balas menawar.

Ten memutar bola matanya malas, sebenarnya dia tidak jago tawar-menawar. "Yaudah 4.500, gopenya kasih kiss" Bilang Ten akhirnya.

"ANJRIT—" Ten mengelak kaget setelah Taeyong tiba-tiba mencium bibirnya tanpa tedeng aling-aling.

"Kasih kiss kan?" Tanya Taeyong watados.

Wajah Ten merah padam, menunjuk toples di atas meja "PERMEN KISS, SETAN!" Bilangnya setengah berteriak, untuk kemudian berlari pergi, malu.

Taeyong cengengesan kikuk, menggaruk rambutnya pelan walau sebenarnya ingin jungkir balik di tengah lapangan karena berhasil mencium—atau mengecup—bibir pujaan hatinya dari jaman maba itu. Sampai kemudian matanya melihat Lisa—teman satu divisinya—memegang ponsel dengan senyuman mencurigakan.

"Nggak sengaja kerekam, Yong. Gue lagi bikin story tadi, sorry" Bilang Lisa berkilah sambil mengacungkan dua jari.

Taeyong mendehem kecil, "kirimin videonya ke gue" Bilangnya, tengsin, kembali merapihkan jualan stand mereka.

—end.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Candu (TAETEN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang