-oOo-
"HAHAHAHA.. Masih ngakak gua sama muka nya si OSIS bengkok itu," sedari tadi Arya terus tertawa karena mengingat kejadian beberapa menit lalu.
Arthur dan Arsen yang melihat nya muak, apa yang lucu? sedari tadi mereka berdua hanya diam sambil mendengarkan suara cempreng Arya yang tertawa.
"Sakit kuping gua ngedenger suara cempreng ni orang," bisik Arsen kepada Arthur sambil menatap datar Arya.
"Gua juga."
Arsen melihat mangkok bakso Arthur yang masih ada dua biji bakso. Melihat kuah bakso merah Arthur membuat otak Arsen terpikir suatu ide cemerlang.
"Thur," Arsen memberi isyarat dengan kedua tangan nya kepada Arthur. Berharap Arthur akan mengerti maksud nya.
Awal nya Arthur tidak mengerti maksud teman nya itu apa, tapi setelah di pahami lagi dia pun paham.
Arthur mengangguk. Lalu mulai menjalankan rencana yang di usulkan oleh Arsen, dengan menyuapi satu bakso milik nya ke mulut Arsen. Udah tau kan kalo Arthur makan bakso itu pasti pedes dan Arya ga suka pedes, jadi bisa di tebak rencana nya mereka itu apa.
"HUA.. PEDESS PEDES."
"HAHAHAHA! MAKAN TUH BAKSO."
"YAHAHAHA! MUKA NYA MERAH."
Gelak tawa Arthur dan Arsen menggelegar di kantin, karena berhasil menjahili satu teman cilik nya itu. Karena kepedasan Arya pun meminum habis minuman botol Arsen hingga habis tak tersisa.
"Jahat banget lo berdua."
"Lagian dari tadi ketawa mulu, udah kaya orang kena sindrom," sinis Arsen.
"Ya tapi ga gitu juga kali. Kalo gua mati nanti gimana?" tanya Arya kesal.
"Derita lo itu mah," cetus Arthur.
"Wah wah."
"Eh nanti malem jadi kan kita pergi ke pameran?" tanya Arsen.
"Jadi lah," singkat Arya.
"Di pameran pasti nanti ada rumah hantu nya, gua lagi pengen uji nyali. Nanti kita masuk ya," ajak Arthur kepada dua teman nya.
"Boleh"
"Engga"
Arsen dan Arya menjawab bersamaan tapi dengan jawaban yang berbeda.
"Arya ayo lah.. Jangan jadi penakut kaya gini," ajak Arsen seraya membujuk nya.
"Tau nih! lagian lo ga sendirian. kan ada kita berdua, si Arsen siap untuk melindungi lo," ucap santai Arthur, membuat Arsen terkejut.
"Apa? gua?"
"Apaan si lo! gua ga takut," elak Arya.
Sebenarnya Arya itu takut, tapi dia tidak mau kelihatan takut di depan dua teman nya itu, padahal Arsen dan Arthur sudah tau kalau Arya itu takut.