²⁴

2.3K 132 2
                                    

Sehabis makan malam tadi Arka sudah sibuk mempacking barang-barang yang akan ia bawa ke luar kota. Arka pergi ke luar kota yaitu Surabaya, memang cukup mendadak.

Sebenarnya Arka tidak ingin pergi karena hpl (hari prediksi lahir) Amaris sudah dekat. Tapi mau bagaimana lagi, ini tuntutan kerja.

Arka ke Surabaya untuk mengecek perusahaan yang ia beli sahamnya, Arka membeli saham perusahaan ini sekitar 25%.

"Sayang jangan berangkat yaaa," pinta Amaris dengan wajah puppy eyes.

Arka menangkup pipi Amaris, "aku harus berangkat sayang, karna perusahaan yang aku beli sahamnya lagi ada masalah."

"Penting banget yaa?"

"Iya dong sayang, kan cuman 1 hari," Arka.

"Yuk sekarang bobo, besok pagi aku anter kamu kerumah bunda. Biar ga sendirian disini," sambung Arka.

"Oke deh,"

Mereka berdua pun tertidur pulas, dengan posisi Amaris yang sambil dipeluk Arka.

꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Pagi harinya Arka mengantarkan Amaris kerumah mertuanya, sebelum ia pergi ke bandara.

"Bunda aku titip istri aku yaa," ucap Arka.

"Iyaa tenang aja," ucap Ghina.

"Santai Ar, nanti gue yang jagain bini Lo," ucap Satria.

"Ya udah aku berangkat ya, sayang." Pamit Arka pada Amaris.

"Janji yaa besok pulang,"  Amaris.

"Janji, besok aku pulang dan bawa makanan yang banyak buat kamu, aku pamit ya."

Arka jongkok mensejajarkan dengan perut Amaris. "Hallo anak Papa, papa pamit yaa, jaga Bubu selama papa ngga ada okey. Kamu jangan rewel didalam sana, besok papa pulang sambil bawa mainan buat kamu."

Arka kembali berdiri dan memeluk Amaris.

"Lebay ih, cuman Surabaya kalau lu kangen berat ris nanti kita susulin." Ucap Satria.

"Ngajedog sia," ucap Ghina.
(Diem kamu)

"Pamit ya semua, Assalamualaikum." Ucap Arka. Arka berangkat dan melajukan mobilnya.

(╥﹏╥)

Malam harinya Amaris terus menghubungi Arka, namun tidak ada jawaban.

"Kemana sih," kesal Amaris.

"Lagi sibuk kali nong," ucap satria.

"Bang dia tuh udah bilang buat selalu ngabarin gue, pas mau landing juga harusnya ngabarin gue," Amaris.

"Lupa kali," ucap Satria, sambil menyalakan tv.

"Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan GA 280520082810, tujuan Jakarta-Surabaya jatuh di perairan. 5 pramugari, pilot dan co-pilot belum ditemukan. 150 penumpang meninggal dunia."

"Kasian ih," ucap Satria.

Amaris mengecek handphonenya ternyata pesawat yang jatuh itu adalah pesawat yang ditumpangi oleh Arka.

"B-bang i-itu pesawat yang Arka naikin." Ucap Amaris dengan suara bergetar.

"Yang bener," ucap Satria memastikan. Ia mengambil handphone Amaris dan benar itu pesawat yang ditumpangi oleh Arka.

Satria langsung memeluk adeknya dan berusaha menenangkan. "Tenang dulu, Abang malam ini ke bandara dan liat perkembangan disana. Kamu dirumah sama bunda yaa."

"Aris ikut bang," Amaris.

"Ada apa?!" Tanya Ghina, yang baru pulang dari supermarket.

"Pesawat yang ditumpangin Arka jatuh bund, yah."

"Inalillahi!"

"Sekarang ayah sama Satria sekarang ke bandara ya, bunda tenangin Amaris dan telpon Aisha sama Arsen." Ucap Kavin.

"Sayang sabar yaa, kita kan belum tau pasti." Ucap Ghina.

"Assalamualaikum!" Arsen dan Aisha.

"Mama! Aa' mah Aa'," tangis histeris Amaris.

"Iya sayang sabar yaa, semoga semuanya baik-baik aja," Aisha.

"Aku takut ma, aku takut." Amaris.

"Aa' bakal selamat kan ma?" Tanya Amaris.

"Pasti pasti Arka bakal selamat."

"Tapi Bunda, Mama aku takut,"

"Insyaallah semuanya akan baik-baik aja," Arsen.

"Papa Aa' paaa," tangis Arka pada Arsen.

Arsen langsung memeluk Amaris. "Insyaallah Arka anak hebat dan kuat pasti Arka akan selamat,bisa kembali lagi sama kamu dan temenin kamu lahirin cucu papa ya ganteng ini,"

"Papa aku takut pa, takut. Takut kalau misal Aa' ngga bisa liat anaknya ini."

"Husst, Arka pasti liat dan adzanin anak kalian, Arka bakal liat anak kalian sampai besar."

•́  ‿ ,•̀

Sudah hampir pukul 12 malam, Amaris belum kunjung tidur. Ia masih menangis, masih terbayang perkataan reporter tv tadi.

"Adek papa pasti pulang kan?"

"Papa pasti bakal disini sama kita lagi kan? Bubu takut sayang,"

"Bubu yakin papa kan orangnya kuat pasti papa sehat-sehat aja, Adek kira-kira papa kedinginan ngga ya disana,"

"Kalau seandainya papa ngga selamat, nanti Adek harus jaga Bubu sesuai yang diamanatkan sama Papa ya."

"Adek harus jadi pahlawannya Bubu, Adek harus selalu ada buat Bubu." Dialog Amaris bersama anaknya.

•́  ‿ ,•̀

Keesokan harinya Satria dan Kavin masih belum pulang, mereka masih dibandara menunggu kabar baik yang datang.

"Pak Satria dan pak Kavin, saya ingin menyampaikan kabar baik dan juga kabar buruk. Penumpang bernama Arkatama Finandra Narthama, selamat pak. Namun-


Ada apa tuch???



Setuju ga kalau Arka jadi singkong? 😬

Tenang ngga bakal sad end kok, karna menuju ending masih panjang.

VOTE BIAR BESOK UPDATE!!⭐🌟🌠✨

I LOVE MY BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang