Assalamualaikum, saya kembali. Ada yg kgen gk ni🤭 jgan lupa vote, komen!
"Kamu adalah tokoh utama ku, kamu adalah cinta setelah ayahku. Bener kata orang jodoh gak ada yang tau, tapi apa hubungan kita bertahan?"
•Shafiqa Mavendra Putri•
Seorang gadis yang sedang menuju kerumahnya, dengan air mata yang terus mengalir. Yaps bener, itu adalah Shafiqa. Setelah bertemu dengan Gerald tadi, dan Gerald mengasihnya undangan tadi air matanya tak berhenti turun.
'Kenapa nasib gue begini? Padahal gue udah bisa moveon dari dia, tapi kenapa dia kembali secara tiba-tiba?' Batinnya bertanya-tanya.
"Mbak udah nyampe," ucap sang supir taksi.
Tidak ada jawaban dari penumpangnya itu, sang supir taksi pun memanggil Shafiqa sekali lagi.
"Mbak, udah sampai tempat tujuan mbak." Ulang sang supir taksi.
"Ha?" Dengo Shafiqa.
"Sudah sampe ditempat tujuan mbak," ulangnya yang ke tiga kali.
"Ahh iya," setelah mengucapkan itu. Ia pun langsung mengeluarkan uang, untuk membayar taksi yang ia tumpang.
Setelah turun dari mobil, ia memasuki rumah. Sial, batinnya.
Kenapa abang gue udah balek anjir, batinnya bertanya-tanya.
"Hai dedek," panggil Gilang-abang Shafiqa.
Shafiqa yang dipanggil pun memutarkan mata males, ia sangat males dengan abangnya itu!
"Apa?!" Balasnya cuek, setelah membalas ucapan abangnya ia berlanjut jalan menuju kursi disebelah abangnya itu.
"Cie ketemu dia," godanya.
"Apasih," jealosnya.
Perlu kalian ketahui, bahwa Gilang tau semua tentang adeknya-Shafiqa. Semua tentang adeknya ia sangat tau, tak terkecuali tentang masalalu adeknya.
"Ciee, acieee," godanya sambil mencolek-colek dagu adeknya itu.
"Ap-" belum sempat ia melanjutkan ucapannya, orang tuanya sudah ada didepannya.
"Sayang," panggil sang mama.
"Kenapa ma?" Tanyanya sambil menaik turunkan salah satu alisnya.
"Mama sama papa kamu mau ngomong sesuatu setelah kita makan, kamu jangan naik keatas dulu nanti ya." Ucap Clarissa-mama Shafiqa.
Shafiqa yang diperintah pun hanya menggangguk, setelah itu ia pun berpamitan keatas untuk membersihkan badannya.
***
Setelah selesai mandi, ia pun langsung kebawah buat makan malam bersama.
"Sini makan sayang," ucap Reyhan-papa Shafiqa.
Shafiqa hanya menggaguk saja, karna ia lagi malas ngomong. Ya pasti karna tadi, ia juga belum curhat ke Ayva-sahabatnya itu.
Setelah makan malam, sesuai janji Clarisa-mama Shafiqa mereka berkumpul diruang tamu.
Ekhem
Deheman sang papa mengalihkan semua orang yang ada diruang tamunya itu, mereka tau artinya dari dari deheman papanya itu kecuali Shafiqa. Shafiqa yang gak paham pun langsung bertanya, "kenapa pa?" Tanya nya sekilah melirik papahnya lalu melihat tv.
"Papa mau ngomong sesuatu Fiqa," ucap sang papa. Lalu shafiqa pun fokus ke sang papa, setelah melihat anaknya melihat dia. Ia pun langsung ngomong apa yang mau dia sampaikan kepada anaknya itu, "umur kamu sekarang berapa sayang?" Tanyanya basa basi.
"Ha?" Dengo Shafiqa, ia masih ngeleg. Kenapa papa nya itu nanya umurnya, apakah papanya lupa dia umur berapa? Batinnya bertanya-tanya.
"Papa gatau umur Fiqa?" Tanyanya kepada sang papa, sang papa yang ditanya pun hanya tersenyum tipis.
Padahal cuman basa basi-batin sang papa
"Tau, umur kamu.." sang papa menggantungkan ucapannya.
"Umur kamu 24 tahun kan," Lanjut sang papa.
"Iyaaaa," ucapnya lancar.
"Ok sekarang udah cukup basa basinya, papa mau jodohin kamu dengan anak temen papa dan besok kita ada pertemuan keluarga." Ucapnya lantang kepada anak perempuan satu-satunya.
Deg
Apa ni? Kenapa ia tiba-tiba dijodohin? Tapi kalo ia terima, ia bisa moveon dari Gerald kan? Kenapa ia gak coba aja? Batinnya.
Gak ada jawaban dari sang anak, sang papa nya pun melanjutkan ucapannya. "Kamu mau kan sayang?" Tanyanya.
"Kalo Fiqa tolak pun, papa bakal paksa Fiqa untuk menikah dengannya kan?" Tanyanya sedikit lirih.
Sang mama dan sang abang pun hanya menyimak percakapan antara papa dan anaknya itu, mereka tidak mau mengikuti urusan ini. Biarkan saja sang papa yang urus, mereka hanya santai-santai saja kan?
"Iya," ucap singkat sang papa.
"Udah kan? Kalo udah Fiqa izin kekamar untuk tidur, besok ada kuliah." Pamitnya kepada sang papa, melihat jawaban papanya ia pun langsung beranjak dari tempat ia duduk.
Setelah sampai dikamar pun ia langsung nangis, tidak. Jangan pikir ia nangis karna ia mau dijodohin, tapi ia nangis karna tadi siang. Antara pertemuan dia dengan Gerald, padahal ia baru ketemu dari sekian tahun.
"Hiks, kenapa nasib gue gini banget? Kenapa gue gak pernah hiks bahagia." Ucapnya ntah kepada sapa, mungkin hantu canda hantu.
Setelah menangis beberapa menit, Shafiqa pun ketiduran dan yak dia sudah di alam mimpi.
Tbc
•
•
•Huuu gimana ni part 2? Seru gak? Keknya gak dehh, agak prik lebih tepatnya. Ya gak sihh?
Btw maaf banget saya jrng upload, emang lebih tepatnya males upload+mood ngetik gak ada, and super² sibuk apalagi sekrng udh sklh sibuk parah.
Tapi tenang saya bakal usahain buat upload 1 minggu 2 kali, kalo lupa berarti kalian harus menunggu sampe saya upload kek seperti kalian menunggu crush kalian peka. Canda, tapi kenyataan gak sihh?
Jangan lupa vote! Komen, and share ya!
See u
02-agustus-2022
Selasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒫ak Dosen is my husband[On-Going]
General Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, KARNA SEBAGIAN PART DIPRIVATE.] [MURNI PIKIRAN SENDIRI, JIKA ADA SAMA DENGAN CERITA LAIN ITU HANYA TIDAK SENGAJA.] [PLAGIAT HARAP MINGGIR, KALO GAK BISA MIKIR MENDING GAK USAH BUAT CERITA DEK.] Ini tentang seorang dos...