6. Suatu Sore Bersama Ayah (2)

8 3 0
                                    

"Selamat sore, selamat datang di Charlotte's." seorang doorman membukakan pintu.

Tristan mengucapkan terima kasih. Judith mengekorinya masuk. Baru beberapa langkah, ia sudah mendengar suara yang cempreng menyapanya, "Wah, halo Tristan. Kau datang lagi?"

Tristan menoleh ke arah tangga, dan melihat seorang pria pendek berdiri di situ. "Memangnya aku tidak boleh datang?"

"Oh, pintu butikku ini akan selalu terbuka untukmu kawan! Apalagi kau salah satu pelanggan tetapku, ya kan?" pria itu beralih kepada Judith, "Lalu, siapa gadis kecil ini?"

Judith berdiri di depan Tristan. Ia menarik sedikit gaunnya, dan menundukkan tubuh, "Namaku Judith Finn. Salam kenal."

"Salam kenal. Aku Logan Brown, dulu adik kelas Tristan." Logan mengulurkan tangannya, dan Judith membalasnya. "Kamu tidak pemalu ya?"

Judith menyunggingkan senyum terbaiknya, dan menggeleng. Logan tertawa kecil, dan berkata kepada Tristan, "Aku baru tau kalau kau punya adik."

"Bukan, dia anakku."
"HAH?! Kapan kau menikah??"

"Bu-bukan..." Tristan merendahkan suaranya sehingga Judith tidak bisa mendengarnya. "Kau mengerti maksudku kan?"

Logan langsung memahami maksud Tristan, "Lalu? Untuk apa kau ke sini?"
"Aku mau melihat koleksi baju anak-anak terbaru untuk musim gugur. Ada kan?"
"Kau mau membelikan baju untuknya?"
"Aku membiarkannya untuk memilih sendiri."

"Baiklah!" Logan menepukkan tangannya, "Ikuti aku ke sini, Nona Finn! Ayo cari baju yang cocok untukmu!"

***

Judith keluar dari ruang berganti baju, dan menghampiri ayahnya. "Ayah, menurut Ayah baju yang ini bagaimana?" ucapnya sambil menunjukkan baju yang dipilihkan oleh Logan. Sebuah kaus shoulder off berwarna biru muda dengan celana jeans.

"Apa kau tidak akan kedinginan jika memakai baju seperti itu?"

Logan muncul di balik sebuah lemari, tertawa, "Maaf Tris, aku tergoda untuk menyuruhnya memakai baju musim panas. Menurutku bajunya cocok untuk dipakai saat hangout."

"Cari saja baju yang nyaman untuk dipakai di rumah." Tristan melambaikan tangan, menyuruh Judith untuk segera mencari baju lain.

Selama 2 jam lamanya, Judith bolak-balik mencoba baju. Dari sekitar 80 setel yang ia coba, Tristan hanya menyukai 45 setel, maka sejumlah itulah baju baru yang ia beli. Lebih dari setengahnya adalah gaun atau dress simpel untuk dipakai di rumah.

Tristan mengobrol sebentar dengan Logan sebelum mereka keluar dari butik. Langit sudah gelap saat mereka keluar. "Sepertinya mendung. Untung saja belum hujan," ucap Tristan.

"Kita langsung pulang Yah?"
"Tidak. Masih ada tempat yang harus kita datangi."
"Kita nanti makan di rumah?"
"Kau mau makan di rumah?"
"Aku ikut pendapat Ayah saja."

Tristan mulai fokus menyetir sembari memikirkan nanti mau makan di mana. Kini, tempat yang ditujunya adalah sebuah toko permata. Ia hendak membelikan beberapa perhiasan untuk Judith. 'Yah... tidak ada salahnya memanjakannya sedikit. Toh selama ini aku lebih sering tidak mengacuhkannya.' pikir Tristan.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah toko permata. "Kau boleh memilih apa pun yang kau mau, kalung, gelang, anting-anting baru, atau cincin." ucap Tristan. Sedikit terbesit di pikirannya, bisa jadi Judith akan membeli ini-itu seperti di kafe tadi, tapi tak apa-apa. Membelikan beberapa perhiasan untuk putrinya tidak akan menguras dompetnya dalam sekejap mata.

"Hm..." Judith pun mulai memilih-milih perhiasan apa yang ia inginkan. Setengah jam berlalu, dan ia masih memilih. Tristan mulai tak sabar, "Kamu masih belum menentukan apa yang kau mau?"

The BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang