"halo yun?apa arsya ada di rumah kamu"
"Bi jangan bilang arsya ada dirumah bibi, arsya belum mau pulang" perintah arsya kepada bibinya dengan nada berbisik agar dea tidak mengetahuinya
"E-enggak ada disini dea, emang kenapa?" Ucap yuyun seolah olah ia benar tidak tahu
"Si arsya pergi dari rumah, dia bilang dia gak bakal mau pulang sebelum aku berhenti mengekang, tapi aku ngerasa aku ga ngekang dia yun, aku mau yang terbaik buat dia, mana ada seorang ibu yang mau anaknya terjerumus ke hal yang ga baik?aku udah berusaha yun, iya aku sadar selama ini emang aku salah, aku juga mungkin terlalu mengurungnya padahal seaslinya dia juga butuh keluar pergi bareng temen temennya, bahkan itu pun aku larang, aku terlalu khawatir yun, aku gak mau kejadian dulu keulang lagi....ah malah jadi curhat, yaudah ya yun makasih"
"Kejadian dulu?..." Batin arsya
Telepon langsung dimatikan sepihak oleh dea, kini yuyun mulai menghampiri arsya yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka
"Arsya?kamu denger kan?mama kamu itu gak jahat cuma dia itu khawatir Yang berlebihan, mama kamu ga pengen hal dulu terulang lagi, jadi kamu balik ya?kasian mama kamu, dia khawatir sama kamu, kamu tega ngeliat dia kaya gitu?" Jelas yuyun panjang lebar kepada arsya yang masih termenung di tempat duduknya
"Kejadian dulu apa kalo arsya boleh tau bi?" Tanya arsya penasaran
"Ntar mama kamu aja yang cerita, sekarang kamu pulang ke rumah, minta maaf sama mama kamu ya nak, kasian dia, kamu beri dia pengertian baik baik untuk tidak selalu mengekang kamu, pasti mama kamu bisa ngertiin kok"
"Em...baik bi, sebelumnya arsya makasih banyak banyak sama bibi yang udah mau nerima arsya dengan baik disini, arsya bakal sering sering ngunjugin bibi" kini terlihat lengkungan di bibir arsya, ia sedang tersenyum.
Arsya pikir dengan cara dia pergi dari rumah adalah hal baik, namun ternyata tidak, dia juga tidak bisa mengerti sang mama, mamanya begitu khawatir dengannya, khawatir yang berlebihan.
"Oke arsya hati hati di jalan ya"
Terlihat bibinya sedang melambai ke arahnya yang hendak pergi
Arsya pun membalas lambaian tangan itu"ARSYA PAMIT BIBI, TERIMAKASIH!" Teriak arsya membuat lekukan senyum di wajah yuyun
"Ma, assalamualaikum arsya pulang"
"Arsya!kamu dari mana aja nak, udah seminggu ini mama ga bisa tidur tenang, mama selalu mikirin kamu, kamu bikin mama khawatir, maaf waktu itu mama sudah bentak kamu, mama cuma mau yang terbaik buat kamu, mama janji mulai sekarang mama tidak akan selalu melarang apa yang kamu mau, mama juga sadar kamu sudah besar bisa memilih mana yang baik dan buruk untuk kamu sendiri, maafin mama.."
Kini dea memeluk arsya dengan air mata membahasi baju arsya, arsya pun tersentuh hatinya, sepetinya arsya juga sudah berlebihan sampai membuat surganya ini menangis
"Ga usah minta maaf ma, ini salah arsya juga, maaf arsya juga kadang pulang malem tanpa ngabarin mama, kalo arsya ngabarin mama dulu arsya yakin ga bakal dibolehin sama mama, tapi arsya pulang malem itu juga karena ada tugas kelompok, dan arsya juga ga berani macem macem kok" kini arsya kembali memeluk mamanya dan mengelus punggung sang mama
"Iya arsya, mulai sekarang mama janji mama bakal jadi lebih baik lagi, yang ga selalu ngekang kamu" kini dea mulai mengusap rambut sang anak
"Makasih ma"
0
"Lo kalo bego jangan kebangetan, cowo apaan lo?!" Kini arsya kasar menarik kerah lelaki didepannya tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
FUTURE
Teen FictionGadis berumur 15 tahun dan seorang kakak perempuan berumur 2 tahun lebih tua darinya. Terlahir dari keluarga yang sederhana, hidupnya tidak bergelimang harta namun kebahagiaan terasa didalamnya Malam mengerikan bagi arin, takdir merenggut kedua oran...