Masih ambyar??? Ya udah sih, samaaa(Vote and comments are allowed. Please, appreciate my work :') )
...
Tubuhnya masih terasa lengket. Sejengkal kewarasan didapat sedikit demi sedikit bersamaan dengan daya, setelah tumpulnya akal akibat ekstase seksual yang dialami. Dalam diam gadis itu memandangnya, pria yang memindai cermin dengan rambut rapinya. Mengancing lengan kemejanya yang tanpa kusut, sangat berbanding terbalik dengan keadaannya.
Rambutnya lepek akibat keringat, kemeja longgarnya telah karut di sana-sini. Baginya ia terlihat menjijikan. Jelita itu merasa mual, raksi bercinta di tubuhnya menguar begitu kuat. Menusuk-nusuk hidungnya hingga melubangi hatinya dengan cara paling ngeri. Dia telah kalah atas egonya. Menelannya bulat-bulat dalam lubang penyesalan yang tak seharusnya ia kembali jatuh.
"Kau mau sarapan apa hari ini?" tanpa mengalihkan visi yang memantau refleksinya, pemuda itu membuka suara. Sejenak ia menilik jam tangan yang melingkar sebelum kembali berujar, "aku masih memiliki waktu untuk membuatkan kita sarapan sebelum berangkat."
"Tidak perlu, lagi pula aku juga tidak sudi berlama-lama di sini," jawab Yeon Ah. Keangkuhannya telah kembali melingkupi jiwanya yang terasa rikuh. Kemudian ia meraih ponsel yang tergeletak tak berdaya dari nakas. Menggulirkan layarnya dengan piawai pada benda yang sedari malam tak dijamah.
"Dakjuk, bokkeumbap, pajeon, atau kau mau dipesankan makanan saja?"
Yeon Ah menyeringai. Tentu, Kim seokjin tidak akan mendengarkan ujarnya. Pemuda tersebut telah diberkati sendok perak sejak lahir, terbiasa diindahkan semua tutur dan pintanya. Tipikal seorang tuan muda.
"Jangan banyak bicara, bukankah ini sudah mendekati jam kerja? Jangan berujar seolah kau mampu melakukannya."
Sembari berkacak pinggang senyum di labiumnya tersungging. Menatap sekilas sebelum mengambil langkah maju. Menjatuhkan tatap intens sesaat daksanya kembali mengurung tubuh jelitanya. Memblokade dengan kedua lengan panjangnya, saling menjatuhkan pandang dengan cara yang berbeda.
"Kau lupa sweetheart? Aku memiliki kuasa dalam rumah sakit itu, jadi setidaknya sekali-dua kali aku harus menggunakannya untuk keperntinganku sendiri. Dan kau, adalah kepentingan yang ku utamakan saat ini."
"Kau masih tidak berubah rupanya."
"Aku hanya memiliki jadwal operasi siang nanti, jika kau mempermasalahkan pekerjaan atau kode etikku."
"Persetan denganmu atau pekerjaanmu. Aku tidak peduli," tegas Yeon Ah. Irisnya memandang tajam jelaga kelam milik lawannya tanpa gentar. Tanpa mengalihkan visinya, gadis tersebut mulai melakukan panggilan lewat gawainya.
"Kau di mana? Aku memberimu waktu empat puluh lima menit, jemput aku. Aku sudah mengirimkan lokasinya," ujarnya begitu lugas sebelum akhirnya gawai tersebut direbut paksa dari genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] GREY [KSJ]
Fanfiction"Jangan pernah libatkan perasanmu terlalu jauh pada seorang Kim Seokjin." Berkali-kali Yoongi mengingatkanku akan hal tersebut. Namun memang aku terlalu bodoh yang mengabaikan semuanya, termasuk logika awalku. Hingga kini aku menyadari bahwa semuan...