Eumh ... sebelumnya saya mau kasih tahu, mature content ya ....
Mohon kebijakannya dalam membaca, kalau di rasa tidak nyaman silakan diskip saja.
Saya usahakan dalam chap selanjutnya akan sedikit saya bahas mengenai chap ini, tanpa memberikan kesan dewasa atau yang sewajarnya.
Saya sekali lagi ingatkan bahwa chap kali ini berkonten dewasa, terima kasih atas pengertiannya.
Bagi yang lanjut, bgm-nya bisa diplay ketika kalian rasa waktunya tepat. Eumh, sebenernya yang ini terpikir tiba-tiba sih. Ya sudahlah, let's get started ....
Masih dengan iris yang menatap lekat pada sosok yang tengah sibuk berdiri beberapa meter darinya. Suara desis serta harum daging yang tengah dipagang Seokjin tak mampu mengalihkan fokusnya dari pria yang tengah sibuk menyiapkan makan malam tersebut. Tak Yeon Ah pungkiri bahkan dengan kemeja seragam yang sudah tidak rapi dikenakan, Seokjin masih begitu menawan. Otot lengannya yang begitu sempurna ketika sibuk dengan bahan-bahan masakan, peluh yang sedikit terlihat di wajah tampannya semakin membuat gadis itu betah hanya dengan menatap sosok pria di sana.
"Aku tahu aku tampan." Masih dengan berfokus pada pasta yang tengah dimasaknya, Seokjin berujar dengan percaya diri membuat sosok gadis itu tersenyum masam. Ia tertangkap basah tengah memperhatikan sang pria sedari tadi.
"Aku hanya heran, bagaimana seorang pria dengan kehidupan sempurnanya bisa memasak begitu baik dibandingkan seorang wanita?" Yeon Ah terlalu angkuh untuk mengakui bahwa dirinya telah tertangkap basah semakin jatuh akan perasaanya, hingga lebih memilih sanggahan lain yang kelewat cepat dan terdengar begitu masuk akal.
"Anggap saja ini pelarianku dari kehidupan sempurna seperti yang kau katakan."
"Membeli apartemen sendiri ketika kau merasa jengah dengan kehidupan di dalam sangkar emasmu dan menghabiskan waktu bersama para gadis, bahkan merokok di sini." Telak, jawaban kelewat sarkas dari Yeon Ah berhasil mengalihkan atensi sang pria untuk melirik gadis yang saat ini tersenyum pongah sambil melipat kedua lengannya. Sedikit tak habis pikir jika gadis ini begitu terang-terangan. Oke, memang bukan satu atau dua kali ia melihat gadis ini bicara sesuka hatinya, namun tetap saja kepribadian gadisnya ini masih memberikan kesan tersendiri yang terasa baru bagi Seokjin.
"Aku sempat melihat asbak di ruang tengah penuh dengan beberapa putung rokok." Seokjin tersenyum mendengar penuturan Yeon Ah. Mengingat bahwa hari ini orang yang memang biasa membersihkan unitnya ini tidak bisa bekerja karena sakit.
"Lalu?"
"Tidak ada, aku hanya ingin bertanya berapa banyak wanita yang kau bawa kemari?"
"Bukankah lebih tepatnya, berapa banyak wanita yang sudah kuajak tidur?"
"Kau tidak perlu repot-repot menjawabnya. Aku sudah tahu seberapa brengseknya dirimu dengan pertanyaanmu barusan."
"Ternyata kau gadis yang begitu frontal."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] GREY [KSJ]
Fanfiction"Jangan pernah libatkan perasanmu terlalu jauh pada seorang Kim Seokjin." Berkali-kali Yoongi mengingatkanku akan hal tersebut. Namun memang aku terlalu bodoh yang mengabaikan semuanya, termasuk logika awalku. Hingga kini aku menyadari bahwa semuan...