💐💐💐
.
.
.
.
.
'HAPPY READING'
.
.
.
.
.
SAYANG KALIANN BANYAKK-BANYAKKK 😘Hari demi hari berlalu akhirnya hari istimewa ini tiba, tepatnya di hari pertunangan Gracio dan Shani.
"Cio kamu udah siap sayang?" tanya Veranda.
"Em udah bun." ucap Gracio.
Malam ini Gracio mengenakan tuxedo berwarna abu abu dengan rambut rapihkan ke pinggir.
"Kamu ganteng banget nak" ucap Veranda.
"Ah iya dong bun anak siapa dulu dong" ucap Gracio mengacungkan jempol nya.
"Bersyukur kamu Cio punya ayah sama bunda nya yang cakep cakep." cengenges Veranda.
"HAHA IYA IYA" tawa Cio.
"Yaudah ayo susul ayah, udah nunggu di mobil tuh."
"Siap bu negara!" pekik Gracio.
Hanya balasan kekehan dari sang ibunda melihat kelakuan anak nya.
Gracio dan Veranda berjalan menuju garasi mobil bertujuan untuk menghampiri Gevano yang sedang menunggu disana.
"Ayah." panggil Gracio.
"Eh ayo berangkat." ucap Gevano sebari menolehkan pandangannya.
"Oh iya mas, katanya Aran dia udah nunggu disana." ucap Ve.
"Aran? dia pake apa kesana?" tanya Gevano.
"Pake motor mas, tadi dia bilang mau duluan aja."
"Hadeuh. Yaudah ayo masuk." ajak Gevano.
"Ayo yah!" pekik Gracio.
10 menit.
20 menit.
30 menit.
Setelah menempuh perjalanan sejauh enam kilo, akhirnya keluarga Dirgantara sampai di salah satu rumah yang bisa dibilang cukup mewah. Rumah siapa lagi kalau bukan rumah Shani, tunangan Gracio.
"Aran. kamu nunggu udah lama?" ucap Veranda yang membuat Aran menoleh kaget.
"Eh bun! lama banget sih datengnya." ucap Aran sambil menduduki motornya.
"Lah elo ngapain juga duluan." ucap Gracio.
"Y-ya tadi ada urusan."
"Afah iyah.... lo ketemu Chika ya?" penasaran Gracio.
"N-ngga paansih anjir." balas Aran.
"Ah ngaku aja lo bambang." ucap Gracio terus mengusil Aran.
"Ngga bangsatt" pekik Aran kesal.
"Heh Ran jaga omongan nya." ucap Veranda.
"Lah ko jadi Aran sih itu tuh si Cio."
"Kamu kalo ke abang ngomong nya jangan pake si si an." omel Veranda.
Aran tidak mau kalah, dia memekik kesal dan terus menerus menyalahkan abangnya. Gracio hanya memeletkan lidahnya yang membuat Aran semakin kesal :).
"Hadeh, yaudah ayo cepet masuk malah debat di depan rumah orang." ucap Gevano frustasi.
"Iya tuh si Aran yah." ucap Gracio.
"Diem lu maemunah!" pekik Aran tak mau kalah.
"Nama gue bukan maemunah, bambang!"
"Nama gue bukan bambang!"
Veranda dan Gevano hanya menggelengkan kepala nya melihat kedua putra nya yang setiap hari selalu debat. Kalau kata Gevano 'kalian tiap hari tanpa debat kayaknya berat.'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My Friends [Chikaran]
Teen Fiction[ WARNING 17 PLUS] Sorang gadis yang biasa di panggil Chika, bertemu seorang ketua geng panglima bernama Aran di Dirgantara High School. Saat itu pula Chika jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Aran, apakah mereka bisa bersatu? Penasaran cerit...