# ARAN MENOLAK #

881 59 1
                                    

Malam harinya keluarga Dirgantara sudah berada di meja makan sambil menyantap makan malam yang di sajikan.

"Lo kapan pulang Ran" ucap Cio kaka Aran.

"Tadi jam sepuluh an" ucap Aran.

"Oh,iya Ran maaf yah tadi ayah ga bisa jemput kamu soalnya tadi tiba tiba ada meeting" ucap sang ayah.

"Iya gpp kok yah" ucap Aran sambil tersenyum kepada sang ayah.

"lu tadi di jemput sama Pak Kuya atau cuma berdua sama bunda?" tanya Cio lagi.

"berdua" jawab Aran.

"Oh kirain gua di jemput" ucap Cio.

"Ga cuma berdua" ucap Aran singkat.

"Udah ngobrol nya sekarang makan dulu" ucap bunda Ve.

"Iya bun" ucap bereka bertiga, mereka makan dengan suasana hening. Tapi keheningan pun di pecahkan oleh sang ayah, Gevano.

"Oh iya Ran. kamu udah punya pacar belom?" tanya sang ayah.

"belum, kenapa emang" ucap Aran.

"Ga ayah ga bunda nanya tentang pacar, apaan sih" batin Aran sambil memasukan makanan nya ke mulut.

Vano melihat ke arah Ve istrinya, dan Ve yang ditatap begitu hanya mengangguk pelan.

"Ran, kamu sama ayah mau di jodohin sama anak temen ayah" ucap vano

UHUKK...UHUKKK....UHUKK

Tiba tiba Aran tersedak dan langsung meminum air yang sudah di sodorkan Veranda.

"Pelan pelan makanya" ucap bunda Ve.

Aran menetralkan nafasnya dan mengusap mulutnya yang basah. Ibunda yang melihat langsung menepuk nepuk punggung anaknya.

"Apaan sih ayah bercandanya ga lucu"

"Ayah ga bercandanya, ayah serius."

"Yah, ini udah zaman modern. Ini bukan jamannya jodoh jodohan"

"Dia cantik .. pinter bahkan satu sekolah sama kamu" ucap ayah.

"Siapa?" batin Aran sambil melamun sekitar tiga detik.

"Aku juga masih bisa cari cewek sendiri gak perlu dijodoh jodohin, gaperlu ayah sama bunda cariin calon buat aku,aku masih mampu buat cari sendiri" ucap aran tegas dan langsung pergi begitu saja ke kamarnya.

Jujur, dia tidak suka di jodoh jodohkan seperti itu karena Aran  tidak tertarik sama sekali pada dunia percintaan bahkan menikah. Prinsip nya dia ingin meneruskan pendidikan dan kariernya terlebih dulu.

Vano hanya menghela nafasnya kasar.
Melihat kepergian anaknya, bunda Ve yang melihat itu langsung berbicara.

"Tenang aja mas, nanti aku coba bicara sama Aran" ucap bunda Veranda

"Iya ayah,tenang aja nanti aku coba bantu bicara ke Aran" ucap Gracio.

Gevano hanya menganggukan kepala nya sebagai tanda jawaban.

"Oh iya, aku bicara sama ayah sama bunda" ucap Cio sambil menatap orangtua nya.

"Apa?" jawab bersamaan kedua nya.

"Kan sebentar lagi aku mau lulus. Boleh ga kalo aku langsung nikahin Shani aja hehe" ucap Cio sambil tersenyum cengengesan.

"Kalo menurut bunda, bunda setuju aja tapi kamu harus pikirin dulu sampe matang. Apa kamu udah siap jadi calon imam buat Shani?" ucap bunda Ve panjang.

"Kalau menurut ayah gimana?" tanya Ve lagi.

"Kalau menurut ayah, ayah setuju aja. Karena lebih cepat lebih baik tapi inget kamu harus jadi lelaki yang ber-tanggung jawab" nasihat dari Gevano.

"Iya Ayah, bun makasih masukan nya" ucap Gracio sambil melebarkan senyumannya.

"Eh bund, yah besok kita jogging yo? mumpung hari Minggu" ajak Gracio tiba tiba.

"Boleh tuh" jawab Ve.

"Mas mau ikut?" Tanya bunda Ve pada suaminya.

"Boleh juga, soalnya ayah udah lama banget ga jogging. Ayah ke GYM juga jarang nih" jelas Gevano.

"Yaudah, besok semua bangunnya pagi ya!" pekik bunda Ve.

"Siap ibu negara! Oh iya besok Cio ajak Shani boleh?"

"Ajak aja biar makin rame" senyum tipis dari bunda Ve.

"Iya ajak aja bang" ucap ayah Gevano.

Aran menidurkan tubuhnya di ranjang miliknya.

"KENAPA GA AYAH GA BUNDA NANYA NYA GITU TERUS?!" kesal Aran sambil memukul mukul kasurnya.

"Ga, ga gue gamau cari pacar dulu. Gue pingin fokus sama masa depan" ucap Aran pada dirinya sendiri.

Aran turun dari ranjangnya dan dia langsung mengambil stik PS miliknya. Dan memainkan nya sampai jam 02.00 subuh.

TBC <3
Terimakasih semuanya. Jangan lupa vote dan coment ya!

Aran nolak gitu aja, belum tahu aja kalo calon jodoh nya cakep gitu.

I Hate My Friends [Chikaran]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang