"Lidya Nadira itu siapa?"
Masih dengan penampilan acak-acakan sehabis bangun tidur, Nolan terdiam sejenak guna mencerna pertanyaan istrinya.
Hingga beberapa saat kemudian, lelaki tanpa atasan itu menjawab dengan bingung. "Ha?"
"Kamu kenapa transfer ke dia?"
"Apa? Transfer apa, sih?" Lelaki itu bertanya kembali dengan bingung. Baru saja bangun dari tidur nyenyaknya, tiba-tiba di cerca pertanyaan tentang wanita yang bahkan tidak dia kenali.
"Siapa itu Lidya Nadira, Mas?"
Wanita yang menggunakan celana training serta kaos kebesaran itu kembali menyebutkan nama yang sama.
"Nadira siapa? Aku enggak kenal," jawab Nolan.
"Jangan bohong kamu! Bilang dia itu siapa?"
"Aku enggak tau!" Nolan memegang kedua pipi istrinya dan menekannya hingga bibir wanita itu maju beberapa senti.
"Kamu jangan gila, deh. Aku baru bangun tidur," sambung Nolan. Lelaki itu masih menjempit pipi istrinya dengan gemas.
"Ih, lewpash ... sawkit!" Nesa memukul-mukul tangan suaminya.
Dengan cepat, Nolan memberikan kecupan singkat pada bibir istrinya sebelum melepaskan tangannya.
"Sakit tau." ujar Nesa sebari mengusap kedua pipinya yang sedikit memerah.
"Makanya, sebelum tidur obatnya di minum ... biar pas bangun, enggak gila kaya tadi."
Tanpa mempedulikan raut kesal wanita di depannya, Nolan berjalan menuju dapur untuk mencari makanan.
"Ihh, Abang! Lidya siapa?" Nesa berlari kecil menyusul suaminya.
"Jangan lari, Sayang!" Nolan berteriak ketika membalikkan tubuhnya dan melihat wanitanya berlari.
Tanpa mengindahkan peringatan suaminya, Nesa semakin berlari dengan kencang dan melompat pada punggung Nolan ketika jarak mereka tidak terlalu jauh.
Lelaki itu terhuyung sedikit ke depan, akibat tidak siap dengan aksi wanita itu meski tidak sampai terjatuh pada lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Meresahkan
Chick-Lit"Bang Nolan makin ganteng deh, udah punya calon istri Bang?" "Belum, kenapa?" "Pas kalau gitu! Lamar Nesa aja Bang. Nesa siap jadi patner Abang menuju hari tua," jawab Nesa dengan senyuman manis yang terlihat menggemaskan di mata Nolan. "Boleh. Kap...