Vier; Amtala

94 19 9
                                    

"Dinding itu terbuka, Kim Taehyung! Jungkook masuk ke dalamnya." Jimin sedari tadi mengotot jika dinding yang Jungkook sandari itu bergerak dan melahap tubuh Jungkook hingga menghilang. Kepala Taehyung pusing sekali. Ruangan di balik lemari ini saja sudah tidak masik akal logika, lalu dinding yang bisa bergerak seperti pintu di mall-mall?

"Yang benar saja. Kau tahu ini sudah tidak masuk akal, lalu kau malah membuat hal lain yang lebih tidak masuk akal? Ayolah Jim, kepalaku sakit." Keluh Taehyung seraya memijat pelipisnya frustasi.

Jimin bertolak pinggang, ia mendekat ke arah dinding dengan warna putih gading yang beberapa saat lalu melahap Jungkook hingga menghilang.

"Kau pikir, Jungkook mempunyai kekuatan sihir yang membuatnya bisa menghilang? Ayolah Taehyung, kita bukan sekolah di Hogwarts. Kita hanya siswa Hangmun." Ucap Jimin yakin dengan ucapannya perihal 'Jungkook dilahap dinding'.

Taehyung ikut mendekat, kepalanya penuh dengan berbagai pertanyaan. Hal itu membuat rasa penasarannya menggebu-gebu.

"Kenapa kita tidak coba saja lagi?"

"Ya, memang itu yang harus kita lakukan. Kita harus menemukan Jungkook dan membawanya kembali. Aku tidak tahu harus berkata bagaimana jika Kak Seokjin datang memeriksa asrama malam nanti." Ucap Jimin setuju dengan saran yang diajukan Taehyung.

Tangan dengan jari panjang itu mendorong dinding putih gading itu dengan perlahan. Dan dinding benar-benar bergerak, memperlihatkan mereka sedikit demi sedikit sebuah ruangan di balik dinding bergerak itu.

"Ah! Kalian! Kita harus kembali secepatnya. Aku merasa takut." Itu suara Jungkook yang tengah duduk di atas ranjang single. Jimin dan Taehyung dibuat menganga saat melihat penampakan ruangan tersebut.

Ruangan tempat Jungkook dilahap terlihat sama persis dengan kamar asrama mereka. Bahkan posisi barang, jumlah barang di sana-semua persis mirip dengan kamar 060 tempat mereka tinggal.

"Kenapa persis sekali?" Tanya Jimin keheranan. Jungkook menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Aku gak tahu, makanya aku takut. Aku jadi teringat film Insidious." Jawabnya seraya bergidik ngeri.

Taehyung masih terdiam, seolah tengah mengamati sesuatu dengan begitu jeli. Ia melangkahkan kaki menuju pintu yang ia kira sebagai akses keluar dari kamar tersebut.

Baru saja jemarinya hendak menggenggam daun pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Seorang gadis dengan rambut cream dengan sedikit pink di bawahnya terlihat seperti sedang diburu waktu.

"Astaga! Jimmy, Victory, dan Jey sangat lama! Kelas akan segera dimulai. Kalian mau dihukum lagi?" Gadis itu berucap dengan cepat, membuat Jimin, Taehyung, dan Jungkook terpaku bingung di tempatnya. Dan tunggu, nama siapa yang gadis itu sebutkan?!

"Jake, Kai, Sunoo, astaga! Siapapun bantu aku menyeret tiga sejoli yang gemar membangkang ini!" Gadis itu berteriak ke arah koridor dan ketiga anak laki-laki sepantar mereka datang dan langsung menarik ketiganya keluar dari kamar.

Taehyung sempat memberontak, ia tidak mengerti apa yang tengah terjadi. Ia tidak kenal siapapun di sana, ia merasa seperti tengah bermimpi.

"Astaga, Victory! Kenapa kau jadi seperti ini? Victory yang kukenal adalah anak manis kesayangan Ibunda Rembulan." Ujar anak laki-laki yang menarik pergelangan tangan Taehyung, kalau tidak salah gadis berambut aneh tadi menyebut namanya sebagai Sunoo.

"Tunggu? Aku tidak mengerti." Jawab Taehyung. Kepalanya benar-benar sakit, seketika ia menyesal karena telah menemukan ruangan rahasia yang ternyata menyimpan keanehan seperti yang ia hadapi sekarang.

Buku-Buku Kamar (VMINKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang