Part 21

762 41 0
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nesa memandang puas beberapa makanan yang terhidang di atas meja. Akhirnya, setelah berperang hampir setengah jam di dapur, dia bisa menyelesaikan beberapa menu untuk makan siang mereka.

Setelah menata hasil masakannya pada meja makan, Nesa beranjak mencari kakaknya setelah itu akan membangunkan suaminya.

Wanita itu sudah mengelilingi lantai satu rumah ini, namun belum  juga menemukan Aby. Berarti lelaki itu berada di lantai atas, dengan segera Nesa berjalan menaiki tangga.

Pada pertengahan anak tangga kaki Nesa terhenti otomatis, ketika melihat kakaknya yang sedang berjalan menuju kearahnya.

"Mau kemana, Nes?" Aby menghentikan pijakannya pada anak tangga yang sama dengan Nesa.

"Nyari Kakak," jawab Nesa.

"Ada apa?" Aby bertanya dengan kening berkerut bingung.

"Makan siang udah siap. Ayo, makan bareng."

"Oh, ini juga Kakak mau turun ke bawah. Panggil suami mu, Kakak tunggu di bawah."

Setelah mengatakan itu Aby melanjutkan langkahnya menuju lantai bawah, sementara itu Nesa berjalan menaiki tangga untuk memanggil Nolan.

Pintu kamar terbuka, menampilkan ranjang yang sedikit berantakan dan seorang lelaki dengan celana pendek sepaha tanpa atasan. Nesa berjalan masuk ke dalam kamar, wanita itu langsung merapikan seprei kasurnya yang sedikit kusut.

Nolan hanya memandangi Nesa dalam diam. Lelaki itu bahkan menghentikan kegiatannya yang akan memakai baju. Setelah seprei kasurnya rapih, Nesa beralih menatap suaminya dengan datar.

"Ayo, makan siang. Kalau enggak mau, ya, udah."

Nolan mendelik kesal mendengar ucapan istrinya. Sebenarnya Nesa niat atau tidak menawarinya makan? Baru saja hendak mengeluarkan suara, wanita dengan baju sepaha itu sudah berjalan meninggalkan Nolan sendiri.

Lelaki itu hanya memandang kesal kepergian istrinya, baju yang rencananya akan Nolan gunakan justru berakhir terlempar diatas kasur. Lelaki itu berjalan menuju lantai bawah tanpa menggunakan atasan, membuat perut six pack miliknya terpampang dengan jelas.

***

Dentingan sendok yang berbenturan dengan piring, menjadi suara yang mendominasi saat ini. Aby memandang heran pada pasangan pengantin baru di depannya, biasanya tiada hari tanpa romantis.

Sejak kedatangan Nolan pada meja makan, raut wajah adiknya terlihat kesal. Bahkan wanita itu menggeser kursinya agar menjauh dari Nolan, sedangkan lelaki itu malah asik memakan makanannya tanpa beban.

"Bete, Nes?"

"Kakak tau enggak? Masa tadi di Minimarket ada drama FTV," Nesa memulai ceritanya, tanpa mempedulikan pertanyaan Aby.

Kening Aby berkerut bingung mendengar jawab adik yang tidak nyambung. "Maksudnya gimana?"

"Jadi tuh, di suatu siang yang cerah ... seorang lelaki berjalan memasuki sebuah Minimarket, bersama sang istrinya.

Saat sedang asik berbelanja, tiba-tiba datanglah seorang wanita yang dengan sengaja menabrak si lelaki hingga mereka saling berpelukan.

Begitu di telusuri dari sumber terpercaya, wanita itu adalah mantan terindah."

Nesa menekan intonasi suaranya pada dua kata terakhir, membuat Aby mengangguk mengerti. Ternyata adiknya sedang cemburu, pantas saja sejak tadi wanita itu seakan ingin mencakar wajah suaminya.

Sepanjang cerita tadi, Nesa terus memandang sinis lelaki tanpa atasan yang duduk tidak jauh dari kursi yang dia tempati.

Sementara Nolan yang menjadi tersangka utama, justru sedang asik menambah makanannya tanpa peduli wajah kesal istrinya.

"Nesa udah selesai," ujar Nesa. Dengan segera, piring kosong miliknya Nesa angkat menuju wastafel. Setelah itu Nesa berjalan menuju kamarnya, namun wanita itu dengan sengaja menendang kaki kursi suaminya, membuat Nolan sedikit tersedak makanannya.

Aby tertawa kecil melihat kelakuan adiknya, sedangkan Nolan yang menjadi korban justru tersenyum sebari berujar, "Hati-hati, Sayang."

Setelah kepergian Nesa, Nolan kembali melanjutkan sisa makanannya.

"Lo ngapain, sih, keluar enggak pake baju?"

"Ngakak papa, biar gampang aja entar kalau ngew*." Nolan berujar dengan santai sebari memasukan suapan terakhir ke mulutnya.

Aby membulatkan matanya mendengar jawaban lelaki di seberang mejanya, baru saja akan membalas ucapan Nolan, lelaki itu sudah lebih dulu berdiri dengan membawa piring kosongnya.

"Tuh anak mulutnya makin biad*b aja," gumam Aby. Lelaki itu juga beranjak menyusul Nolan ke dapur.

Setelah mencuci piring bekas makannya, Aby menghampiri adik iparnya yang sedang mengaduk segelas susu dengan rasa stroberi. Bukan kegiatan itu yang membuat Aby bingung, tapi ekspresi wajah lelaki itu yang terlihat sangat bahagia membuat Aby sedikit takut.

"Waras, Nol?"

Mendengar pertanyaan kakak iparnya, Nolan mendengkus kesal. Namun ketika kembali mengingat rencananya, lelaki itu melengkungkan bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Nolan membawa segelas susu di tangannya menuju kamar istrinya, meninggalkan Aby sendirian di dapur. Lelaki itu bahkan terus bersenandung kecil ketika menaiki tangga.

"Ya, Allah, kayanya gue salah pilih adek ipar," gumam Aby frustasi.





"Ya, Allah, kayanya gue salah pilih adek ipar," gumam Aby frustasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suami Meresahkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang