one

14 6 2
                                    

"Anak gak tau diri, jam segini baru pulang, dari mana aja kamu ha?!"

"Mama kenapa sih selalu ngatur ngatur aku kaya anak kecil gini?!aku tu udah besar ma, ga perlu kaya gini lagi!" Nada suara arsya kini mulai meninggi

"Oh?jadi sekarang kamu berani lawan mama?udah bisa apa kamu?kamu bisa apa mama tanya?!!" Kini mata dea mulai memerah menandakan ia sangat marah

"Iya!aku emang ga bisa apa apa, tapi gak seharusnya mama ngekang aku untuk ngelakuin apa yang aku suka, arsya pergi dari rumah, jangan cari arsya!"

Kini arsya mulai meninggalkan dea yang masih mematung di ruang tengah karena ucapan arsya itu

Arsya segera pergi ke kamar memberesi pakaian pakainnya kedalam koper

Dia sebenarnya tidak mau melakukan hal ini, tetapi dia juga tidak tahan dengan semua pengekangan yang dea lakukan kepada arsya

Mungkin maksud dea baik agar anaknya tidak terjerumus ke hal hal negatif, tetapi juga tidak sepantasnya ia terlalu mengekang, itu membuat arsya merasa tertekan.

Arsya telah menuruni tangga dan bersiap untuk pergi dari rumah tanpa membawa harta benda apapun

Arsya bisa dibilang cukup kaya, ia berasal dari keluarga berpunya

"Arsya pergi, arsya akan pulang jika mama tidak selalu mengekang arsya" tanpa menoleh kebelakang arsya pun pergi dengan motor satu satunya sekaligus motor kesayangan hasil pemberian dari ayahnya

"maaf ma udah bentak mama, arsya ga suka sama sifat mama yang selalu ngekang arsya" arsya berucap dalam hati sembari mengendarai motor Scoopy nya itu

Kini entah kemana arsya akan pergi, atau mungkin ia akan pergi ke rumah bibinya?bibinya sangat menyayangi arsya mungkin saja ia mau menerima arsya untuk sementara waktu sampai arsya menemukan rumah kecil untuk ia tinggali

"Assalamualaikum bi"

Tidak menunggu waktu lama terlihat pintu rumah sudah dibukakan oleh sang bibi

"Waalaikumsalam, ya Allah arsya?!bibi kangen banget sama kamu nak, udah lama ga pernah kesini, mama kamu?mana?" Tanya bibi tiba tiba pada arsya

"Ceritanya nanti saja ya bi?arsya capek nih, arsya boleh masuk?"

"Ya tentu boleh, ayo masuk, biar bibi bikinin teh anget dulu"

"Makasih bi, jadi ngrepotin" jawab arsya canggung karena merasa tidak enak akan merepotkan bibinya

"Santai aja"

Setelah menunggu sekitar 3 menit akhirnya ida sang bibi keluar dari dapur dengan membawakan secangkir teh hangat untuk arsya

"Nih arsya diminum dulu"

"Iya bi makasih ya"

Setelah ia menyelesaikan minumnya itu, kini bibinya mulai bertanya kembali pertanyaan yang belum arsya jawab tadi

"Arsya?mama kamu kok tumben ga ikut?sibuk?terus kamu datang kesini juga malem malem gini, ada apa, terus itu kok ada koper untuk apa?" Tanya yuyun pada arsya yang sekarang terlihat sedang memainkan ponselnya

"Aku pergi dari rumah bi, aku ga suka sama sifat mama yang terlalu ngekang aku buat ga boleh ini itu lah, arsya juga butuh kebebasan, arsya ga suka harus dikurung di rumah terus kaya kucing" jelas arsya

"Tapi arsya itu juga demi kebaikan kamu kan?mama itu sayang kamu, dia ga mau sampai anaknya jatuh ke pergaulan yang  ga bener" kini sang bibi mulai menjelaskan

"Iya bi aku udah tau, tapi masa aku ga boleh keluar juga sama temen temen, aku butuh itu bi, aku bukan kucing yang harus selalu dikandang, bahkan kucing saja boleh dibiarkan bebas"

FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang