Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Weekend telah tiba, hari ini Jijel ada misa pagi di gereja. Ia bersiap siap untuk pergi ke gereja dengan menggunakan motor karena masih jam 7 an juga jadi ga terlalu panas
Jijel juga menyempatkan diri untuk sarapan bubur di deket kost nya. Saat menunggu bubur datang Jijel melihat jam di handphone nya "ah masih ada 30 menit lagi sebelum jam 8"
Tak lama bubur pesanan Jijel datang, ia makan bubur dengan lahap karena semalam ia langsung tidur tidak sempat makan malam. Ia terlalu capek mempelajari materi debat yang akan ia debatkan di hari Rabu mendatang
Setelah menghabiskan semangkuk bubur, Jijel langsung gas menuju gereja yang biasa ia kunjungi dalam 3 tahun terakhir ini.
Jijel rajin mengunjungi gereja setiap Sabtu/Minggu, jadi banyak orang orang yang sudah kenal dengan Jijel, termasuk biarawati dan Romo nya
Jijel sampai di gereja, ia memarkirkan motornya di antara motor motor lain.
"Selamat pagi ibu Maria" sapa Jijel ramah kepada salah satu ibu ibu di sana "Kabarnya gimana Bu?"
"Eh Jijel, puji Tuhan ibu baik. Kamu sendiri gimana? Ayo sini duduk" Bu Maria mengkode Jijel agar duduk di samping nya
Jijel tersenyum lalu duduk di samping Bu Maria "Baik juga Bu hehehe"
Jijel dan Bu Maria ini sudah kenal lumayan lama, meskipun mereka hanya bertemu seminggu sekali saat ibadah. Bu Maria ini orang bule asli, cuma dia nikah sama orang Indonesia
Terus waktu itu juga Bu Maria yang merekomendasikan kostan buat Jijel, jadi cerita nya Jijel ini baru pulang dari Jepang, Jijel langsung meluncur ke Jakarta (padahal bilang ke mami nya ijin ke Surabaya, ke rumah nenek nya). Karena dia gatau jalanan Jakarta jadi dia mutusin buat singgah di Gereja yang kebetulan ia lewati, ia memohon berkat pada Tuhan agar selalu menyertai setiap langkahnya dalam menempuh pendidikan di Jakarta.
Selesai doa, dia ketemu Bu Maria yang kebetulan waktu itu juga mau keluar dari ruang doa. Bu Maria yang baru pertama liat Jijel langsung di samperin dan di tanya tanya gitulah intinya. Jijel bener bener berterima kasih sama Bu Maria, bu Maria tu kaya malaikat yang di kirim Tuhan buat bantu Jijel
Bu Maria sudah menganggap Jijel sebagai anak nya sendiri, karena menurut Bu Maria, Jijel ini sudah cantik, pintar, tegas, ramah dan sangat sopan sekali (gatau aja kalau di kostan berubah jadi reog) apalagi Jijel ini termasuk golongan orang yang taat dengan agama. Jijel hampir tidak pernah absen untuk misa.
"Gimana kuliah kamu?"
"Ya gitu deh Bu, pusing. Tugas nggak ada habis habisnya"
"Kamu kuliah di Universitas Indonesia kan ya?" Jijel mengangguk
"Anak ibu juga kuliah di sana lho, jurusan arsitektur"