6. ||Forget Me Not||

65 19 123
                                    

Awalnya, aku fikir . . .
rasa bersalahku yang membawaku kepadamu.
Tapi sepertinya aku salah.

- Andra Gameswhara -


◀◀FORGET ME NOT▶▶

Sepulang sekolah seperti biasa Andra, Arka, Rio dan Yudha langsung berkumpul di rumah Yudha. Rumah yang sudah seperti basecamp mereka, karena Yudha hanya tinggal sendiri.

Meskipun Andra juga tinggal sendiri hanya ditemani pembantu dan satpam rumahnya, entah mengapa rumah Yudha adalah rumah yang paling nyaman untuk tempat mereka pulang.

Yudha mengeluarkan empat botol minuman bersoda dari lemari es miliknya, lalu menghampiri mereka yang berada di kamarnya.

Sementara Rio dan Arka sibuk bermain PS.

"Keadaan nyokap lo sekarang gimana Yud?" tanya Rio, namun matanya masih fokus pada game nya.

"Kata kak Tisha nyokap gue udah lumayan membaik, yang tadinya mogok makan sekarang udah mau makan." kata Yudha.

"Allhamdulillah kalau gitu." sahut Rio dan diangguki Yudha.

Tisha adalah salah satu perawat sukarelawan yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat ibunya Yudha di rawat. Tisha lah yang selalu mengabarkan Yudha tentang perkembangan ibunya Yudha.

Yudha menonton permainan PS balap motor antara Rio dan Arka.

"Pokoknya yang kalah siap-siap ramen plus boncabe tiga bungkus." cetus Arka.

"Kalau kata gue, mending lu yang siap-siap. Soalnya lu udah pasti kalah." sahut Rio dengan tawa kecilnya. Mengingat Arka yang selalu kalah jika bermain melawan Rio.

"In your dream, dude." pungkas Arka dan langsung disahuti gelak tawa Rio dan Yudha.

"Bahasa lu tong, tong," cicit Rio disela-sela tawanya.

Yudha beralih melihat Andra yang sedari tadi hanya melamun menatap ponsel. Seperti ada yang sedang mengganggu pikiran Andra.

"Anjir!" umpat Arka tiba-tiba disaat ia hampir saja menyalip lawan mainnya. Yudha pun kembali beralih melihat permainan Arka dan Rio.

Rio tertawa kemenangan. "Bentar lagi finish!"

Arka semakin memacu kecepatannya.

Yudha menoleh ke arah Andra saat mendengar helaan napas berat milik Andra.

"Lu kenapa si?" tanya Yudha. Andra berdecak lidah lalu menggaruk belakang lehernya yang tak gatal itu. Yudha melihat Andra dengan tatapan heran. Tak biasanya Andra seperti itu.

Andra membuka mulutnya seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Wuhh!! Yass!!" Rio langsung berdiri saat permainan dimenangkan olehnya dan itu spontan menghentikan apa yang ingin dikatakan Andra.

"Argh anjing!" umpat Arka. Rio hanya tertawa kemenangan melihat Arka, menertawakan kenyataan bahwa Arka harus memakan ramyun dengan tiga bungkus boncabe.

"Buruan masak ramen!" ucap Rio pada Arka disela gelak tawanya.

"Bacot lu, iya! Iya!" Seperti perjanjian, mau tak mau Arka harus melakukannya, ia pun bergegas ke dapur.

"Sekalian masakin buat kita!" teriak Rio saat Arka sudah menghilang di balik tembok.

"Nye, nye, nye."

FORGET ME NOT [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang