Zhuna : Mari Menulis bersamaku

587 43 2
                                    

Disarankan membaca menggunakan font : source Sans pro

*****

"Hei sadarkah kamu? Aku sedang mengikutimu?" ucapku dalam hati sambil membuntutimu di trotoar yang lebih tinggi, dibandingkan dengan jalan rayanya.

Kamu berjalan seakan tidak peduli dengan sekitarmu, dengan tas warna merah mudamu. Kemudian berjalan santai dengan melihat-lihat pohon yang menjulang tinggi di taman. Kamu seakan mencoba menikmati perjalanan hari ini.

Bisa-bisa nya kamu membuatku penasaran dan tertarik padamu si kerudung biru langit, atau yang bisa kusebut Nabila Ananda.

Minggu, 11 Februari 2018

Aku berniat menulis cerita di taman. Tentang seseorang yang menjadi awal ceritaku si Jaket Merah, atau kalian bisa memanggilku Zhuna Nugraha. Tapi, aku malah bertemu dengannya si Kerudung Biru Langit.

Aku membuntuti nya dari belakang. tiba-tiba sikap jalannya berubah menjadi lebih bersemangat dengan memegang tali tasnya, setiap langkahnya meloncat kecil-kecil seperti seekor kelinci. melihat ke atas langit yang terhalangi oleh lebatnya daun pepohonan. Perubahan cara jalannya, membuatku tersenyum tipis memperhatikannya. Untungnya dia masih menggunakan celana dan bukan rok. Mungkin jika dia menggunakan rok, dia akan terlihat lebih lucu.

Setiap kali dia melihat ke belakang, aku selalu mencoba tak terlihat. Bersembunyi di antara bangunan, tiang jalanan, dan berpura-pura menunggu seseorang dengan menutupi kepalaku menggunakan tudung jaket. Aku akan terus mengikuti kemana pun dia pergi. Dia tidak mengecek ponselnya sama sekali, berarti ada kemungkinan dia sedang menikmati perjalanannya, dan tidak ingin bertemu dengan seseorang.

Melihatnya di dalam minimarket. Kemudian dia membeli makanan dan minuman, sementara aku di luar menunggu. Dia keluar lalu melanjutkan perjalanannya dengan lebih santai. Hingga tiba di sebuah bangku taman sambil menaruh tas dan belanjaannya diatas meja. Lalu mengambil sebuah buku di dalam tas, serta alat tulis yang kemudian ia taruh di atas meja.

Aku yang berada di belakangnya tiba-tiba mendekat, sambil menghilangkan hawa keberadaanku. Berjalan sunyi seperti hantu, atau manusia tanpa ada rasa aura kehidupan.

Melihatnya menulis buku harian. Dia menulis yang baru saja terjadi, serta perasaan kecil yang dia rasakan saat jalan ke taman ini. aku tersenyum melihat tulisannya. Cara menyampaikan perasaan di buku hariannya, tidak seperti yang kubayangkan. Ternyata dia orangnya lebih aktif bercerita di buku, dibandingkan bercerita kepadaku.

"Hei, suka mencatat kegiatan harian?" ucapku yang mengagetkannya sehingga dia melihat ke belakang.

"Eh! Sejak kapan kamu di situ?" dia panik kemudian menutup bukunya secara cepat.

"Sejak kamu menulis buku harianmu. Aku suka tulisanmu." Jawabku

Kemudian aku duduk di seberang bangkunya

"Tidak seperti di chat yang malu-malu, ternyata kamu lebih aktif ya dalam bercerita di buku." Ucapku lagi

"Ya aku memang aslinya seperti ini. Kamu saja yang belum mengenalku." Ucapnya.

"Ya sudah, ayo kenalan." Jawabku

"Namaku Nabila Ananda." Ujarnya

Kita Beda DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang