By the way

16 3 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah percakapan yang bikin Isya malu sendiri, dia membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah percakapan yang bikin Isya malu sendiri, dia membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya.

"Gila saya, saya udah gila!"

Dia hanya bisa berteriak dalam hati sambil melemparkan bantal dan guling kesayangannya ke segala arah.

Dan ya.. suatu mengejutkan lebih membuat dia frustasi.

"HAH, acara makan-makan khusus anak-anak story telling?? Mampus ga lu" gimana ngga mampus, pasti si Hersa bakal ikut berpartisipasi dalam acara itu.

Semoga, hehe.

Yang penting ada Dina, semua aman.

Dan besoknya, sekolah tetap masuk. Tamat sudah riwayatku.

***

"Ngapain sih habis ujian harus masuk lagi, istirahat bentar kek. Libur 2 atau 3 hari gitu, ish"

Ya, gimana ya. Dikasih libur bilang, dirumah gaada gunanya, gaada yang dipahami sama sekali. Pas disuruh masuk terus malah bilang capek.

Tapi mungkin karena kita remaja jompo yang sudah ditakdirkan harus kwat(kuat)!.

Tapi sama aja buat kita, sama capeknya.

Tiba di gerbang sekolah, koridor sekolah masih kosong momplong kayak hatiku. Tapi, pas masuk, DUAR!






Hersa selalu duduk di kursi depan kelasnya, mungkin karena masih sepi aja kelasnya.

Dan kenapa bisa langsung pas-pasan setiap kali masuk dari gerbang sekolah, karena kelas dia didepan sendiri, IX A.

Tapi untungnya aku kuat, aku bisa, langsung aja deh aku jalan cepet kayak biasanya. Tapi nihil, dia ngelirik ke arahku.









Jangan-jangan tau...







Kalo yang confess aku?






Persetan apakah ini...? Aku rasanya kayak dijebak sama lirikannya.

Dan akhirnya aku cuma bisa jalan pelan-pelan, dan untungnya juga ada Lucy, SELAMAT JUGA GA TUH.

"Ciah dilirik Hersa, yaa" ejek Lucy. "Diem!"

****

Tenang Isya, jangan panik, jangan panik, dan tetap tenang biar keliatan banget sukanya nanti.

"Coba chat deh, biar bareng sekalian ngumpulnya" Akupun bergegas chat Hersa buat sekalian bareng. Modus pengen bareng aslinya.

"YESSS!!"Suaramu kegedean, Syaaaa, astaga malu banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"YESSS!!"
Suaramu kegedean, Syaaaa, astaga malu banget.

"Kamu kenapa sya?" tanya Alysa, jujur ini bikin aku menciut.

"Gapapa, hehe" jawabku bohong, "Cuma lagi agak seneng karena aku diajak ke Bali, hehe"

"Ih iyakah, ikut donggg!" sahut Lucy tiba-tiba. "Boleh, tapi langsung bilang bunda aja mwehe"

***

"Sya!" panggil seseorang yang suara ngga asing banget dan bikin reflek menoleh cepat. 
Tapi sayang, kubalas lambaian tangan dan tidak berkata 'Hai' kembali.

"Lama bener dah" omel Hersa. Hihi lucu kalo dia marah, tapi kalo marah beneran ya serem sih..

"Iya-iya, maaf, yaudah ayo" Ajakku cepat-cepat, biar ga keburu canggung lagi.

"Eh anu, by the way..."

"Hm?" Dan disinilah jantung mulai deg-degan parah sampai keringat dingin. Takut dia tau beneran..

"Kau besok ikut makan-makannya?" tanya Hersa dengan wajah tiba-tiba memucat.

"Umm, ikut, kenapa emang? Kau juga ikutkan?" tanyaku untuk memastikan dia baik-baik aja.

"Ngga deh kayaknya."











Deg











Sedih ya? iya, sedih. Tapi, ada senangnya juga, karena dia ternyata ngga tanya soal confess diam-diam itu.


"Kau sakit, ya? Istirahat aja gih, biar kuijinin nanti."

"Hati-hati jalan ke kelasnya!" Teriak Isya khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hati-hati jalan ke kelasnya!" Teriak Isya khawatir.

"Hati-hati jalan ke kelasnya!" Teriak Isya khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CRUSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang