Innocent

5.4K 141 6
                                    

Tittle : Innocent
Main character : Huang Renjun as Ren, Lee Jeno as Jefan
Other Character : Lee Taeyong as Tara, Jung Jaehyun as Jamal, Nakamoto Yuta as Yutfi, Zhong Chenle ( baby ) as Leo
Length : 4843 words
Content : One shoot, Boys love, Mature/sex, underage sex

-Innocent-

"Jep, tolong panggilin Pak Yutfi ke sini, gih. Suruh sarapan bareng kita. Pasti dia ngga mungkin punya bahan sarapan."

Yang disuruh mengerutkan keningnya bingung. "Pak Yutfi? Pak Yutfi mana dah? Udah dibilang, Jefan ngga hafal sama nama-nama tetangga kita, Baba. Jangan suruh Jefan ah. Suruh Leo aja tuh." Jefan menunjuk seorang balita yang sedang bermain lego di atas karpet tebal.

Tara, selaku Baba dari seorang Jefan mendengus sebal. "Kamu mau adikmu diculik?" Tara berkacak pinggang. Ditangannya memegang sodet kayu karena submisiv itu tengah memasak sarapan. "Pak Yutfi ituloh yang sekarang tinggal di rumah kita yang sebelah. Mereka semalen nyampe sini. Semalem Kamu ngga denger orang rame-rame apa gimana?"

Jefan menampakkan wajah berfikirnya. Semalam ia memang tidur cepat, bahkan sebelum menginjak jam 10 malam. Wajar saja dia tidak tau apa yang telah terjadi semalam.

Dan soal Pak Yutfi, dia adalah sekretaris dari suami Tara, alias Pak Jamal. Atas perintak Jamal, Yutfi dipaksa pindah tinggal di sebelah rumahnya untuk memudahkan masalah pekerjaan antara sekretaris dan bosnya itu.

"Hm, semalem Jefan udah tidur."

"Tumben? Biasanya kalo malem minggu suka tidur jam 3 kamu tu. Yaudahlah, sana panggilin."

"Males ah! Tinggal suruh Leo aja napa sih? Lagian kan bisa langsung ke sana tanpa keluar gerbang."

"Kamu tuh ya kalo disuruh ngga pernah mau. Cepet! Baba nggamau tau!"

Jefan menggulir bola matanya malas. Ia berdecak kesal lalu meletakan di atas meja ponselnya yang masih menampilkan sebuah video yang dijeda. "Ck, iya ih!"

Baru sampai di depan pintu, suara Tara yang menggelegar menghentikan langkah Jefan.

"JEPP! JANGAN LUPA ANAKNYA JUGA DIAJAK!"

-Innocent-

"PERMISII... " Jefan juga mengetuk pintu rumah kedua milik orang tuanya itu.

Pada ketukan ketiga, pintu kayu bercat cokelat tua itu terbuka, menampakan seorang remaja, ah bukan, tapi anak kecil yang masih mengenakan piyama pendek berwarna navy. "Siapa ya?" Tanya anak itu.

Jika mendengar suara anak itu sepertinya sudah remaja. Tapi, wajah dan tubuhnya masihlah seperti bocah sekolah dasar.

"Aku anaknya Pak Jamal, yang tinggal disebelah." Jefan menunjuk rumahnya sendiri menggunakan jempol sebelum melanjutkan ucapannya. "Kamu anaknya Pak Yutfi ya?"

Bocah yang masih asik memeluk boneka beruang besar itu mengangguk lucu. "Mau ketemu Papa ya? Bentar, Ren panggilin Papa dulu."

Ren hendak berbalik untuk memanggil Ayahnya, namun tangan kecilnya ditahan oleh tangan besar pemuda yang barusan bercakap dengannya.

"Eh, nggausah, dek." Jefan tersenyum manis, masih belum sadar jika ia masih menahan lengan bocah di depannya. Untuk sejenak, Jefan terpesona akan kemanisan bocah di depannya ini. Rambut hitam yang mencuat kesana kemari di kepala bocah itu menambah kesan imut. Bocah itu pasti baru bangun tidur.

"Kakak cuma mau nyampein, kalo Babaku ngajak kalian sarapan bareng kita." Jefan berkata lagi.

"Woah... kebetulan banget! Ren daritadi laper banget, tapi Papa ngga punya makanan." Bibir mungil bocah itu mencebik lucu.

DON'T OPEN!🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang