Part 22

710 38 0
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nesa memberikan gelas kosong bekas susu pada Nolan. Tumben sekali lelaki itu membuatkan susu untuknya, katanya sih buat permintaan maaf.

"Gimana? Enak enggak?" Nolan bertanya sebari mengambil gelas kosong yang istrinya berikan.

"Emang ada susu yang enggak enak?" Nesa membalas masih dengan nada sinis.

"Bener juga, ya. Semua susu enak, apalagi kalau langsung dari sumbernya."

Nesa  bingung mendengar jawaban Nolan. Langsung dari sumbernya? Apa maksudnya lelaki itu ingin menyusu pada sapi atau kambing?

Mengabaikan raut kebingungan Nesa, Nolan berjalan keluar kamar untuk mencuci gelas kotor. Senyuman manis pada wajahnya tidak pernah menghilang, apalagi ketika membayangkan rencananya berhasil.

Setelah mencuci gelas Nolan kembali ke kamar, bersiap untuk tidur. Saat membuka pintu kamar, pemandangan Nesa yang gelisah menjadi hal yang menyambut kedatangannya.

"Kenapa Sayang?"

"Enggak papa," jawab Nesa. Wanita itu mencoba mengalihkan perhatiannya pada ponsel dalam genggamannya.

"Ya, udah. Aku tidur duluan, ya?"

"Hmmm."

Nolan bergegas menaiki tempat tidur, dan langsung masuk kedalam selimut. Lelaki itu sengaja mengambil posisi tidur yang membelakangi istrinya.

Dua puluh menit berlalu, dan Nesa semakin bergerak gelisah di tempatnya. Tubuhnya terasa panas, bahkan dia menginginkan sebuah sentuhan?

Ponsel yang masih di genggamannya, Nesa letakan dengan kasar pada nakas dekat tempat tidur. Astaga, apa yang sedang terjadi padanya? Reaksi tubuhnya benar-benar menyiksa.

"Abang," panggil Nesa. Wanita itu sudah berkeringat dingin.

Sementara Nolan, lelaki itu tertidur pulas. Niatnya hanya ingin membohongi Nesa, tapi malah ketiduran.

"Sayang," sekali lagi Nesa mencoba membangunkan suaminya, namun masih tidak di respon apa pun oleh lelaki itu.

Nesa membalikkan tubuh Nolan dengan kasar, membuat lelaki itu terbangun. Tanpa berkata apa-apa, wanita dengan pakaian yang sudah berantakan itu menduduki perut kotak-kotak suaminya.

"Kamu ken--"

Ucapan Nolan terhenti, ketika istrinya menyambar b*b*rnya dengan terburu-buru. Awalnya Nolan tidak membalas ci*man itu, dia masih bingung dengan keadaan ini. Namun ketika mengingat obat per*ngs*ng yang dia masukkan kedalam susu yang Nesa minum tadi, lelaki itu tersenyum miring. Rencananya berhasil.

Tanpa membuang waktu, Nolan membalas ci*man ganas istrinya. Kedua pasangan itu saling mendorong kepala masing-masing, untuk memperdalam ci*man mereka.

Nesa yang sudah menerima reaksi obat perangsang bergerak semakin li*r. Jika biasanya wanita itu kewalahan menghadapi Nolan, namun tidak saat ini.

Ci*man mereka terlepas setelah persediaan oksigen pada paru-paru keduanya menipis. Bibir bengkak dan nafas yang sama-sama memburu menjadi bukti berapa lama ciuman mereka berlangsung.

***

Aby menghentikan tangannya yang menggesek layar iPad, sepertinya dia mendengar suara.

Lelaki itu mempertajam pendengarannya ketika suara itu semakin jelas. Aby membulatkan matanya ketika menyadari suara tersebut.

"Si*lan! Apa mereka sudah gila."

Aby menghempaskan Ipad-nya pada kasur dengan kasar. Kurang ajar sekali adik iparnya itu, jika seperti ini bisa-bisa dia mandi tengah malam.

Seketika aby menyesal tidak membuat dinding kedab suara ketika membangun kamar mereka. Dulu lelaki itu tidak membuat dinding itu sebab berpikir akan lebih mudah untuk dia mendengar adiknya, ketika dalam masalah.

"Astaga! Kenapa suaranya semakin keras." Aby mengacak rambutnya frustasi.

Pasangan itu benar-benar tidak tau tempat. Mereka seolah berlomba siapa yang paling keras berteriak, membuat kepalanya semakin pening.

"Bangs*t! Aku harus menemui Renata secepatnya."

Aby menyambar kasar jaket dan kunci mobilnya pada nakas dekat kasur. Lelaki itu membanting pintu kamar dengan keras, dan meninggal pasangan tidak tau diri itu.

Sepertinya dia akan mempertimbangkan lebih dulu jika ingin memberi izin Nolan dan Nesa menginap di rumah lagi.




Sepertinya dia akan mempertimbangkan lebih dulu jika ingin memberi izin Nolan dan Nesa menginap di rumah lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suami Meresahkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang