Lisa membawa tumpukan dari lembaran kertas ulangan harian pelajaran matematika wajib ke Ruang Guru setelah kelasnya selesai melaksanakan ulangan tadi dan ia ditugaskan mengkolektifnya karena ia kemarin tidak melaksanakan piket.
Pergi ke Ruang Guru berarti ia harus melewati koridor kelas XI IPS dan toilet lelaki yang ada di dekat kelasnya Bambam.
Lisa menghela napas pelan, ia berharap kamis minggu ini tidak bertemu siapapun dari kelas IPS karena ia sedang tidak menginginkannya, terutama bertemu dengan Donghyuk dan Jungkook.
Kamis minggu kemarin seperti sudah mengutuknya sebab ia bertemu dengan Jungkook siangnya dan pulang sekolah bersama dengan Donghyuk. Walaupun ia sering menyatakan bahwa ia masih mengharapkan Donghyuk, namun nyatanya ia dan lelaki tersebut seolah sudah tidak mempunyai harapan apapun untuk kembali menjalin hubungan, apalagi ke ranah yang lebih serius.
Dan untuk Jungkook, lelaki itu memang tampan tetapi Lisa merasa ada yang aneh dan hatinya selalu merasa tidak tenang jika sudah bertemu dengan Jungkook.
Lisa yang hendak berbelok menuju ke tempat Ruang Guru berada, matanya secara tak sengaja menangkap sosok Jungkook yang baru saja keluar dari toilet lelaki dengan wajah dan rambut yang basah sebab tetesan air yang turun dari rambut lelaki itu.
Ia merasa waktunya perlahan melambat, keduanya saling tatapan dengan mata melebar seolah tersentak kecil akan keberadaan satu sama lain, dan kini Lisa berada tepat sejajar dengan pintu masuk serta keluar toilet lelaki.
Mungkin bukan hanya Lisa yang merasa waktunya melambat, tetapi Jungkook juga seolah mengalami hal yang sama. Pasalnya lelaki tampan itu seperti terdiam mematung tanpa melakukan apapun pada rambutnya yang basah dan terus meneteskan air ke baju olahraganya.
Ponsel Lisa yang berada di saku seragamnya, bergetar panjang seperi ada panggilan masuk. Ia sontak terkejut atas hal yang tiba-tiba itu dan tersadar akan situasinya dengan Jungkook saat ini, sehingga ia segera melanjutkan jalannya sembari merogoh ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya.
Matanya melihat panggilan tak terjawab dari Bambam, ia sedikit mengernyitkan dahinya karena merasa aneh Bambam tiba-tiba menghubunginya seperti sekarang, padahal mereka tidak ada janji apapun.
Lisa menghiraukannya dan kembali menaruh ponselnya di saku seragamnya, ia mengucapkan salam dan permisi kala kakinya melangkah masuk ke dalam Ruang Guru.
Ia segera menuju ke arah meja milik guru matematika wajibnya yang berada di barisan paling pojok dari pintu.
Matanya menatap ke arah depannya dengan terkejut sebab perempuan yang sepertinya adik kelasnya itu berjalan dari arah yang berlawanan dengannya, sembari membawa kopi dengan sedikit bergetar.
Lisa merasa was-was sehingga ia berjaga-jaga dan memberhentikan langkahnya untuk mempersilahkan perempuan tersebut memakai jalan yang dibuat dari jarak antara meja guru satu dengan lainnya.
Namun, perempuan tersebut tidak sengaja menyandung kakinya sendiri dan kopi yang dibawanya itu tumpah berceceran kemana-mana.
Dan masalahnya, Lisa sudah berusaha melindungi tumpukan kertas jawaban dengan memeluknya, dan ia sudah sedikit menghindar serta menjauh dengan harapan bahwa tumpahan kopi tidak akan mengenai lembar jawaban ulangan maupun dirinya, namun tetap saja ia terkena tumpahan kopi yang panas itu, bahkan lengan kirinya terasa sangat perih.
Ah, hari kamis yang kembali menyebalkan. Ia sudah mengorbankan tangannya sebagai tameng agar tumpahan kopi secara tiba-tiba itu tidak mengenai tumpukan dari kertas jawaban kelasnya, namun tetap saja kena seolah-olah pengorbanannya sia-sia.
Guru matematika wajibnya yang melihat itu segera menghampiri Lisa dengan khawatir, "Lisa, tangan kamu pasti melepuh, ayo ke UKS." ujar guru matematikanya tersebut dengan merebut lembaran-lembaran yang Lisa pegang tanpa peduli apakah lembaran jawaban tersebut masih bisa dikoreksi olehnya atau tidak, seolah sudah tidak penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Key Suspect! [Local AU] | END ✓
Fanfiction- Jinx [noun]: orang yang membawa sial. Apakah kalian percaya terhadap nasib sial? Bagaimana jika kesialan yang kalian alami merupakan siklus yang kontinyu? Terlebih lagi, seolah bukan kebetulan jika kesialan yang kalian alami bertepatan setelah ka...