11. ||Forget Me Not||

70 18 106
                                    

When one door of happiness closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us.

- Helen Keller -

◀◀FORGET ME NOT▶▶

Sepulang sekolah Andra memilih untuk pulang ke rumahnya. Saat ia membuka pintu utama rumahnya, rasa hampa dan kekosongan langsung menyapanya. Ia sudah terbiasa dengan kehampaan dan kekosongan itu.

Saat kakinya menapaki anak tangga menuju kamarnya, ia mendengar suara dari dapur. Seperti suara seseorang yang sedang memasak. "Mama?" Andra langsung cepat-cepat pergi ke dapur.

Sesampainya di dapur, bukan Mamanya yang lihat, melainkan Bik Dewi-pembantu rumahnya yang sedang memasak membelakanginya.

Andra menghela napas pelan. Entah apakah karena dirinya masih terbawa rasa emosional saat membahas kakek dan keluarganya saat tadi bersama Pak Tama, ataukah mungkin saat ini ia sedang sangat kelelahan, sampai-sampai ia berhalusinasi mengira sang mendiang ibunya ada di rumah.

Bik Dewi berbalik, dan ia langsung terperanjat kaget melihat Andra yang tiba-tiba ada disana. "Eh, ya ampun! Den Andra . . . ngagetin bibik." Andra hanya diam saja.

"Sudah makan, den Andra? Ini bibik buatkan sup kimlo kesukaan den Andra loh," ucapnya, sembari menuangkan sup kimlo ke mangkuk.

Mendengar bik Dewi mengatakan sup kimlo membuat Andra kembali teringat dengan mendiang ibunya. Sup kimlo, yang terdiri atas suwiran ayam, jamur kuping, kembang tahu, wortel, soun, bunga sedap malam, dan disajikan dengan kuah kaldu ayam yang gurih, adalah sup yang selalu ibunya buatkan untuknya disetiap kali ia memintanya. Bahkan terkadang tanpa Andra memintanya pun ibunya sudah memasakkan sup kimlo untuknya, karena ibunya itu tau kalau Andra sangat menyukai sup kimlo.

"Sini, ayo duduk, den Andra," ucap bik Dewi sembari meletakkan semangkuk sup kimlo dan segelas air mineral di meja dapur, lalu setelahnya ia menarik kursi mempersilahkan Andra untuk duduk.

Untuk beberapa saat Andra hanya terdiam melihat tiga kursi yang ada di hadapannya.

Ketiga kursi itu lagi-lagi membuat sekelebat ingatan saat ayah dan ibunya yang duduk di sana dan dirinya yang duduk di kursi tengah di antara mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketiga kursi itu lagi-lagi membuat sekelebat ingatan saat ayah dan ibunya yang duduk di sana dan dirinya yang duduk di kursi tengah di antara mereka.

"Den?" panggil bik Dewi saat melihat Andra yang bukannya duduk tetapi malah hanya terdiam, tenggelam dalam lamunannya.

Andra pun tersadar dari lamunannya, lalu ia pun duduk di kursi tengah tanpa mengucapkan sepatah katapun. Perlahan jemarinya memegang sendok yang sudah ada di mangkuk. Cukup lama ia hanya terdiam menatap kosong ke arah sup kimlo yang ada di meja, sampai beberapa saat kemudian perlahan tatapan matanya itu berubah menjadi tatapan sendu.

FORGET ME NOT [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang