Pukul 03.00 AM.
"Kita mau kemana?" tanya Falisha sambil menatap pria berjaket hitam, kaos hitam, celana hitam, hingga sepatu hitam yang dikenakan.
"Kamu pegangan ya yang kenceng, kita mau ke rumahku." Perintah pria yang ada di hadapannya ini, membelakangi karena sedang fokus membawa motor.
Falisha memeluk erat pinggang pria itu, perasaannya berdesir. Ia memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu milik pria berpakaian jaket hitam, motor hitam, dan helm hitam. Enggan rasanya bertanya apapun. Dan yang paling penting semua yang dia rasakan hanya tenang namun penasaran.
Tidak lama kemudian, sampai pada tempat bernuasa hitam putih. Falisha menoleh ke kanan, menatap lokasi tersebut dari atas hingga bawah, ia melepaskan genggaman erat tersebut dari pinggang pria itu. Dilihatnya pagar hitam besar, mengarah di depan pada tembok putih dan yang ada dihadapannya adalah jalan buntu.
"Yuk turun." Perintah lagi laki-laki itu sambil melepas helmnya.
"Jadi kita sampai?" tanya Falisha heran sambil berharap pria itu menoleh ke belakang. Saat pertama pria itu menoleh ke belakang, masih dari samping sedikit blur dan...
"LAGIII?!" Falisha mengeryitkan keningnya, ia duduk dan mengatur irama napasnya, lalu mengambil botol minum yang ada pada meja belajarnya di sebelah kasur.
Glek...glek...glek...
Falisha terus membuka dan menutup matanya secara cepat dan berulang, ia menjambak rambutnya sendiri sambil menangis sesegukan. "Maunya apa?!" ia tidak pernah mengerti dan selalu berbicara sendiri secara tidak sadar setiap kali ia mendapat mimpi yang berhubungan dengan pria itu, ia tidak pernah mengenalnya sama sekali, bahkan melihat wajahnya pun tidak bisa meskipun harapan untuk melihat wajah itu ada 90%.
Falisha menggeliat sambil meraba ponselnya dengan keadaan mata masih sembab. Mengecek ponselnya dan mengaktifkannya untuk melihat di sana siapa tahu ada arahnya dengan kejadian mimpi. Selalu seperti itu dan ia akan terus berusaha melakukannya sampai ia menemukan jawabannya tentang semua mimpi-mimpi itu.
Galen
Ais, gue gak bisa tidur. Kalo gue kesiangan besok tolong bangunin ya..."Kebiasaan." Falisha mendengus malas, lalu melanjutkan tidurnya.
***
Hilang sudah harapan Falisha untuk bisa berolahraga di pagi hari. Akhir-akhir ini Falisha sering bangun telat karena sering terbangun saat sehabis bermimpi, "Semua gara-gara mimpi itu gue selalu kebangun. Capekkk!" Dengusnya.
"Mimpi apa?" Galen mencondongkan kepalanya ke arah Falisha, sambil mengerutkan dahinya secara spontan.
"You won't understand. Apa lo sering mimpi, Len?" Falisha menyudutkan Galen dan mengangkat alisnya.
"Pernah, yang gue inget sih layar hitam." Galen terkekeh geli. "Lagian aneh banget bunga tidur aja itu." Lanjutnya.
"Ih, serius. Gue penasaran orang kalo mimpi gimana, please." rengek Falisha.
"Jarang sih, kenapa?"
"Gue selalu mimpi, terus sering banget mimpi gue selalu jadi nyata, tapi kali ini gue mimpi yang sampe sekarang gue belum nemu jawabannya." Falisha mengerutkan dahinya sambil mendengus lirih.
"Tapi mimpi lo yang lo bilang tadi, apa lo mau tau banget jawabannya?" tanya Galen sambil menatap intens bola mata Falisha.
Falisha mengangkat satu bibirnya, heran. "Udah deh lupain, lagian ga penting juga kan."
"Gue pernah denger kalo mimpinya itu selalu keinget dan jelas pastinya jadi kenyataan, lo gak mimpi buruk kan?" Galen memecah keheningan lagi.
"Gak sih, tapi..."
Galen memotong ucapan Falisha sekaligus menyeka bibirnya dengan jari telunjuknya, "Aisku, udah ya gak papa, cuman mimpi jadi tenang aja."
"Oke."
"Gimana kalo kita makan? Gue traktir." Galen menaikkan satu alisnya dan cengiran khasnya menguasai bibirnya.
"Kesambet apa?" Falisha berjinjit untuk menyentuh dahu Galen. Galen menarik pinggang Falisha secara cepat.
Wajah Galen perlahan mendekat, Falisha tersentak kaget. Galen menatap lama Falisha sambil mengikuti arah bola mata Falisha. Ke kanan dan ke kiri.
Deg...
"Muka gemes lo yang bikin gue laper." Galen menatap dengan tajam. Falisha mengerutkan dahinya, panik.
"Hahahaha, becanda. Gue laper udah ayo." Galen menarik pergelangan tangan Falisha. Falisha mendengus sebal sambil mengikuti langkah kaki Galen.
![](https://img.wattpad.com/cover/287836839-288-k833345.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayangan Per(Kata)
Teen Fiction"Arti nama Falisha itu kebahagiaan, kalau Elvan artinya apa?" Falisha mengeryitkan keningnya. "Kekuatan." "Apa mungkin setiap kebahagiaan Ais itu berasal dari Elvan?" "Mungkin." Elvan menarik napasnya dalam-dalam lalu dihembuskan perlahan, ia mengh...