5. ||Forget Me Not||

60 19 127
                                    

“Ternyata benar, pertemuan pertama itu menumbuhkan rasa penasaran.”

- A & A -

◀◀FORGET ME NOT▶▶

"Agnes! Agam! Ayo cepat nanti Papa terlambat masuk kantor!" teriak Sagam lalu masuk ke dalam mobil.

Tak lama Agam keluar rumah. "Kak Achi cepetan!" teriaknya lalu ikut masuk ke dalam mobil.

Sementara Agnes masih sibuk mengikat tali sepatunya. "Arghh ... kenapa sih semua cowok gak sabaran banget." gerutunya.

Selesai mengikat tali sepatunya, Agnes pun langsung berlari menghampiri Ayah dan Adiknya yang sudah menggerutu menunggunya diluar sana. Namun saat di muka pintu Agnes teringat sesuatu.

"Astaga! Handphone!" ingatnya. Langsung saja ia berhambur berbalik arah ke kamarnya lagi.

"Kak ayo!" teriak Agam lagi.

"Iya! Iya!"

◀FORGET ME NOT▶

Agnes sudah sampai di sekolah, nasib baik ia tidak terlambat. Dan kini ia menemui wali kelasnya, wali kelasnya akan mengarahkannya ke kelas.

"Oke Agnes ayo ikut bapak." Dan langsung di anggukinya lalu mengikuti langkah pak Carlos.

Sambil berjalan pak Carlos ini mengajak Agnes berbicara. "Bapak ini selain menjadi wali kelas kalian, bapak juga guru kimia." ujarnya tersenyum ramah pada Agnes. Pak Carlos ini ternyata sangat ramah, berbanding terbalik dengan wajahnya yang terlihat sangat garang. Itulah mengapa kita memang tidak boleh langsung menilai sesuatu hanya dari cover-nya saja tanpa mengetahui isi dalamnya.

Lantas Agnes mengangguk-angguki perkataan pak Carlos dengan mulut yang ber-o ria.

Sementara di kelas X IPA 1 sedang riuh-riuhnya karena kemenangan tim Goalrush semalam, yang mana ketiga anggota tim itu kebetulan anak kelas X IPA 1. Rio, Arka, dan Yudha.

Seisi kelas tampak memberikan ucapan selamat kepada mereka, dan tak sedikit anak perempuan di kelas itu memberikan coklat, hadiah, surat ucapan selamat dan bahkan surat ungkapan perasaan mereka.

Ekor mata Arka melihat perempuan dengan rambut yang di kepang dua dengan gugup dan dengan hati-hati menghampirinya, dan perempuan itu tampak memegang secarik kertas dan sebungkus coklat.

argh ... jangan lagi'  batin Arka.

"A-arka, I-ini u-ntuk k-ka-kamu." Sambil menunduk, perempuan itu menjulurkan secarik kertas dan coklat yang ada di tanganya kepada Arka. Percayalah perempuan itu sangat gugup hingga tangannya bergetar.

Arka melirik Rio yang tengah asik makan coklat, dan Rio yang melihatnya hanya tercengir meledek.

Tiba-tiba saja pak Carlos masuk kelas, dan seisi kelas pun langsung berhambur duduk ke kursinya masing-masing. Dan perempuan yang tadi ingin memberikan Arka coklat dan secarik kertas itu pun langsung meletakannya di meja Arka yang sudah penuh dengan coklat atau semacamnya, dengan tatapan yang berbinar berharap Arka membaca suratnya.

Perempuan itu pun duduk, barulah Arka bisa bernapas legah.

Pak Carlos memperbaiki letak kacamatanya, lebih tepatnya ia ingin memperjelas penglihatannya. "Ada apa ini? Memangnya hari Valentine?" katanya, karena melihat banyak coklat di meja Arka, Rio, dan Yudha.

"Itu pak, tim Goalrush menang lagi." celetuk salah satu murid.

Pak Carlos yang sudah sering mendengar kabar itu pun memberikan ucapan selamat sambil memberikan applause. "Kalau begitu selamat."

FORGET ME NOT [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang