Chapter 05. Not a Dream

1K 115 3
                                    

Boun dan Prem mengeluarkan pistol mereka masing-masing berniat untuk membantu sahabatnya. Namun Zee dengan cepat mengangkat tangan kanannya yang menandakan bahwa mereka tidak perlu bertindak.

Pria didepannya dengan gemetar menekan trigger pistol yang sudah dikuasai...

Doorrr...

***

Pria itu menembak tepat di kepala Zee. Tapi sialnya pistol yang saat ini berada
ditangan kenyataannya sudah kehabisan peluru.

"Sial," umpatnya.

Zee menyeringai jahat menatap pria didepannya dengan tatapan membunuh, ia berjalan perlahan mendekatinya lalu dengan kuat ia mencekik leher pria itu dan memasukkan sebuah benda kecil ke dalam mulutnya.

"Kalian boleh pergi, kecuali bedebah sialan ini," titahnya.

Melihat Zee yang tidak cukup meyakinkan Boun, Prem dan Perth hanya sedikit  menjaga jarak darinya. Sedangkan pria yang tersisa berjumlah 25 diisolasikan ke dalam sebuah ruangan khusus.

"Cckkk... apa kalian tidak cukup mempercayaiku?!" decaknya.

"Kami hanya tidak ingin hal buruk terjadi padamu Phi," jelas Prem, disusul dengan anggukan Boun dan Perth.

"Aku pikir kalian tidak akan tahan dan tidak mungkin menikmati, jadi lebih baik kalian cepat keluar dari sini."

Mereka hanya diam namun masih dengan pendirian masing-masing untuk tetap berada disana.

"Baiklah jika itu yang kalian inginkan, tapi jangan salahakan aku nantinya," lanjutnya.

Hingga sudah beberapa saat berlalu tidak ada yang terjadi. Zee berbalik dengan seringai jahat timbul di sudut bibirnya.

"Apa yang coba kau lakukan..."

"Nikmati saja sisa waktumu," ucapnya tanpa berbalik.

Dan tak lama kemudian tiba-tiba...

Duuarrrr...

Terjadi sebuah ledakan hebat pada tubuh pria itu yang menghancurkannya tak tersisa, anggota tubuh dan organ-organnya tersebar tak beraturan berceceran dimana-mana.

"Aai shat, kau benar-benar tidak punya hati Phi."

Cakap Prem sedikit berteriak sembari berlari keluar.

Sedangkan Zee masih berjalan dengan santainya tanpa menunjukkan raut wajah takut maupun penyesalan sedikit pun.

[ ZEE ]

Lihatlah, apa julukan yang pantas untukku. Seorang CEO kejam? Mafia? Iblis? Pria tak memiliki hati? Orang gila? Hhhh.. aku rasa semua julukan itu pantas untukku.

Tapi setidaknya masih ada sisi kebaikan dalam diriku untuk tidak menyakiti dan malah membantu dalam mempermudah kematiannya dengan langsung meledakkan tubuh pria itu.

Tapi setidaknya masih ada sisi kebaikan dalam diriku untuk tidak menyakiti dan malah membantu dalam mempermudah kematiannya dengan langsung meledakkan tubuh pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Devil MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang