06

432 23 0
                                    

Vierra berdecak kesal, sedari tadi ia belari namun ia tidak menemukan pintu keluar, sial ini rumah nyusahin bangett dah, namun vierra tak menyerah hingga akhirnya ia menemukan jalan keluar

vierra sudah berada dihalaman ia berbalik untuk melihat segede apa rumah tersebut yg membuat ia kewalahan saja, seketika vierra ambruk dirumput saat melihat rumah bukan! Lebih tepatnya istanah yang mewah dan megah.

"Ngga salah liat kan ini?! Busett istanahnya cakep bangtt njir, gua kek bopung egee, nolep batt."

Gumam vierra dengan ngucek-ngucek matanya berharap kalo itu hanyalah imajinasi dia namun nyatanya tidak,

kini vierra berdiri dan pergi ntah kemana saat ini ia sedang sibuk mencari jalan raya ntah apa yang akan dibuat gadis itu ia tidak akan menyerah begitu saja bagaimana bisa ia masuk kedalam Novel!

Kini vierra sudah berada dipinggir jalan raya ia tersenyum tipis melirik dasi tersebut lalu gadis itu saat ini sedang berdialog dengan dirinya sendiri.

"Akh sialan bagaimana bisa gua terbangun di dunia novel, mana Novel menyebalkan itu lagi dan lebih parahnya gua menempati tubuh seorang Rosalie aileen yang berperan sebagai female lead yang berasa figuran dan menyedihkan dinovelnya sendiri, benar-benar gamasuk Nalar."

"Apa gua kena karma mengumati novel tersebut yaa, akh semua ini gara-gara peramal gadungan itu anjirr kalo ngeramal suka benar." Ujar vierra yang kini berbicara sendiri membuat dirinya jadi pusat perhatian orang yang berlalu-lalang.

Bentar! Kini vierra ingat saat ia terbangun dan tiba-tiba ia berada dijalan raya dan seluruh orang mengatakan ia kecelakaan, apa karna ia tertusuk lalu gadis ini kecelakaan dihari yang sama, waktu yang sama, antara dua dimensi mengakibatkan ia tersesat didunia novel

gak! gak bisa gini ia harus kembali kedunia asalnya, ia tidak boleh berada didunia novel ini bahkan ia saja tidak tau alur cerita tersebut,

saat itu ia hanya iseng membaca sinopsis tersebut. Kini vierra mengikatkan dasi tersebut dimatanya vierra bertekad ia akan bunuh diri agar ia kembali kedunianya.

namun ia sedikit takut pasalnya ini adalah Kebodohan sekali Dalam seumur Hidup, jika ia mati tapi ga kembali ke-dunianya kan Tamat Riwayatnya.

namun vierra dengan segala Kepercayaan dirinya pun majuTagentar.

Kini vierra sudah mengikat dasi tersebut dimatanya, inikah yg dinamakan pengen mati, tapi takut mati? kini vierra Tertawa Puas dengan Kebodohanya Yang tidak menjamin Nyawanya kembali.

Vierra berjalan pelan-pelan menuju jalan raya yang sangat ramai kendaraan berlalu-lalang
Ia sudah wanti-wanti supaya tidak terjatuh namun sulit bagi vierra untuk berjalan dengan mata tertutup,

tanpa disadari pun kini ia tersandung oleh kakinya sendiri yang membuat dirinya terjatuh, bahkan kendaraan berlalu lalang semangkin rame dengan suara klakson kendaraan sudah berbunyi sedari tadi.

bahkan umpatan kasar pengendara sudah vierra dengarkan namun gadis itu tak menghiraukanya saat ini ia hanya berharap cepat ada yang menabraknya dan mengembalikan jiwanya kedunia asalnya.

Kini vierra melanjutkan langkahnya, namun seketika dasi tersebut terlepas dari matanya yang membuat vierra membuka matanya tepat mobil hitam dengan kecepatan tinggi mengarah kepadanya kini vierra menarik nafas panjang lalu memejamkan matanya.

GUBRAKK!

_________________________

Dilain sisi

Sudah seminggu lebih Zeline mengurung diri dikamarnya layaknya mayat hidup ia hanya menangis, menangis dan menangis yang membuat maura dan hardian sebagai orang tua turut hancur, sudah kehilangan Vierra dan harus menyaksikan Zeline yang seperti itu.

Tusukan itu menyebabkan seorang gadis Yang bernama Vierra kehilangan nyawanya, sempat dibawa kerumah sakit tapi na'as takdir berkataa lain, kematian merengut nyawanya yang terbilang masih berusia muda, begitu cepat tuhan mengambil gadis itu untuk selamanya.

Zeline menatap album foto kebersamaanya dengan Vierra, air matanya sudah deras membanjiri album tersebut, andai saat itu Vierra tidak menolongnya harusnya yang mati dirinya bukan Vierra,

Kini maura dan hardian memasuki kamar putrinya maura menghampiri Zeline yang berada di lantai dengan terus menangis.

seketika maura memeluk tubuh gadis itu, sedangkan hardian membuka semua gorden hingga membuat kamar tersebut bersinar tidak seperti tadi gelap gurita, kini hardian menghampiri mereka dan ikut berpelukan,

Kini maura harus tegas kepada Zeline ia memegang halus pundak putrinya dan mengangkat dagunya.

"Apakah kau akan seperti ini selamanya? Dengan kau telarut dalam kesedihan, akan mengembalikan Vierra? Sadar Zeline sadar, dengan kau seperti ini Vierra tidak akan tenang disana." Ujar maura

"Harusnya aku yang mati mah, bukan vierra, ini semua salah aku mah maafkan aku, aku mohon maafkan aku." Ujar Zeline

"Mama udah bilang berapa kali Zeline ini semua bukan salah kamu, ini semua takdir, dengan kita merelakanya, itu akan membuat vierra tenang disana." Ujar maura

"Zeline, apa kamu akan membiarkan kembaranmu tidak hidup tenang disana." Ujar hardian menatap lekat Zeline

"Tidak! Aku ingin Vierra hidup tenang disana." Ujar Zeline kini maura dan hardian tersenyum

"Kalo Zeline pengen Vierra hidup tenang disana Zeline ngga boleh sedih lagi, kita harus ikhlaskan Vierra mulai sekarang oke, Zeline janji sama mama sama ayah ngga boleh sedih lagi."

Ujar Maura kini Zeline mengangguk ia mulai tersenyum benar kata mamanya ia tidak boleh telarut lama dalam kesedihan itu tidak akan baik baginya, ortunya dan Vierra.

"Yaudah Zeline istirahat dulu ya, mama sama ayah mau belanja bahan makanan." Ujar maura yang sudah dibales anggukan oleh Zeline.

Maura yang berniat pergi kini tersadar, ia kembali menghampiri Zeline lalu memberikan sebuah Novel yang sempat Zeline beli saat itu, Zeline menatap Novel tersebut.

"Ohiya mama hampir lupa saat itu kau membeli novel ini kan, jika kau bosen baca novel saja." Ujarnya

Kini Zeline mengambil Novel tersebut dan maura sudah melangkah pergi, Zeline menatap sampul Novel tersebut ia membuka lembaran halaman yg sempat ia tekut saat itu.

kini matanya sudah fokus membaca namun Zeline merasa ada yang aneh dengan novel tersebut, bukan kah halaman yg ia tekut menuju ending namun kenapa Novel tersebut masih memiliki banyak halaman

Bahkan Zeline merasa jika alurnya berubah namun ia tak ambil pusing mungkin ia yg salah.

kini Zeline tersenyum tipis saat melihat perubahan derastis dari tokoh Rosalie Aileen yang sebelas duabelas seperti Vierra, ohtidak! Saat ini vierra sudah hidup tenang diakhirat pikir Zelien.

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang