============> 3A bersama Riki <===========
========================================="Kemaren gua habis di interogasi sama Ibu gua, gara-gara pulang hampir Magrib."
"Kok bisa? emang nya lo ga izin dulu waktu di rumah Omah itu?" tanya Arya kepada Arthur.
"Engga, handphone gua mati."
"Terus-terus gimana tuh? Ibu lo marah sama lo? atau lo di gimanain gitu?" tanya Arya bertubi-tubi ingin tau.
"Terus si Aà di jewer sama Ibu, terus ga boleh main-main lagi sama kalian," tunggu, itu bukan Arthur yang menjawab tapi si Bungsu, Riki.
"Heh bocah diem lo! bisa aja gua bunuh lo di sini ya," ancam Arthur kepada Adik nya.
"Apa benar kata Adek lo itu, Thur?" tanya Arya yang masih belum percaya.
"Percaya aja lo sama tuh bocah gila," celetuk Arsen.
"Enak aja lo gila-gila. Peringkat pertama juara kelas ni bos," sombong Riki.
"Halah Tai kucing."
"Bay one kita Bang."
"Diem lo! gua usir dari sini baru tau rasa," ancam Arsen membuat Riki langsung diam.
Ya betul. Arya, Arthur dan si bungsu Riki berada di rumah Arsen. Seharusnya mereka saat ini sudah berada di sekolah, tapi saat ingin berangkat tiba-tiba ada info dari sekolah mereka kalau sekolah di libur kan. Alhasil mereka tak jadi pergi ke sekolah, padahal sudah memakai seragam.
Jadi Arsen mengajak mereka semua ke rumah nya untuk bermain, bukan semua. Hanya Arthur dan Arya, tapi bocah ingusan itu malah ikut-ikutan, Riki. Entah apa yang membuat sekolah Riki ikutan libur seperti sekolah mereka.
"Bang Arsen, lo ga ada game gitu buat gua mainin? bosen banget ini gua," keluh Riki.
"Ga ada, PS gua rusak."
"Ya beli lagi napa Bang, rumah gede gini masa ga mampu beli PS," pekik Riki.
"Kalo bukan Adek lo, udah gua bunuh ni makhluk sekarang juga!" sinis Arsen kepada Riki.
"Bang, lo sama Abang gua ga jauh beda."
"Ga jauh beda gimana?" tanya bingung Arsen, bukan Arsen saja. Tapi Arthur dan Arya juga ikut bingung.
"Sifat nya kaya psikologi," jawab nya enteng.
"Psikologi?"
"Itu loh Bang yang suka bunuh-bunuh orang itu, masa ga tau si?" heran Riki pada Arsen.
"PSIKOPAT BODOH!"
"Oh iya itu maksud diri ku."
"Gua percaya ga percaya kalo lo juara satu peringkat kelas, apa bener, Thur?" tanya Arya kepada Arthur.
"Percaya aja lo sama bocah ingusan," balas Arthur acuh.
"Wah berarti bohong lo ya? dosa lo, ki. Bohong-bohong kaya gitu," ucap Arya.