Jobseeker

66 9 5
                                    



💻









Arseno dan Irina sudah sepuluh tahun lebih bersahabat. Banyak teman mereka yang mengira keduanya menjalin hubungan spesial namun Irina selalu menyanggahnya. Berbeda dengan Arseno yang menanggapinya dengan senyuman kecil dan berucap tanpa suara "doain aja ya" karena sebenarnya ia menyimpan rasa pada sahabatnya itu.

Arseno bekerja di sebuah perusahaan multinasional sedangkan Irina saat ini adalah seorang jobseeker lantaran dirinya yang resign dari pekerjaan sebelumnya. Irina sudah mengirimkan lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan maupun instansi namun tak kunjung mendapat respons positif. Akhirnya ia pun bertanya informasi lowongan pekerjaan pada Arseno–yang lebih akrab disapa Seno.

——————————————

SENOOO

Seno...

Iya, Na?

Bagi info loker dong

Lo pengennya posisi apa?

Apa aja
Yang penting gue punya
kesibukan lagi.

Oke, gue cariin dulu.

——————————————






The next day...

Irina membuka ponselnya dan ternyata Seno mengirimkan sebuah dokumen. Dokumen itu berjudul "info-loker" jadi Irina langsung mengunduh dan membukanya. Irina tampak serius namun ketika sudah membaca keseluruhan informasi tersebut, ia berteriak, "Apa-apaan Seno? Ngawur banget!" Serunya.

Ya, Irina kaget dengan info lowongan kerja tersebut. Beginilah bunyinya:




 Beginilah bunyinya:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa menit kemudian, ponsel gadis itu berbunyi. Irina mendapat sebuah panggilan. Arseno menelepon dirinya. Irina yang geram pun akhirnya mengangkat panggilan itu.

"..."

"Hai, Na. Gimana, udah baca? Tertarik gak?"

"Maksud lo apa hah? Lo bercanda gara-gara gue jobless ya?"

"Eits, kalem, Na... Katanya pengen punya kesibukan lagi? Gue punya loker, spesial buat lo, makanya gue share itu."

"..."

"Gimana? Kapan mau kirim lamarannya?"

"Seno, jangan bercanda deh. Gue beneran nyari kerjaan ya. Gue butuh duit."

"Tenang... Lo juga bakal dapet duit kok, Na. Kalo lo gak mau ngelamar posisi itu, gimana kalo gue aja yang ngelamar lo?"

"In your dream!"

"Gue serius, Na! Tunggu gue ke rumah lo buat ngelamar lo ya, Na."

"Bodo amat."

Irina pun langsung mengakhiri panggilan itu. Ia misuh-misuh. "Anjir, Seno! Bikin gue jantungan aja. Sumpah, gak lucu banget." Irina sebenarnya deg-degan setengah mampus setelah membaca loker yang dikirim Seno. Ditambah kalimat terakhir Seno sebelum Irina memutus panggilan tersebut. Seno mau melamar Irina? What the hell! Gila kali ya tuh bocah, cerocos Irina.

Tiga puluh menit kemudian, adik Irina mengetuk pintu kamarnya dan mengatakan bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengannya. Mau tak mau, Irina pun keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Betapa kagetnya dia menemukan Seno duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya!

Meskipun bersahabat, Seno jarang sekali berkunjung ke rumah sahabatnya itu kecuali ada acara tertentu. Dan malam ini, Seno datang ke rumahnya dengan outfit yang cukup formal.

Jadi, Seno gak bercanda soal lamaran itu?






















End.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Hahahaa, Mbak Irina dapet kejutan beruntun.

Makasih atas vomment-nya guys!






Just as UsualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang