"Hai bun, yah selamat pagi." sapa Gracio pada kedua orangtua nya yang tengah duduk di kursi makan.
"Too boy." balas ibunda tersenyum manis.
"Pagi juga bang." balas Gevano.
"Aran mana bang?" tanya Veranda.
"Abang gatau, kaya nya masih tidur tuh anak."
"Ya allah, bangun nin dong bang."
"Gatau tadi udah abang bangun nin katanya lima menit lagi." jelas Gracio kesal pada adiknya.
"Bunda aja yang bangun nin Khaulah." ucap Gevano.
"Yaudah tunggu."
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit untuk membangun kan dan menunggu Aran bersiap siap, akhirnya Veranda dan Aran terlihat turun dari tangga menuju ruang makan.
"Ayah, good morning." sapa Aran.
"Too Khaulah, ayo cepet sarapan udah mau telat." balas Gevano.
"Siap pak bos."
"Abang mau roti bakar atau nasi goreng?" tanya Ve.
"Mau roti aja bun." balas Gracio.
"Kalo Aran mau bunda ambilin apa?"
"Em Aran roti bakar aja bun samain." ucap Aran.
"Oke bunda ambilin ya."
"Ayah juga!" sela Gevano.
"Sip." ucap Veranda mengacungkan jempol.
Hanya suara suara garpu dan sendok yang mengisi ruangan tersebut. Seluruh anggota keluarga Dirgantara tidak berbicara saat tengah memakan breakfeast yang sudah di sajikan.
"Aran udah selesai. Aran perginya pake motor aja." ucap Aran sebari mencium tangan kedua orangtua nya.
"Oh yaudah hati hati nak." ucap Veranda lalu mengecup kening Aran.
"Hati hati, jangan ngebut." ujar Gevano.
"Siap pak, bu negara!" pekik Aran lalu pergi menuju garasi.
"Abang pake mobil ya, biasa jemput dulu ayang." ucap Cio yang dibalas kekehan oleh Ve dan Gevano.
"Yaudah sana jemput ayang nya." ucap Veranda lalu melakukan hal yang sama, ya mengecup kening Cio.
"Hati hati juga kamu jangan dibawa ngebut." ucap Gevano.
"Oke beres."
.
.
.
.
.
.
."Woi Mir!" panggil Aran pada Mirza.
"Eh Ran udah dateng lo, gua kira bakal telat." ucap Mirza mengepuk pundak Aran.
"Belum gua belum dateng, ya udahlah ini siapa di hadapan lo."
"Haha basa basi namanya Ran." ujar Mirza.
"Basa basi emang basi."
"Bisa ae bro." ucap Mirza.
"Yaudah lah jangan bacot ayo masuk ntar di omelin bu Dewi." balas Aran sambil berjalan mendahului Mirza.
"Iya tuan Aran." ucap Mirza lalu mengikuti nya dari belakang.
"Oke sudah ibu absen dan semua sudah datang. Jadi mari kita mulai pelajaran hari ini." ucap bu Dewi guru ips.
"Sekarang. Buka buku paket nya halaman seratus lima dua." ucap bu Dewi lagi.
"BAIK BUK" serentak semua murid.
"Duh males gue pelajaran bu Dewi." bisik Aldo pada Aran.
"Sama kali tapi kaya gimana lagi gua harus ikutin."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My Friends [Chikaran]
Teen Fiction[ WARNING 17 PLUS] Sorang gadis yang biasa di panggil Chika, bertemu seorang ketua geng panglima bernama Aran di Dirgantara High School. Saat itu pula Chika jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Aran, apakah mereka bisa bersatu? Penasaran cerit...